Mubadalah.id – Di dalam masyarakat masih sering kita temukan kebiasaan mengenalkan alat reproduksi dan fungsinya kepada anak – anak dengan sebutan yang tidak tepat.
Misalnya, burung untuk sebutan penis, mimpi bertemu bidadari sebutan untuk anak laki-laki yang mimpi basah, dan sebagainya. Penyebutan tersebut untuk menghaluskan ungkapan agar tidak terkesan “jorok”, tetapi menjadi tidak tepat.
Adapun dampak secara psikologis, orangtua akan memiliki perasaan tidak enak, bahkan menganggap tabu memberitahukan lebih jauh tentang fungsi organ tersebut.
Begitu juga anak menjadi tidak berani menanyakan lebih jauh tentang organ reproduksinya karena ia anggap tidak sopan. Bahkan, kalau ada yang berani menanyakannya, mereka akan memarahinya, karena tidak pantas bagi anak yang belum dewasa.
Akibatnya, anak-anak mencari tahu hal tersebut dari teman-temannya melalui obrolan yang ia peroleh dari menonton film porno maupun pengalaman dan imajinasi pribadinya yang belum tentu benar.
Bagi anak yang usianya menginjak remaja, sebaiknya diberi tahu oleh orangtua atau gurunya mengenai organ reproduksi serta fungsinya masing-masing, agar mereka mengetahui masalah kesehatan reproduksi tidak dari sumber yang menyesatkan.
Dengan bimbingan orangtua, mereka menyadari perubahan yang sedang terjadi dalam tubuhnya terkait dengan pertumbuhan organ reproduksinya.
Apa saja yang harus ia lakukan bila mengalami perubahan yang tubuhnya alami. Seperti mimpi basah pada remaja laki-laki, atau haid pertama (menarche) bagi remaja perempuan.
Ajarkan kepada mereka cara membersihkan alat vitalnya serta bersuci atau mandi yang benar, bukan hanya sekadar membasahi tubuhnya dengan air. []