• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menyentuh Inner Child: Luka Batin Yang Datang Lagi

Menghadapi inner child adalah langkah penting dalam perjalanan menuju pemulihan batin yang lebih baik

Alifah Nurul Fadilah Alifah Nurul Fadilah
14/09/2023
in Personal
0
inner child

inner child

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di balik lapisan keberhasilan dan produktivitas seseorang, terkadang tersembunyi sebuah realitas yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Ketika seseorang tampak sukses dari luar, seringkali kita tidak menyadari bahwa ada “inner child” yang belum tumbuh dan berkembang sepenuhnya. Dalam kasus ini, keberhasilan dan produktivitas tidak selalu menjadi penyembuh bagi luka-luka batin yang masih ada.

Inner Child: Mengenal Keberadaannya

Inner child merujuk pada bagian dalam diri kita yang memuat ingatan, emosi, dan pengalaman dari masa kanak-kanak. Ini adalah bagian yang memengaruhi persepsi kita tentang diri kita sendiri, cara kita berhubungan dengan orang lain, dan bagaimana kita merespons dunia di sekitar kita. Meskipun kita tumbuh dewasa dan mencapai prestasi tertentu, inner child tetap mempengaruhi pandangan kita tentang diri kita dan dunia.

Inner child dapat memuat kenangan manis dan menyenangkan, tetapi juga dapat mengandung pengalaman traumatis atau emosional yang menyakitkan. Dalam beberapa kasus, perasaan-perasaan ini mungkin belum terselesaikan atau dipecahkan, dan hal ini bisa membawa pengaruh yang mendalam dalam kehidupan kita meskipun kita tidak menyadarinya.

Tampilan Permukaan yang Menipu

Orang yang tampak sukses dan sangat produktif mungkin tampak seperti mereka memiliki semuanya di bawah kendali. Namun, apa yang terlihat dari luar tidak selalu mencerminkan perasaan dan pengalaman batin yang sebenarnya. Tekanan sosial untuk menampilkan citra positif dan prestasi dapat membuat seseorang menutupi perasaan yang sebenarnya mereka alami.

Ini adalah fenomena yang dikenal sebagai “denial”. Individu ini mungkin menyangkal adanya masalah atau perasaan negatif dalam diri mereka sendiri, bahkan ketika perasaan-perasaan ini muncul secara tiba-tiba. Penyangkalan ini dapat menjadi alat bertahan yang kuat, tetapi pada saat yang sama, bisa memperdalam jarak antara citra luar dan perasaan dalam.

Baca Juga:

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Ketidaknyamanan yang Tiba-tiba

Meskipun orang-orang ini terlihat sukses dan berfokus pada tujuan mereka, terkadang inner child yang belum tumbuh ini muncul dalam bentuk perasaan tak nyaman yang tiba-tiba. Misalnya, seseorang mungkin merasa cemas, gelisah, atau sedih tanpa alasan yang jelas. Pemicu-pemicu ini bisa datang dari peristiwa atau situasi yang mendorong inner child untuk muncul ke permukaan.

Ini adalah momen di mana perasaan-perasaan yang telah lama terpendam muncul tanpa izin. Tidak jarang, individu tersebut merasa bingung mengapa mereka merasa seperti ini, karena mereka cenderung mengabaikan atau menyangkal adanya luka-luka batin yang mungkin terjadi di masa lalu.

Bagaimana Mengatasi Inner Child yang Tidak Berkembang?

Penting untuk diingat bahwa melupakan atau menyangkal inner child yang belum tumbuh hanya akan memperpanjang ketidaknyamanan dan konflik batin. Langkah pertama yang penting adalah mengakui keberadaan dan dampak dari inner child tersebut. Pengakuan ini dapat mendorong kita untuk menjalani proses penyembuhan yang lebih mendalam.

Terapi psikologis adalah salah satu alat yang kuat untuk menjelajahi inner child dan memahami perasaan yang muncul. Dalam pengaturan terapi, individu dapat merenungkan tentang pengalaman masa kanak-kanak mereka, mengenali pola pikir atau perilaku yang mungkin berasal dari inner child yang terluka, dan bekerja menuju pemulihan batin yang lebih sehat.

Menghadapi Kesuksesan dan Inner Child dengan Kesadaran

Kesuksesan dan produktivitas dapat menjadi alat yang kuat dalam menutupi luka-luka batin. Namun, pada akhirnya, ketidaknyamanan dan konflik akan muncul pada waktunya. Oleh karena itu, menghadapi inner child dengan kesadaran adalah langkah penting dalam mengatasi perasaan-perasaan yang terpendam.

Ini tidak berarti mengorbankan pencapaian dan produktivitas. Sebaliknya, ini berarti menciptakan ruang untuk merawat dan memahami diri kita sendiri secara mendalam. Kesuksesan sejati bukan hanya tentang pencapaian eksternal, tetapi juga tentang kesehatan dan kesejahteraan batin yang mendalam.

Ketika seseorang tampak sukses dan produktif tetapi merasakan perasaan ketidaknyamanan atau konflik batin yang tiba-tiba, ini mungkin adalah sinyal bahwa inner child yang belum tumbuh membutuhkan perhatian. Menghadapi inner child adalah langkah penting dalam perjalanan menuju pemulihan batin yang lebih baik.

Melalui pengakuan, terapi, dan pemahaman yang mendalam, seseorang dapat menjelajahi perasaan yang muncul dari masa lalu dan merespons mereka dengan cara yang sehat dan konstruktif. Kesuksesan sejati tidak hanya mengacu pada pencapaian eksternal, tetapi juga pada kesejahteraan batin yang membawa kehidupan yang lebih penuh makna dan keseimbangan. []

Tags: Inner ChildJati DiriKajian PsikologiKesehatan MentalmanusiaSelf Love
Alifah Nurul Fadilah

Alifah Nurul Fadilah

saya seorang pembelajar dan pejuang kesetaraan. isu perempuan, hak asasi manusia dan keberagaman adalah minat saya. Ig: @alifadilah_

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID