Mubadalahnews.com,- Cherbon Feminist, Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), dan Pondok Pesantren (Ponpes) Manarul Huda menggelar pendidikan Kesehatan Reproduksi (kespro) di Perpustakan Ponpes Manarul Huda, Kampung Sangiang Kulon, Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Jumat, 19 April 2019.
Kegiatan yang diikuti puluhan santri Ponpes Manarul Huda itu menghadirkan narasumber Sekretaris Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU, KH. Marzuki Wahid MA dan Founder Cherbon Feminist, Nurul Bahrul Ulum.
Santri Ponpes Manarul Huda, Nurul Adawiyah mengatakan, pendidikan kespro ini memberikan banyak ilmu pengetahuan yang baru, di antaranya menjaga kesehatan reproduksi, pubertas laki-laki dan perempuan, serta mencegah kekerasan seksual.
“(Saya) sangat berantusias menyimak pelajaran tersebut. Kami diajari tentang bahayanya pergaulan bebas, masa pubertas, dan menjaga kesehatan alat reproduksi,” kata Nurul, panggilan akrabnnya kepada mubadalahnews.
Ditempat kelahirannya, akuinya, ada banyak perempuan yang menikah di bawah umur 18 tahun. Ia pun baru mengetahui salah satu penyebab pernikahan anak adalah karena faktor ekonomi. Hal ini karena orang tua menikahkan anaknya agar terbantu dalam mencukupi perekonomian keluarga.
Lebih lanjut lagi, penyebab lainnya adalah karena anak tersebut melakukan pergaulan bebas yang akhirnya berujung pada kehamilan, sehingga terpaksa dinikahkan. Padahal hamil di usia muda sangat berbahaya, karena rahim ibunya belum siap untuk dibuahi.
“Itu(lah) faktor yang menjadi penyabab tingginya kematian ibu. Melalui pendidikan kespro ini, saya sadar bahayanya pernikahan anak,” ucapnya.
Oleh karena itu, Nurul mengajak para santri untuk selalu menyayangi dan menjaga kesehatan alat reproduksi dengan sebaik-baiknya agar terhindar dari bahaya kekerasan seksual dan bahaya pernikahan anak.
“Saya sebagai perempuan bersemangat untuk belajar dan meraih cita-cita untuk terhindar dari penikahan anak,” tukasnya. (RUL)