Mubadalah.id – Ciri khas dari Bulan Ramadan yang mulia ini adalah adanya kewajiban berpuasa selama satu bulan penuh. Semua umat islam begitu antusias menyambutnya, suasana seolah terasa berbeda dengan hadirnya keramaian ketika menjelang berbuka hingga malam harinya. Banyak kita jumpai bazar makanan di sepanjang jalan yang disambut antusiasme masyarakat sambil menunggu waktu berbuka, atau akrab kita sebut ngabuburit.
Setelah menahan lapar dan haus seharian, tentunya kegiatan ngabuburit kerap menyebabkan lapar mata. Seolah ingin menyantap semua makanan dan minuman yang penjual jajakan. Terlebih ketika harga yang pedagang tawarkan kita rasa cukup terjangkau. Banyak dari kita yang kemudian membeli beraneka ragam makanan, tanpa memikirkan bahwa ukuran lambung kita begitu terbatas. Karena terlampau kenyang, akhirnya banyak makanan yang terbuang selama Bulan Ramadan ini atau akrab kita sebut food waste.
Sekilas puasa memang hanya terlihat sebagai kegiatan menahan diri dari makan dan minum mulai dari terbit matahari sampai terbenamnya matahari. Namun di balik itu ada esensi luar biasa dari puasa. Yakni puasa mengajarkan kita tentang kesederhanaan dan kedisiplinan. Melatih diri untuk merasa cukup dan bersyukur. Mengajari diri tentang bagaimana rasanya kelaparan yang biasa dirasakan oleh sebagaian saudara-saudara kita yang kurang beruntung.
Ketika esensi berpuasa ada dalam diri, kita akan menjadi lebih menghargai makanan. Namun kenyataannya banyak yang masih lupa dengan esensi tersebut dan justru meningkatkan angka food waste selama Bulan Ramadan yang mulia ini.
Waspada Perilaku Food Waste
Menurut The State of Food Agriculture (FAO) 2019, food waste adalah penurunan kuantitas atau kualitas makanan akibat perilaku pengecer, penyedia jasa makanan, dan konsumen. Perilaku food waste ini bukanlah permasalahan sederhana karena dampaknya dapat menimbulkan kerugian di bidang ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
Berdasarkan data FAO, kurang lebih 1/3 dari pangan yang diproduksi terbuang percuma sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Ketika begitu banyak makanan terbuang sia-sia, FAO mencatat bahwa masih ada sekitar 750 juta penduduk dunia yang mengalami kesulitan dalam mengakses pangan.
Di Indonesia sendiri, rata-rata penduduk Indonesia membuang makanan sekitar 300 kg per kapita per tahun, kondisi ini tentunya menjadi ironi ketika masih ada sekitar 20 juta penduduk Indonesia yang kesulitan mengakses pangan dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Belum lagi isu lingkungan yang food waste timbulkan. Yaitu berupa peningkatan gas metana yang sangat berbahaya bagi atmosfer bumi dan berkontribusi besar dalam meningkatnya pemanasan global. Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi food waste selama bulan puasa ini?
Mulai Dari Diri Sendiri
Langkah awal untuk mengurangi food waste tentunya kita mulai dari membiasakan diri sendiri. Selama Bulan Ramadan, alangkah baiknya jika mempunyai rencana kapan buka bersama di luar bersama orang-orang terdeka. Dan, kapan harus memasak sendiri di rumah. Serta rencanakan apa saja yang akan kita masak untuk menu buka dan sahur. Hal demikian perlu kita rencanakan agar tidak berlebihan dalam belanja bahan pangan.
Upayakan pula untuk tidak membuang sisa makanan. Simpan dengan baik sisa makanan buka puasa untuk kita makan kembali ketika sahur agar tidak mubazir.
Regulasi Bazar Ramadan
Penyumbang food waste selain konsumen yang lapar mata, juga datang dari sisi penjual makanan dan minuman. Adanya bazar makanan ketika Ramadan menyebabkan banyak masyarakat berlomba-lomba menjadi penjual makanan dadakan. Mereka menjual makanan rumahan (makanan basah) tanpa disertai kepimilikan lemari es yang memadai sehingga jika terjadi kelebihan dagangan yang tidak laku di hari yang sama akan dibuang begitu saja karena tidak dapat diawetkan.
Selain itu, panitia Bazar Ramadan juga harus memiliki regulasi yang baik dan bijaksana, diantaranya mengenai ukuran Bazar Ramadan yang harus mereka sesuaikan dengan jumlah masyarakat. kKrena jika terlalu banyak bazar dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang ada, maka akan lebih berpotensi menimbulkan food waste. Selain itu, penting pula merencanakan Bazar Ramadan dari jauh-jauh hari agar penjual yang menjual jenis makanan yang sama dapat tersebar.
Distribusi Donasi Makanan
Seperti yang kita tahu, di bulan suci ini pahala segala amalan dilipatgandakan, sehingga semua umat islam ingin berlomba-lomba mencari pahala dengan berbagai kebaikan. Salah satu yang paling sering kita jumpai ketika Bulan Ramadan adalah berbagi makanan. Entah makanan untuk berbuka, maupun makanan-makanan ringan untuk menemani tadarus Al-Qur’an.
Berbagi makanan ini tentunya hal yang baik. Namun seringkali distribusi yang tidak merata justru menyebabkan penumpukan makanan di satu lokasi yang pada akhirnya berujung pada food waste pula. Alangkah lebih baiknya, sebelum berbagi makanan (dalam jumlah banyak khususnya), sudah lebih dulu melakukan survei lokasi yang memang dapat mendistribusikan makanan dalam jumlah yang sudah kita rencanakan.
Jangan sampai kemuliaan Ramadan tahun ini menjadi berkurang karena perilaku food waste yang kerapkali tidak kita sadari. Semoga Ramadan tahun ini dapat menjadi pengingat diri untuk membiasakan makan secukupnya, dan berhenti membuang-buang makanan. Karena di luar sana masih banyak saudara kita yang terpaksa merasakan kelaparan. []