Mubadalah.id – Beberapa hari ini jagat media sosial tengah ramai membincangkan sebuah film berjudul Vina yang belum lama ini tayang di Bioskop. Yang menjadikan film itu ramai, ternyata memang mengandung peristiwa yang sangat tragis pada 2016 silam. Saya sendiri memang belum menontonnya.
Catatan harian ini menjadi empati sekaligus prihatin, atas gawatnya pergaulan remaja, terutama korban atas nama Vina dan seorang laki-laki remajanya.
Entah detailnya seperti apa yang jelas, film tersebut memvisualisasikan pergaulan yang sangat gawat di kalangan remaja. Diwakili oleh pergaulan Vina dan rekan-rekannya. Sebuah peristiwa tragis yang mulanya mungkin terpicu persoalan sepele soal cinta monyet sepasang remaja dan kecemburuan.
Pergaulan itu malah berujung perilaku radupaksa dan penganiayaan terhadap Vina dan salah seorang rekan laki-lakinya. Kedua korban mereka hantam dengan kayu besar, terlindas motor, mereka pukul sampai meninggal dunia.
Kejamnya lagi, peristiwa tragis itu awalnya dianggap sebagai peristiwa kecelakaan hebat untuk menghapuskan jejak yang sebenarnya. Pertanyaan saya, kok bisa? Meskipun butuh waktu yang lama, kebenaran itu terungkap, konon 8 orang dari 11 pelaku telah dihukum berat, termasuk hukuman mati.
Anehnya dalang peristiwa tragis ini justru belum tertangkap. Santer pemberitaan media bahwa dalang peristiwa tragis ini berlindung di balik oknum aparat penegak hukum. Astaghfirullah.
Kerasukan Arwah Vina
Masih cerita dalam film itu, para pelaku ternyata tertangkap karena perantara salah seorang rekan perempuan Vina bernama Linda yang mendadak kerasukan arwah Vina. Linda dengan nada bicara seperti meracau, terus mengungkapkan fakta demi fakta bahwa kematian ia dan rekan laki-lakinya bukanlah karena kecelakaan hebat, melainkan ada skenario pembunuhan yang disengaja.
Saya berdo’a, semoga kedua korban meninggal dunia dalam keadaan yang baik dan para pelaku yang belum tertangkap segera diburu untuk dihukum dengan yang paling berat.
Saya meyakini masih banyak korban sebagaimana Vina. Masih banyak para remaja perempuan maupun laki-laki yang harus mengakhiri masa hidupnya dengan begitu tragis akibat pergaulan yang tidak karuan. Sungguh, ini pelajaran berharga bagi para orang tua dan kita semua. Betapa pentingnya menjadi pelindung bagi keberadaan para remaja.
Pesan bagi Orang Tua
Remaja, sebagaimana kita tahu, merupakan elemen vital dalam masyarakat sebagai harapan regenerasi bangsa. Jiwa yang meluap-luap, masa pubertas dan rasa ingin hidup bebas begitu mudah merasuki para remaja.
Sebagai orang yang juga tengah menjadi orang tua, sedikitnya saya merasakan kekhawatiran atas pergaulan remaja yang gawat itu. Makanya, tidak ada kata terlambat bagi para orang tua agar semakin hati-hati dalam mendidik anak, termasuk juga memilih lembaga pendidikan.
Seketat-ketatnya pengawasan dari orang tua, waktu di luar rumah akan lebih lama ketimbang dengan waktu di dalam rumah bersama orang tua. Apalagi orang tua yang kadung super sibuk.
Orang tua, selain harus berusaha menjadi sahabat bagi anak-anaknya, juga harus punya amalan tertentu agar Allah senantiasa melindungi anaknya. Terutama menjadi contoh yang baik bagi anaknya dalam beribadah. Didik anak sedini mungkin untuk disiplin beribadah, apakah salat lima waktu, mengaji Al-Qur’an, penanaman akhlakul karimah, kebiasaan bersedekah dan lain sebagainya.
Saya sangat berempati, sebab latar dari film Vina itu ternyata di Cirebon. Tempat-tempat yang tersaji dalam film itu tidak asing bagi masyarakat Cirebon. Peristiwa tragis yang meregang nyawa ini harus menjadi teguran bagi kita semua, terutama Pemerintah Daerah, aparat penegak hukum, para ulama, para orang tua dan umumnya masyarakat. []