Senin, 29 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Putri Ariani

    Dukungan Ibu Antar Putri Ariani Penyanyi Disabilitas Netra, ke Panggung Internasional

    Haul Gus Dur

    Membaca Nilai Asasi Agama dari Peringatan Haul Gus Dur dan Natal

    Bencana

    Tanpa Pembenahan di Hulu, Bencana Ekologi Terus Mengintai Sumatra–Aceh

    Ekologis

    Catatan Ekologis Akhir Tahun: Menutup Luka Alam yang Belum Pulih

    Bencana Ekologi

    Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera

    Disabilitas sebagai Kutukan

    Memaknai Disabilitas sebagai Keberagaman, Bukan Kekurangan atau Kutukan

    Disabilitas

    Di Mana Ruang Keadilan bagi Penyandang Disabilitas?

    CBB

    Cewek Bike-bike (CBB) Vol. 2: Mengayuh Bersama, Merayakan Tubuh Perempuan

    Taubat Ekologis

    Saatnya Taubat Ekologis dan Kembalikan Sakralitas Alam

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Putri Ariani

    Dukungan Ibu Antar Putri Ariani Penyanyi Disabilitas Netra, ke Panggung Internasional

    Haul Gus Dur

    Membaca Nilai Asasi Agama dari Peringatan Haul Gus Dur dan Natal

    Bencana

    Tanpa Pembenahan di Hulu, Bencana Ekologi Terus Mengintai Sumatra–Aceh

    Ekologis

    Catatan Ekologis Akhir Tahun: Menutup Luka Alam yang Belum Pulih

    Bencana Ekologi

    Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera

    Disabilitas sebagai Kutukan

    Memaknai Disabilitas sebagai Keberagaman, Bukan Kekurangan atau Kutukan

    Disabilitas

    Di Mana Ruang Keadilan bagi Penyandang Disabilitas?

    CBB

    Cewek Bike-bike (CBB) Vol. 2: Mengayuh Bersama, Merayakan Tubuh Perempuan

    Taubat Ekologis

    Saatnya Taubat Ekologis dan Kembalikan Sakralitas Alam

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Lagu Senjata Pria; Upaya Penanaman Virus Amoral yang Mengganggu Spiritual dan Intelektual

Menyimak lirik terakhir lagu “Senjata Pria”, umat seolah sedang dipecut agar masuk ke satu lubang kekejaman, satu laku kriminal yang akan mengeluarkan manusia dari kemanusiaanya

Ahmad Dirgahayu Hidayat Ahmad Dirgahayu Hidayat
20 September 2022
in Personal
0
Lagu Senjata Pria

Lagu Senjata Pria

482
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dahulu, sekitar 15 tahun lalu saat saya dan kawan-kawan yang sebaya masih duduk di bangku kelas empat SD, kami kerap mendengar lagu “Senjata Pria”. Lagu yang saya sendiri tidak tahu siapa penciptanya. Lagu itu populer di kalangan remaja dan anak-anak desa secara alami. Mungkin awalnya hanya diperdengarkan kepada satu atau dua orang, lalu yang mendengar ini menyampaikan kepada kawan-kawan yang lain hingga tersebar ke mana-mana.

Akhirnya, kami yang masih ingusan, masih senang kejar-kejaran, gemar bermain bola sampai petang dan berhenti saat orang tua kami datang membawa rotan, seolah dipaksa keadaan untuk turut menyanyikan lagu jorok itu. Kami bernyanyi dengan penuh riang tanpa mengenal waktu dan tempat; di sekolah, di tempat bermain, saat mengaji di surau, saat mandi di sungai, dan lain-lain.

Entah siapa yang berjasa mengenalkan lagu tak senonoh ini kepada anak-anak seusia kami. Anehnya, saya pribadi tidak bisa melupakannya. Barangkali hikmahnya, saya menerima amanah untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak lagu tersebut. Sehingga tidak akan lahir lagi lagu-lagu serupa yang menjadi wiridan anak-anak desa.

Lirik Lagu “Senjata Pria”

Berikut kami sertakan lirik lagu “Senjata Pria”, dengan harapan, siapa pun yang membaca tulisan ini, segera mengantisipasi lahirnya budaya-budaya amoral di tengah masyarakat. Terutama sekali budaya yang akan meruntuhkan generasi-generasi kita dalam bentuk apa pun. Inilah lirik tak terpuji yang menodai pikiran anak bangsa;

Senjata tajam senjata pria

Yang disukai para wanita

Bergerak maju-mundur

Bertempur di atas kasur

Kalau hamil, ayo kita kabur..

Anak-anak seusia kami waktu itu memang tidak benar-benar paham maksud setiap liriknya dan tujuan ia diciptakan. Kami hanya mendendangkannya dengan riang gembira.

Lagu “Senjata Pria” Menanamkan Virus Amoral

Rupanya moral anak-anak desa saat itu telah tersusupi oleh budaya yang amat buruk, penanaman virus kriminalisasi dan sikap tidak bertanggung jawab. Saat melihatnya sekilas, lagu itu tampak terlihat sebagai senda gurau biasa, hanya nyanyian anak-anak yang tak layak kita perhitungkan serius.

Namun, jika dilihat lebih cermat, dalam ilmu penanaman karakter terhadap anak-anak, nyanyian tersebut bukan biasa-biasa saja. Sebab penanaman karakter anak pasti berawal dari yang tampak tidak serius dan senda gurau. Itulah cara terampuh untuk melawan karakter baik yang ada dalam diri mereka, yaitu dengan menjelmakan nilai-nilai “kotor” ke dalam dunia bermain mereka.

Sehingga, mana yang paling menyenangkan, itulah yang paling melekat dalam kepribadian mereka. Penanaman karakter berawal dari pendengaran dan penglihatan, kemudian berlanjut menjadi ucapan atau nyanyian sehari-hari, dan akhirnya mandarah daging, menjadi aktifitas yang tidak mudah dihilangkan. Jika tidak segera diretas, maka persentase warna hitam sebagai lambang gelap budaya akan mendominasi kehidupan umat beragama.

Menyimak lirik terakhir lagu “Senjata Pria”, umat seolah sedang dipecut agar masuk ke satu lubang kekejaman, satu laku kriminal yang akan mengeluarkan manusia dari kemanusiaanya. Lirik terakhir ini juga sedang menggambarkan bahwa generasi perempuan kita akan dipersiapkan menjadi sarang kriminalisasi selanjutnya. Na’udzubillah min dzalik.

Oleh karena itu, para ulama perempuan harus tampil sejak dini, mengambil peran sampai ke pelosok-pelosok desa. Turut aktif menggawangi hal-hal kecil semacam ini, setidaknya dengan membuat lagu tandingan yang mengajarkan moral dan menjunjung tinggi martabat perempuan, serta mempopulerkannya sampai tidak kita temukan peluang sekecil apa pun yang berperan sebaliknya.

Karena cara ampuh melawan virus amoral di tengah masyarakat multikultural-terlebih di era digitalisasi ini-bukan dengan memaki-maki pelakunya atau dengan menasehatinya lewat panggung khutbah saja. Melainkan dengan menyuntikkan virus moral sebanyak-banyaknya melalui media dakwah populer di masa itu. Begitulah pelajaran metode dakwah yang bisa kita ambil dari para Walisongo yang pernah berjuang melawan gelap budaya.

Lagu “Senjata Pria” Berperan Merusak Basic Spiritual dan Intelektual

Saya berani menantang orang-orang yang berbeda pandangan dengan saya dalam melihat dampak buruk lagu “Senjata Pria” ini atau yang semacamnya, jika anak-anak seusia SD menyanyikannya secara membabi buta. Tanpa kenal waktu dan tempat. Bagi saya pribadi, lagu itu cukup berperan dalam meruntuhkan basic intelektual dan spiritual para bocah yang masih berkutat dalam dunia bermainan.

Boleh kita uji coba dan mari buktikan hasilnya. Saya bisa bicara demikian karena saya sendiri buktinya. Karena lagu itu, saya tidak mendapatkan edukasi tentang relasi perempuan dan laki-laki secara sehat dan beretika baik. Saya baru mendapatkan keterangan yang benar setelah saya di pondok pesantren.

Sebuah syukur yang besar dapat mengenyam pendidikan sejak dini di tempat mulia itu. Lagu tersebut cukup merusak basic spiritual dan intelektual kami. Bagaimana tidak, anak seusia SD seharusnya menghafal bacaan salat dengan benar, melafalkan doa-doa, mengingat sejarah nabi dan rasul, dan seterusnya. Tapi malah mendendangkan nyanyian yang tidak semestinya.

Harapan untuk Masa Depan

Secara data empiris, saya memang tidak punya. Terkait berapa persentase yang mendapat edukasi buruk dan berapa yang tidak, jelas tidak ada dalam catatan harian saya. Namun, saya sendiri merasakan penyesalan yang rumit, entah kepada siapa dan apa.

Yang pasti, saya iri-dalam makna yang positif-melihat anak-anak saat ini yang sudah belajar di pondok sejak SD, di pelbagai TPQ mereka sudah menghafalkan Al-Qur’an, dan ketika di bangku SMP kelas delapan atau sembilan mereka sudah hafal 30 juz. Kemudian saya lanjut mengkaji literasi kitab kuning secara fokus, hingga mereka lahir menjadi gerenasi para ulama. Saya iri dengan itu semua. Iri yang menuntut saya melafalkan alhamdulillah sebanyak-banyaknya.

Dari itu, kita awali dengan bismillahirrahmanirrahim saya bertekad untuk mengawangi moral dan intelektual umat. Semoga dalam waktu dekat, lembaga fokus kajian literasi kitab kuning yang menjadi program pesantren kami di desa, berjalan lancar, berkembang dan maju dengan pesat. Sehingga, mampu menjadi lentera di tengah masyarakat yang membentengi generasi-generasi kita selanjutnya. Wallahul musta’an, hanya Allah sang penolong sejati. []

Tags: anakLagu Senjata PriaparentingpengasuhanPsikologi Remaja
Ahmad Dirgahayu Hidayat

Ahmad Dirgahayu Hidayat

Ahmad Dirgahayu Hidayat, alumnus Ma’had Aly Situbondo, dan pendiri Komunitas Lingkar Ngaji Lesehan (Letih-Semangat Demi Hak Perempuan) di Lombok, NTB.

Terkait Posts

Parenting Anxiety
Keluarga

Parenting Anxiety: Ketika Mengasuh Anak Berada di Bayang-bayang Parenting Goals

27 Desember 2025
Al Ummu Madrasatul Ula
Keluarga

Al Ummu Madrasatul Ula; Setiap Kita adalah Ibu

24 Desember 2025
Mother Wound
Keluarga

Dear Perempuan, Belajar Tidak Mewariskan Luka Mother Wound, Yuk!

22 Desember 2025
Orang Tua Durhaka
Keluarga

Orang Tua Durhaka, Bagaimana Bisa?

21 Desember 2025
Anak Pertama
Film

Film In Your Dream: Apakah Benar Anak Pertama Dilahirkan untuk Selalu Kuat?

20 Desember 2025
Gerakan Ayah Ambil Rapor
Keluarga

Pro Kontra: Gerakan Ayah Ambil Rapor, Solusi atau Retorika?

19 Desember 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Disabilitas sebagai Kutukan

    Memaknai Disabilitas sebagai Keberagaman, Bukan Kekurangan atau Kutukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Mana Ruang Keadilan bagi Penyandang Disabilitas?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cewek Bike-bike (CBB) Vol. 2: Mengayuh Bersama, Merayakan Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dukungan Ibu Antar Putri Ariani Penyanyi Disabilitas Netra, ke Panggung Internasional
  • Membaca Nilai Asasi Agama dari Peringatan Haul Gus Dur dan Natal
  • Tanpa Pembenahan di Hulu, Bencana Ekologi Terus Mengintai Sumatra–Aceh
  • Catatan Ekologis Akhir Tahun: Menutup Luka Alam yang Belum Pulih
  • Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera

Komentar Terbaru

  • dul pada Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID