• Login
  • Register
Rabu, 18 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Cegah Kekerasan Seksual, Edukasi Hal Ini Pada Anak

Terlampau sangat banyak konten di internet atau dunia maya yang kurang pantas bagi anak-anak. Oleh sebab itu, mendampingi dan mengawasi kegiatan anak saat menggunakan gawai adalah hal yang perlu dilakukan orang tua

Febrian Eka Ramadhan Febrian Eka Ramadhan
20/01/2022
in Keluarga
0
Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual

100
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kejahatan atau kekerasan seksual menjadi problem yang seakan tidak ada habisnya kita hadapi. Bahkan kasusnya senantiasa meningkat dari waktu ke waktu. Pelakunya juga datang dari berbagai kalangan. Mulai dari pejabat, anggota kepolisian, guru sekolah, sampai tokoh agama pun bisa jadi pelaku.

Kasus kekerasan seksual juga dapat terjadi di lembaga mana saja, termasuk lembaga pendidikan. Bahkan, yang lebih parah, kekerasan seksual dapat terjadi di dalam lingkungan keluarga. Jika di dalam keluarga saja sudah tidak aman, tempat mana lagi yang bisa kita harapkan?

Kenyataan tersebut menjadi catatan kritis dan tantangan besar bagi kita untuk menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif, sehat, dan bebas dari kekerasan seksual. Pada titik itulah peran orang tua teramat penting. Orang tua harus bisa menjadi pelindung utama yang mengedukasi anggota keluarganya, terutama anak-anak, agar tidak terjebak pada lingkaran kasus kekerasan seksual, baik sebagai pelaku maupun korban.

Peran orang tua sebagai edukator itulah yang sangat diperlukan. Anak-anak, sebagai individu yang paling rentan, harus mulai disadarkan dan diberi pengetahuan yang cukup guna terhindar dari kasus kekerasan seksual. Kiranya, ada beberapa hal yang mesti diedukasi kepada anak dari sedini mungkin.

Pertama, kenalkan bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain. Mengenalkan dan menjelaskan tentang bagian-bagian tubuh beserta fungsinya kepada anak akan memberikan pengetahuan dan kesadaran terkait bagian tubuh tertentu yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain, seperti misalnya dada, bibir, organ reproduksi, dan pantat. Dengan begitu, sejak dini anak akan senantiasa menjaga tubuhnya dan akan menolak setiap kemungkinan-kemungkinan yang membahayakan bagian tubuhnya yang sensitif tersebut.

Baca Juga:

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

Kedua, edukasi anak tentang perbedaan jenis kelamin. Orang tua harus mengajarkan anak terkait perbedaan yang ada antara laki-laki dan perempuan, terutuma perihal perbedaan fisik. Pengetahuan tentang perbedaan jenis kelamin akan membuat anak mampu menyesuaikan diri di hadapan lawan jenis, dan melakukan sesuatu sesuai dengan jenis kelaminnya, misalnya menggunakan toilet dan memakai busana yang sesuai dengan jenis kelaminnya.

Ketiga, tanamkan budaya malu kepada anak. Konsep tentang malu perlu orang tua ajarkan kepada anak agar anak dapat menghargai dan menghormati dirinya sendiri maupun orang lain. Rasa malu akan menjaga anak saat berinteraksi dengan lawan jenis dan mengetahui batasan-batasan terkait apa saja hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan terhadap lawan jenis. Contoh sederhananya, misalnya, adalah anak tidak akan melepas atau mengganti pakaian di tempat umum, sehingga mencegah tubuhnya terlihat oleh orang lain apalagi lawan jenis.

Keempat, hal yang perlu orang tua edukasikan kepada anak adalah soal tontonan. Tidak semua tontonan memiliki unsur pendidikan bagi anak, entah yang di televisi atau media daring seperti YouTube. Oleh sebab itu, selain harus cerdas memilah dan memilih tontonan bagi anak, orang tua bisa juga memberikan ketentuan dan batasan terkait aktivitas menonton. Hal itu guna menjauhkan anak dari dampak negatif tayangan yang mereka lihat. Secara alamiah, anak punya sifat senang meniru apa yang mereka lihat, dan apabila yang mereka lihat adalah sesuatu yang tidak pantas, itu akan memberikan pengaruh buruk kepada anak.

Kelima, temani anak saat bermain gadget atau gawai. Salah satu kebiasaan buruk orang tua milenial adalah memberikan kebebasan akses gawai secara penuh kepada anak. Padahal itu bukanlah langkah yang tepat. Apabila televisi saja sudah memuat banyak tayangan yang kurang baik, apalagi internet.

Terlampau sangat banyak konten di internet atau dunia maya yang kurang pantas bagi anak-anak. Oleh sebab itu, mendampingi dan mengawasi kegiatan anak saat menggunakan gawai adalah hal yang perlu dilakukan orang tua. Orang tua tidak sepantasnya berlepas tangan dan membiarkan akses mengakses apa saja lewat gawainya.

Terakhir, yang juga sangat penting adalah menumbuhkan rasa percaya anak kepada orang tua. Ini berarti orang tua mesti memberikan teladan kepada anak-anak. Jika tidak ingin anak masuk ke lingkaran kekerasan seksual, orang tua harus mencontohkan hubungan relasi yang sehat.

Contoh kecil, misalnya, dengan tidak bertengkar di depan anak. Selain itu, orang tua juga mesti mengajarkan anak untuk terbuka dan tidak bersikap menutup atau menyembunyikan sesuatu. Dengan keterbukaan dan sikap jujur anak, orang tua akan lebih mudah menangani perkembangan anak.

Tentu masih ada banyak langkah-langkah lain yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah kekerasan seksual, Cara Benar Mencegah Kekerasan Seksual Pada Anak terutama untuk memproteksi anak dari hal buruk tersebut. Namun, kiranya, hal-hal di atas adalah langkah sederhana yang mudah untuk dicoba. []

Tags: anakKekerasan seksualkeluargaorang tua
Febrian Eka Ramadhan

Febrian Eka Ramadhan

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta. Aktif di Komunitas Literasi Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta. Bisa dihubungi lewat Instagram @febbrooo

Terkait Posts

Perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

17 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Tanggung Jawab Perkawinan

Tanggung Jawab Pasangan Suami Istri dalam Menjaga Perkawinan

15 Juni 2025
Baru Menikah

Dinamika Pasangan Suami Istri yang Baru Menikah

13 Juni 2025
Kekerasan Finansial

Kisah Nyata Kekerasan Finansial dan Pentingnya Perjanjian Pranikah

11 Juni 2025
Dad's Who Do Diapers

Dad’s Who Do Diapers: Ayah Juga Bisa Ganti Popok, Apa yang Membuat Mereka Mau Terlibat?

10 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Dokumen Abu Dhabi

    Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Indonesia-sentris, Tone Positif, hingga Bisentris Histori dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Surga Raja Ampat dan Ancaman Pertambangan Nikel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina
  • Berproses Bersama SIS Malaysia
  • Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia
  • Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID