Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Fikr Cirebon, KH. Husein Muhammad menyampaikan dengan membaca kisah tersebut menegaskan bahwa ternyata laki-laki juga bisa menjadi sumber fitnah, dan menjadi problem sosial.
Selain itu, Buya Husein kembali menceritakan kisah lain yang sama terjadi pada zaman ini:
Omar Borkan Al-Gala, Ia dideportasi dari Arab Saudi. Pria ini terlalu tampan, ganteng dan keren. Omar bersama dua orang pria tampan lainnya diamankan saat berada di Jenadrivah Heritage & Cultural Festival, di ibukota Riyadh, Saudi Arabia.
Polisi syariah atau Mutaween di kota itu beralasan pemuda-pemuda tersebut dikhawatirkan bisa mengganggu kaum perempuan setempat yang hadir.
Menurut Mutaween (semacam Wilayatul Hisbah/WH), para perempuan dikhawatirkan tidak akan mampu menahan diri dan tergoda dengan ketiga pria tampan tersebut.
Laki-laki sekali lagi, kata Buya Husein, ternyata bisa menjadi sumber fitnah kaum perempuan, pada zaman klasik maupun modern.
Lalu Buya Husein menanyakan, mungkinkah laki-laki diwajibkan di rumah saja?.
Kisah Nabi Yusuf di Dalam Al-Qur’an
Kisah dimana laki-laki dikejar-kejar, menggelisah hati perempuan dan mengganggu ketenangannya (secara seksual), sudah juga disebutkan al-Qur’an.
Dalam al-Qur’an ada cerita tentang Imra-ah al-‘Aziz, istri pejabat Mesir, (dikenal publik sebagai Siti Zulaikha). Ia mabuk kepayang kepada Yusuf As yang di kemudian hari diangkat Tuhan menjadi Nabi itu.
Nabi Yusuf dikenal luas sebagai pemilik postur tubuh indah dan wajah amat tampan. Keelokan parasnya dan kegagahan tubuhnya telah menggelisahkan hari-hari Zulaikha yang adalah tuan putrinya atau majikannya.
Hasratnya kepada Yusuf begitu menggebu-gebu. Al-Qur’an menyebutnya : “Qad Syaghafaha Hubban”. (Sesungguhnya, cintanya kepada bujangnya itu sangat mendalam).
“Yusuf berkata:
قَالَ هِيَ رَاوَدَتْنِي عَنْ نَفْسِي
Artinya : “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)”, (QS. Yusuf [12] : 26)
Bukan hanya Zulaikha, istri pejabat tinggi itu, perempuan-perempuan yang diundang ke rumahnya juga terpesona melihat tubuh dan ketampanan Yusuf.
Al-Qur’an menyatakan :
فلما راينه اكبرنه وقطعن ايديهن. وقلن حاشى لله ما هذا بشر. ان هذا الا ملك كريم
“Manakala perempuan-perempuan itu melihatnya (Yusuf), mereka terpesona pada keindahan rupanya. Dan mereka melukai jari tangannya, dan berkata: Aduhai sempurnanya, ini bukanlah manusia. Ia pastilah malaikat”. (QS. Yusuf [12] : 31).
Pesona Yusuf, membuat mereka tak sadar. Pisau tajam di tangannya telah melukai jari-jarinya, hingga berdarah-darah.
Manakala rasa cinta telah melekat, bara api di tangan tak lagi dirasa.
Bahkan konon ada ungkapan “kalau cinta sudah melekat, yang hitam pahit serasa coklat”.
Hasrat seksual yang aktif/progresif ternyata tidak hanya laki-laki terhadap perempuan, tetapi juga perempuan terhadap laki. Dengan kata lain bukan hanya perempuan sebagai yang menggoda/mengganggu hasrat laki-laki, tetapi laki-laki juga menggoda dan mengganggu hasrat perempuan. Semuanya relatif saja.
Lalu, sekali lagi kita harus bagaimana? tanya seorang teman. Buya Husein menjawab masing-masing harus saling menghormati. Ya menghormati dirinya sendiri dan menghormati yang lain. Dan itu ada dalam kendali pikiran. (Rul)