• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Kisah Yu Mas Bangkitkan Semangat Aktivis Perempuan di Thailand Selatan

Winarno Winarno
07/12/2018
in Aktual
0
Aktivis Perempuan di Thailand Selatan

Ulama Perempuan sekaligus Pengasuh Pesantren Kebon Jambu Cirebon, Hj. Masriyah Amva memberikan pelatihan di Pattani, Thailand Selatan.

47
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,- Ulama perempuan asal Cirebon, Ibu Nyai Masriyah Amva menceritakan kisah hidupnya sebagai pemimpin sekaligus yang mengelola pesantren pasca ditinggal suami dan orangtuanya yang wafat. Karena tekad dan semangat yang kuat, jumlah santri Pesantren Kebon Jambu Ciwaringin terus meningkat.

Tak hanya itu, Yu Mas, panggilan akrabnya, bersama ulama dan aktivis perempuan telah sukses menyelenggarkan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang bertempat di Pesantren Kebon Jambu setahun yang lalu. Semua kesuksesan tersebut, karena Yu Mas menyandarkan hidupnya pada Allah Swt dalam mengelola pesantren.

Demikian Yu Mas menceritakan kisah hidupnya sebagai Pengasuh Pesantren Kebon Jambu Cirebon pada kegiatan Belajar Bersama di Pattani, Thailand Selatan, 7 Desember 2018.

“Dulu saya bukan siapa-siapa, hanya seorang istri kyai di sebuah pesantren tradisional di Cirebon Jawa Barat. Saya merasa terpuruk, ketika ditinggalkan suami wafat, lalu semua orang tua, satu-persatu justru menjemput anak-anaknya, dan pesantren menjadi sepi,” kata Yu Mas melalui pesan tertulis yang diterima Mubaadalahnews.

Ketika jumlah santri semakin menurun, Yu Mas merenung dan menyandarkan hidupnya kepada Sang Pencipta. Yu Mas merasakan Allah Swt yang akan menemaninya dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam mengelola pesantren.

Baca Juga:

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

Etika Sosial Perempuan dalam Masa ‘Iddah

“Setelah mengalami keyakinan penuh, pada suatu malam, saya kumpulkan anak-anak santri yang tersisa. Saya memahami kekhawatiran mereka tentang kondisi pesantren ini setelah ditinggalkan kyai mereka, suami saya yang sudah wafat itu,” tuturnya.

Di hadapan mereka, Yu Mas mengatakan bahwa dirinya telah menemukan pengganti suaminya, yang akan mengurus dan membawa pesantren ini menjadi lebih hebat dan lebih besar. Dialah sosok yang jauh lebih mulia dan lebih agung dari suaminya, bahkan dari siapapun.

“Dialah Allah Swt yang menjadi pengganti Akang. Dialah (Allah) yang sekarang yang menjadi pengasuh Pesantren Kebon Jambu. Di tangan-Nya pasti pesantren ini akan lebih maju,” ucapnya.

Dengan pernyataan tersebut, kata dia, para santri justru bergembira, bahkan memperoleh semangat kuat dan bersama-sama membangun kembali pesantren. Sekarang jumlah santri justru semakin besar dibandingkan saat suami Yu Mas mengelola pesantren tersebut.

“Dulu hanya beberapa ratus saja, sekarang ada sekitar 1.700 orang santri yang belajar di pesantren saya,” kata Ibu Nyai.

Feminis Islam

Yu Mas meyakini jika perempuan, seperti yang dialaminya bersandar kepada Allah Swt Maka dia akan kuat sebagaimana laki-laki. Inilah feminisme Islam. Perempuan dan laki-laki hanya bersandar kepada Allah Swt, bukan perempuan kepada laki-laki atau sebaliknya. Dan inilah tauhid dalam yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi-nabi-Nya, terutama Nabi Muhammad Saw.

“Saya yakin di sini, Thailand Selatan ini, juga akan lahir ulama perempuan yang hebat dan maju. Jika keyakinan kita semua disandarkan kepada Allah Swt, bukan kepada siapapun makhluk di muka bumi ini, dan di antara kita, maka laki-laki dan perempuan menjadi setara. Tidak ada yang merasa lebih kuat atau lebih lemah, tetapi saling memperkuat satu sama lain,” terangnya.

Kisah Ibu Nyai Masriyah memperoleh respon gegap gempita dari para peserta, yang kebanyakan adalah aktivis perempuan di Thailand Selatan. Di antara peserta merasa terharu dan kembali yakin dengan ketauhidan Allah Swt.

Salah satu peserta asal Malaysia, Muhammad Afiq Muhammad Noor mengaku merinding mendengar kisah Ibu Nyai. Ternyata tidak perlu banyak dalil dan argumentasi untuk beriman dengan keadilan Islam.

“Cukup keyakinan bahwa sandaran setiap orang itu adalah Allah Swt, sehingga relasi antar manusia menjadi setara,” kata Muhammad Afiq Muhammad Noor, mahasiswa yang tengah mengambil Ph.D di Melbourne University.

Senada, tak hanya aktivis Malaysia, beberapa perempuan dari Thailand yang dipanggil Kak Yu, Kak Pridah, dan Kak Hasanah juga merespon kisah Ibu Nyai Masriyah Amva. Mereka merasa perlu dan harus ada ulama perempuan yang muncul di Thailand.

Yaitu ulama-ulama yang memahami isu-isu dan pengalaman perempuan, karena sementara ini seringkali ulama laki-laki memberi fatwa tentang perempuan. Padahal mereka tidak memahami realitas pengalaman perempuan. (FQH/WIN)

Berita tentang Yu Mas lainnya:

Pesantren Tidak Menghambat Perempuan Mengaktualisasikan Diri

Umat Islam Jangan Terpedaya Ceramah yang Menghina

Tags: AllahFeminismuslimperempuanpesantrentauhidulamaulama perempuanYu Mas
Winarno

Winarno

Winarno, Alumni Pondok An-Nasucha, dan ISIF Cirebon Fakultas Usuluddin

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID