Sabtu, 15 November 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    silent revolution

    Prof. Alimatul Qibtiyah Sebut Silent Revolution sebagai Wajah Gerakan Perempuan Indonesia

    Alimat

    Alimat Teguhkan Arah Gerakan Perempuan Lewat Monev Sosialisasi Pandangan Keagamaan KUPI tentang P2GP

    mahasiswa dan diaspora Indonesia di Sydney

    Mahasiswa dan Diaspora Indonesia di Sydney Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

    Soeharto

    Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto

    Pahlawan Soeharto

    Ketua PBNU hingga Sejarawan Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Dosanya Besar bagi NU dan Masyarakat

    Disabilitas

    Di UNIK Cipasung, Zahra Amin: Jadikan Media Digital Ruang Advokasi bagi Penyandang Disabilitas

    Bagi Disabilitas

    Rektor Abdul Chobir: Kampus Harus Berani Melahirkan Gagasan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

    Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    4 Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah bagi

    Fiqh al-Murunah: Menakar Azimah dan Rukhsah dari Pengalaman Difabel

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Tumbler

    Tumbler: Antara Komitmen Jaga Bumi atau Gaya Hidup Masa Kini

    Gus Dur yang

    Di Balik Cinta dan Kebencian kepada Gus Dur

    Pendidikan Perempuan Rahmah el-Yunusiyah

    Strategi Rahmah El-Yunusiyah Memajukan Pendidikan Perempuan

    Kontroversi Gus Elham

    Kontroversi Gus Elham: Dakwah dan Gelombang Reaksi Publik

    Rahmah el-Yunusiyah sudah

    Jika Rahmah el-Yunusiyah Sudah Memulai Sejak 1900, Mengapa Kita Masih Berdebat Soal Pendidikan Perempuan?

    Memandang Disabilitas

    Menata Ulang Cara Kita Memandang Disabilitas

    Rahmah el-Yunusiyah

    Ketika Rahmah El-Yunusiyah Memulai Revolusi Pendidikan Perempuan

    Rahmah el-Yunusiyah

    Pentingnya Menjaga Warisan Rahmah El-Yunusiyah bagi Generasi Hari Ini

    Rahmah el-Yunusiyah

    Rahmah El-Yunusiyah: Perempuan Indonesia yang Mengubah Kebijakan Al-Azhar

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

    Perempuan Lebih Rendah

    Ketakwaan Perempuan Tidak Lebih Rendah dari Laki-laki

    Keterbukaan Rumah Tangga

    Keterbukaan Adalah Kunci Utama Keharmonisan Rumah Tangga

    Keterbukaan

    Pentingnya Sikap Saling Keterbukaan dalam Rumah Tangga

    Rumah Tangga dalam

    Mencegah Konflik Kecil Rumah Tangga dengan Sikap Saling Terbuka dan Komunikasi

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    silent revolution

    Prof. Alimatul Qibtiyah Sebut Silent Revolution sebagai Wajah Gerakan Perempuan Indonesia

    Alimat

    Alimat Teguhkan Arah Gerakan Perempuan Lewat Monev Sosialisasi Pandangan Keagamaan KUPI tentang P2GP

    mahasiswa dan diaspora Indonesia di Sydney

    Mahasiswa dan Diaspora Indonesia di Sydney Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

    Soeharto

    Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto

    Pahlawan Soeharto

    Ketua PBNU hingga Sejarawan Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Dosanya Besar bagi NU dan Masyarakat

    Disabilitas

    Di UNIK Cipasung, Zahra Amin: Jadikan Media Digital Ruang Advokasi bagi Penyandang Disabilitas

    Bagi Disabilitas

    Rektor Abdul Chobir: Kampus Harus Berani Melahirkan Gagasan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

    Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    4 Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah bagi

    Fiqh al-Murunah: Menakar Azimah dan Rukhsah dari Pengalaman Difabel

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Tumbler

    Tumbler: Antara Komitmen Jaga Bumi atau Gaya Hidup Masa Kini

    Gus Dur yang

    Di Balik Cinta dan Kebencian kepada Gus Dur

    Pendidikan Perempuan Rahmah el-Yunusiyah

    Strategi Rahmah El-Yunusiyah Memajukan Pendidikan Perempuan

    Kontroversi Gus Elham

    Kontroversi Gus Elham: Dakwah dan Gelombang Reaksi Publik

    Rahmah el-Yunusiyah sudah

    Jika Rahmah el-Yunusiyah Sudah Memulai Sejak 1900, Mengapa Kita Masih Berdebat Soal Pendidikan Perempuan?

    Memandang Disabilitas

    Menata Ulang Cara Kita Memandang Disabilitas

    Rahmah el-Yunusiyah

    Ketika Rahmah El-Yunusiyah Memulai Revolusi Pendidikan Perempuan

    Rahmah el-Yunusiyah

    Pentingnya Menjaga Warisan Rahmah El-Yunusiyah bagi Generasi Hari Ini

    Rahmah el-Yunusiyah

    Rahmah El-Yunusiyah: Perempuan Indonesia yang Mengubah Kebijakan Al-Azhar

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

    Perempuan Lebih Rendah

    Ketakwaan Perempuan Tidak Lebih Rendah dari Laki-laki

    Keterbukaan Rumah Tangga

    Keterbukaan Adalah Kunci Utama Keharmonisan Rumah Tangga

    Keterbukaan

    Pentingnya Sikap Saling Keterbukaan dalam Rumah Tangga

    Rumah Tangga dalam

    Mencegah Konflik Kecil Rumah Tangga dengan Sikap Saling Terbuka dan Komunikasi

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film CODA (2021): Potret Keluarga Ala Perspektif Mubadalah

Cinta tidak harus dengan perkataan “aku cinta kamu”. Memberikan cinta berarti saling mengasihi satu sama lain

Zenit Miung Zenit Miung
15 November 2025
in Film, Rekomendasi
0
Film Coda (2021)

Film Coda (2021)

14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Film CODA (2021) alias Child of Deaf Adults menceritakan seorang anak remaja, Ruby Rossi
(Emilia Jones), dibesarkan oleh orang tua Tuli. Ayahnya adalah Frank Rossi (Troy Kotsur) dan ibunya Jackie Rossi (Marlee Matlin). Saudaranya bernama Leo Rossi (Daniel Durant) pun mempunyai kondisi  sama dengan orang tuanya.

Ruby adalah siswa kelas 12 SMA yang pendiam. Dia mempunyai bakat terpendam. Pandai menyanyi dan merdu sekali. Ayah dan kakak laki-lakinya berprofesi sebagai nelayan. Ibunya seorang ibu rumah tangga.

Film ini mengadaptasi dari Film Prancis La Familie Bélier tahun 2014. Sutradaranya mendapatkan penghargaan dengan nominee Penulis Naskah Adaptasi terbaik di Academy Awards (Oscars) ke-94.

Film berdurasi 1 jam 51 menit ini menyajikan bagaimana peran dan relasi keluarga dari perspektif mubadalah. Masing-masing anggota keluarga mempunyai ikatan kesalingan.

Keluarga Menurut Perspektif Mubadalah

Dalam buku Qira’ah Mubadalah, Faqihuddin Abdul Kodir menuliskan bahwa Mubadalah berasal dari Bahasa Arab. Kata itu dari suku kata Ba’ Dal Lam (badala). Artinya mengganti, mengubah, menukar.

Makna lain, mubadalah merupakan bentuk kesalingan (mufa’alah) dan kerja sama antar dua pihak (musyarakah). Artinya saling mengganti, saling mengubah, saling menukar satu sama lain. Ada nilai kesalingan, kerja sama, dan timbal balik.

Pada menit 8.41 sampai 9.48 memperlihatkan Frank bekerja sama dengan istrinya menyajikan makan malam. Istrinya menyiapkan piring di atas meja. Sederhana tapi ini perilaku bahasa kasih suami istri. Musyarakah berbagi tugas domestik dalam sebuah rumah tangga.

Ruby membantu ayah dan kakaknya menangkap ikan di laut. Dia pula yang menjualkan hasil tangkapannya ke tengkulak. Ya, Ruby adalah jembatan komunikasi antara keluarga dengan orang-orang “mendengar”.

Ruby merasa ayahnya sedang membutuhkan dirinya ketika situasi guncangan finansial. Dia sebagai media komunikasi antar penjaga pantai dengan radio di kapal untuk memperingatkan batas teritorial hasil tangkapan laut. Dia memutuskan untuk membatalkan mendaftar beasiswa sekolah musik.

Kakaknya yang tahu Ruby punya bakat menyanyi menentang adiknya membatalkan melanjutkan sekolah tinggi. Leo tidak mau cita-cita adiknya terhambat hanya untuk interpreter bahasa isyarat orang tuanya saja.

Sang kakak mendukung 100 persen adiknya untuk meraih mimpinya. Melanjutkan pendidikan ke sekolah musik. Dia tahu adiknya mempunyai talenta menyanyi yang luar biasa.  Orang tua dan dirinya mampu  menangkap hasil laut sendiri  dan mengurus bisnis perikanan.

Komunikasi Kunci Resiliensi Keluarga

Ruby: Ibu pernah ingin aku Tuli?

Jackie: (Berbahasa isyarat) Saat kau lahir di rumah sakit, kamu diberi tes pendengaran. Kamu kecil dan manis dengan elektroda di seluruh tubuhmu. Dan aku berdoa kamu akan menjadi tunarungu. Para tim medis mengatakan kamu bisa mendengar. Aku merasa hatiku sangat sedih.

Ruby: Kenapa?

Jackie: (Bahasa isyarat) Aku cemas kita tidak bisa akrab. Seperti aku dan ibuku. Kami tidak bisa akrab.

Dialog singkat yang menyentuh hati antara ibu dan anak perempuannya. Ibunya berpikir jika menjadi tunarungu akan menjadi ibu yang buruk dan selalu mengecewakan putrinya. Anak perempuan itu justru merasa bersyukur mempunyai ibu hebat tunarungu.

Keluarga Rossi selalu bermusyawarah dalam situasi apapun. Mereka membincang soal masalah keuangan, awal mula ingin mendirikan koperasi ikan, dan keinginan anak perempuannya melanjutkan pendidikan tinggi.

Dalam mengimplementasikan pilar rumah tangga, keluarga yang harmonis bukan berarti lepas dari sebuah konflik. Anggota keluarga mampu mengelola konflik dengan prinsip-prinsip mubadalah: saling memahami dan saling berkomunikasi.

Komunikasi dapat menjadi resiliensi keluarga. Proses berkomunikasi menghasilkan sikap saling mengungkapkan perasaan masing-masing, saling berbagi, dan berempati. (Sri Lestari, Psikologi Keluarga).

Fungsi berbicara antar anggota berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah. Beban anggota keluarga dapat dipikul bersama-sama. Pola komunikasi dalam Film CODA (2021) mengimplementasikan adanya nilai mubadalah.

Ruby dan Mekarnya Kepercayaan Dirinya

Latar belakang keluarga Ruby yang Tuli membuatnya menjadi bahan olokan di sekolah. Dia pernah berbicara seperti orang Tuli. Teman-temannya mengejeknya. Dampaknya dia tidak yakin dan percaya diri bahwa dia mempunyai suara menyanyi yang indah.

Ruby tidak malu mempunyai keluarga Tuli. Hanya saja dia tidak ingin kondisi ayah-ibu serta kakaknya menjadi bahan olokan di depan umum.

Bernardo Villalobos (Eugenio Derbez) adalah pelatih ekskul paduan suara di sekolah. Orang yang menyakinkan Ruby  menemukan jati dirinya memiliki suara emas. Dari situ, percaya diri dalam dirinya mekar kembali. Dia berani bernyanyi di depan teman-temannya dan ikut serta dalam paduan suara.

Bernardo mendorong anak didiknya yang tomboy itu untuk mendaftar beasiswa sekolah musik. Dia dapat melihat potensi bahwa Ruby layak untuk mendapatkan pengetahuan tentang musik lebih mendalam.

Eksklusivitas Ruby, Frank, Jackie, dan Leo

“Film adalah refleksi dari realita itu sendiri,” kata Reza Rahadian di Kita Kumpul Online Bersama FFI yang diselenggarakan Komunitas Narasi 2021 silam.

Perkataan Reza ini maksudnya cerita atau adegan pembuatan film diambil dari kenyataan sosial yang acap kali terjadi di sekitar kita. Salah satu realitanya adalah disabilitas tidak mendapatkan akses inklusif saat di ruang publik.

Melalui film CODA (2021), menggambarkan eksklusivitas Teman Tuli ketika sedang menonton paduan suara. Juru bahasa isyarat atau layar tulisan tida ada .

Mereka bertiga hanya melihat terpaku dalam sunyi sambil senyum tipis. Barulah mereka tersenyum lebar ketika Greetie, teman karib Ruby sekaligus pacar Leo, mengatakan suara Ruby sangat bagus.

Penonton lain menikmati suara-suara merdu dari koor paduan suara. Orang tua Ruby hanya duduk tanpa ekspresi. Terkadang mereka berbicara sendiri membahas menu makan malam. Wajar saja mereka tidak bisa mendengar  suara merdu sang putrinya.

Mereka  hanya bisa menirukan apa yang orang-orang lain lakukan, seperti: tepuk tangan dan berdiri sebagai apresiasi terhadap penampil di atas panggung.

Sang sutradara pula menggambarkan non disabilitas mengalami eksklusivitas. Ketika sedang makan malam, Jackie melarang Ruby mendengarkan musik. Itu melukai harga diri seorang Tuli.

Selang beberapa detik, Leo memainkan Tinder di meja makan. Ruby protes. Mengapa dia tidak boleh mendengarkan musik? Jackie dan Frank mendukung Leo bermain Tinder. Ibunya menjawab satu keluarga bisa merasakan bermain Tinder. Musik tidak bisa dirasakan bersama.

Tidak hanya itu, sesama disabilitas merasakan stigma bahwa dia tidak mampu berbuat apa- apa. Ceritanya Frank dan Jackie tidak mempercayakan urusan bisnis perikanan kepada Leo. Anak laki-lakinya ini sebenarnya  mampu menjadi interpreter orang tuanya.  dia mampu membaca bahasa bibir. Dia cakap mengurus bisnis keluarga. Ide mendirikan koperasi adalah Leo.

Ya, gambaran-gambaran di atas mengungkapkan bahwa eksklusivitas terjadi pada disabilitas, non disabilitas atau dan antar disabilitas sendiri.

Film Coda Memotret Disabilitas Sebagai Subjek Utuh

Di film Coda (2021) sutradara membentuk karakter disabilitas tidak menjadi “objek kasihan”. Mereka sebagai subjek utuh. Artinya Teman Tuli ini dapat menjalani kehidupan layaknya manusia non disabilitas.

Frank dan Jackie sebagai orang tua mampu mengasuh anak-anaknya. Mereka bekerja, mengumpat, saling cinta satu sama lain. Frank terkadang melakukan “jokes bapak-bapak”. Leo memadu kasih dengan Greetie. Jago mengelola koperasi ikan. Mampu bersosialisasi. Pergi ke bar. Melindungi adiknya.

Ketika pertemuan antara komunitas nelayan, Frank bersuara dengan bahasa isyarat (interpreter: anak perempuannya) tentang ketidakadilan harga ikan di tempat lelang. Hasil tangkapan lautnya selalu dibeli tengkulak dengan harga rendah.

Dia mengusulkan akan mendirikan koperasi. Pembeli akan membeli ikan dari nelayan. Dengan begitu, para nelayan mendaptkan harga yang seimbang dari jualan ikan.

Sang sutradara dan penulis naskah, Sian Herder, berhasil menggambarkan perspektif mubadalah dimana disabilitas setara dengan non disabilitas. Maknanya disabilitas dianggap manusia yang utuh.

Bahasa Cinta Tanpa Suara

Cinta tidak harus dengan perkataan “aku cinta kamu”. Memberikan cinta berarti saling mengasihi satu sama lain. Saling mendengar pendapat tanpa berpikir pendapat siapa yang benar atau salah. Saling merelakan, menghargai, menghormati, memahami, mendukung, dan bekerjasama.

Dalam scene audiensi beasiswa musik, Ruby menyanyikan lagu Both Sides, Now oleh Joni Mitchell. Keluarganya turut menjadi penonton. Melihat kehadiran mereka, dia bernyanyi sambil berbahasa isyarat. Mereka terharu  “mendengar” Ruby bernyanyi.

Setelah melihat potensi diri anaknya, Frank dan Jackie mulai mendengarkan apa pendapat Ruby. Mereka sebenarnya tidak mau berinteraksi dengan orang-orang yang mendengar. Frank merasa ribet. Jackie merasa tidak berani bersosialisasi. Leo berani bersosialisasi.  Dia bisa membaca bahasa bibir.

Frank mempekerjakan orang rungu di kapalnya. Jackie mulai membuka diri untuk berinteraksi dengan orang-orang rungu. Leo mendapatkan kepercayaan untuk mengurus bisnis koperasi ikan.

Jackie dan Frank merelakan Ruby untuk menempuh pendidikan musik di kota lain. Mereka berempat berpelukan erat melepas kepergian Ruby.

Mereka saling menunjukkan rasa cinta satu sama lain melalui bahasa isyarat Amerika atau  ASL- American Sign Language. Jari kelingking, telunjuk, dan ibu jari ke atas, jari manis menekuk ke telapak tangan dan jari tengah menunggangi jari telunjuk. Salam inklusi! []

Tags: AksesibilitasFilm Coda (2021)Hak Penyandang DisabilitasInklusi SosialIsu Disabilitas
Zenit Miung

Zenit Miung

Kunci menulis adalah membaca

Terkait Posts

Memandang Disabilitas
Publik

Menata Ulang Cara Kita Memandang Disabilitas

15 November 2025
Teruslah Bodoh Jangan Pintar
Buku

Teruslah Bodoh Jangan Pintar: Antara Cacat Moral dan Disabilitas Fisik

14 November 2025
Berdayakan Penyandang Disabilitas
Publik

Akhiri Stigma, Hentikan Bullying, dan Berdayakan Penyandang Disabilitas

14 November 2025
Kosmetik Ramah Difabel
Publik

Kosmetik Ramah Difabel Ternyata Masih Asing di Pasar Lokal

13 November 2025
Disabilitas Psikososial
Publik

Memberi Kemanfaatan Bagi Disabilitas Psikososial

12 November 2025
Down Syndrom dan Mubadalah
Publik

Down Syndrom dan Mubadalah: Kopi Kamu Buktikan Martabat Kerja Barista DS

11 November 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Teruslah Bodoh Jangan Pintar

    Teruslah Bodoh Jangan Pintar: Antara Cacat Moral dan Disabilitas Fisik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menjaga Warisan Rahmah El-Yunusiyah bagi Generasi Hari Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Rahmah El-Yunusiyah Memulai Revolusi Pendidikan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Pangku: Kasih Ibu yang Tak Pernah Sirna

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rahmah El-Yunusiyah: Perempuan Indonesia yang Mengubah Kebijakan Al-Azhar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tumbler: Antara Komitmen Jaga Bumi atau Gaya Hidup Masa Kini
  • Di Balik Cinta dan Kebencian kepada Gus Dur
  • Film CODA (2021): Potret Keluarga Ala Perspektif Mubadalah
  • Strategi Rahmah El-Yunusiyah Memajukan Pendidikan Perempuan
  • Kontroversi Gus Elham: Dakwah dan Gelombang Reaksi Publik

Komentar Terbaru

  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID