Mubadalah.id – Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar berbagai acara dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-69 sejak bulan Februari hingga Juli 2019. Fatayat NU DIY juga dorong peran perempuan sebagai agen perdamaian.
Acara tersebut diantaranya, Diskusi Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS), Lomba Video Sholawat Mubaadalah, dan Diskusi Novel Sastra Kepesantrenan “Suhita”.
Ketua PW Fatayat NU DIY, Khotimatul Husna mengatakan, dalam harlah ke – 69, Fatayat NU DIY mendorong semua elemen bangsa agar bisa bersatu, hidup berdampingan secara damai, bersemangat serta bekerja keras untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
“Kami mendorong peran perempuan sebagai agen perdamaian yang berkontribusi besar dalam terciptanya kerukunan dan menggerakkan kader Fatayat NU terlibat aktif dalam misi perdamaian,” kata Bu Khotim saat dihubungi Mubadalahnews, Rabu, 03 Juli 2019.
Menurutnya, di umur ke-67, Fatayat NU DIY memiliki Rencana Strategi (Renstra) lima tahun ke depan diantaranya penguatan militansi dan kapasitas kader secara intensif dan berkelanjutan, penguatan struktur kelembagaan di semua tingkatan, berperan aktif dalam memperjuangkan nilai Ahli Sunah Wal Jama’ah (Aswaja) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu, kata dia, juga melakukan pemberdayaan dan advokasi dalam isu perempuan dan anak juga kelompok minoritas lainnya.
“Kami mendorong peran aktif perempuan dalam berbagai bidang secara setara dan adil, berperan aktif dalam melakukan kontrol kebijakan sebagai upaya mewujudkan pemerintahan yang baik,” ungkapnya.
Ia pun berharap Fatayat NU DIY ke depan bisa memberikan konstribusi yang besar untuk agama, bangsa, negara dan dunia.
“Harapannya Fatayat tambah berjaya, dan maju,” jelasnya.
Untuk diketahui, acara yang digelar nanti malam bertajuk “Guyup Rukun Lan Gumregah Untuk Indonesia” akan digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta nanti malam jam 19.00 – selesai WIB, Rabu, 3 Juli 2019.
Acaranya akan dikemas dalam pertunjukan Sendratari yang menceritakan tentang jihad perempuan melawan radikalisme dan mewujudkan perdamaian.
Pertunjukan ini akan di tutup dengan pembacaan puisi dan orasi budaya sebagai penegas atas kecaman terhadap tindakan radikalisme.
Dalam pelaksanaannya, Fatayat NU DIY akan menggandeng para pegiat seni, perempuan Lintas Iman dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan kedamaian di bumi Mataram melalui kesenian. (RUL)