Mubadalah.id – Dalam beberapa Hadits, Rasulullah Saw telah memberikan teladan agung dalam kehidupan rumah tangga. Beliau biasa melakukan pekerjaan domestik, mendengarkan pendapat istrinya, serta memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.
Siti Aisyah Ra. meriwayatkan bahwa Nabi selalu bersikap lembut dan tidak pernah berbuat kasar kepada keluarganya.
Akhlak seperti inilah yang seharusnya menjadi teladan bagi umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Sebab, ukuran keimanan sejati bukanlah seberapa tinggi kedudukan seseorang. Melainkan seberapa baik ia memperlakukan orang terdekatnya.
Jika prinsip mubadalah kita terapkan, maka rumah tangga bukan lagi ruang terjadi diskriminasi. Melainkan tempat bertumbuhnya kasih sayang yang saling menguatkan. Suami dan istri akan melihat satu sama lain sebagai mitra, bukan untuk menguasai.
Dengan demikian, tuntutan untuk taat dan berbakti bukanlah beban satu pihak. Ia menjadi jalan dua arah tempat keduanya menumbuhkan akhlak mulia.
Sebagaimana dalam Buku Qiraah Mubadalah karya Dr. Faqihuddin Abdul Kodir, tujuan akhir dari seluruh relasi manusia adalah menghadirkan kasih sayang dan keadilan.
Maka, rumah tangga yang ideal bukanlah yang menjadikan perempuan tunduk dan laki-laki berkuasa. Tetapi yang menjadikan keduanya sama-sama berbuat baik, saling menghormati, dan berlomba-lomba dalam kebajikan.
Sehingga dengan semangat mubadalah, kita diajak untuk terus menumbuhkan kesalingan di setiap aspek kehidupan mulai dari keluarga hingga masyarakat luas.
Karena sesungguhnya, akhlak yang baik tidak bisa dipisahkan dari cara kita memperlakukan sesama. Dengan begitu, berbuat baik kepada pasangan, anak, maupun orang di sekitar adalah bentuk ibadah yang paling nyata. []