• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Rumus Hidup Nabi Muhammad dan Elan Perdamaian Universal

Ya Muhammad, satu tanganku menjunjung tinggi keadilan dan pluralisme, sambil tanganku yang satunya menudingkan kebencian kepada pihak intoleran

M. Naufal Waliyuddin M. Naufal Waliyuddin
19/10/2022
in Featured, Hikmah
0
Rumus Hidup Nabi

Rumus Hidup Nabi

436
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di masa ketika sudah dianut banyak orang, Nabi Muhammad masih setia dan disiplin untuk tidak serakah dengan rumus hidup Nabi yang sederhana namun revolusioner. Rumus hidup Nabi itu terkandung di dalam ungkapan sederhana “berhenti sebelum kenyang“—tidak hanya kenyang jasmani, namun juga dari kenyang politik, kenyang kultural, kenyang eksistensial dan segala kenyang-kenyang kebendaan temporer lainnya.

Suatu rumus hidup Nabi bertransformasi yang mengandung ilmu kesehatan multi-dimensi (psikologis, fisiologis dan harmoni kosmologis). Sebuah formula pendidikan interdisiplin buat manusia yang mampu mencegahnya agar tak binasa oleh keserakahannya sendiri.

Budaya menahan diri pula terpendar dari peristiwa Thaif saat ia terlempari batu dan kotoran oleh penduduk sana. Nabi Muhammad memilih untuk visioner, siapa tahu anak-cucu mereka berkesempatan mereguk penyadaran ini. Satu sikap yang mungkin akan masyarakat modern tuduh sebagai utopian, irrasional.

Tapi ia tetap, Muhammad men-tidak-kan tawaran malaikat yang ingin menimpakan gunung ke kaum tersebut. Terbukti dengan ketekunannya, konsistensi dan kesabaran, hal itu menjadi nyata terkabul. Barangkali sekelumit fragmen hidupnya itu yang mempengaruhi penyair besar Jerman, Johann Wolfgang von Goethe semasih muda, menuliskan himne Mahomets Gesang.

Intisari Ihram

Semangat, dan rumus hidup Nabi yang berorientasi pada keabadian, membawa kita agar membaca Muhammad. Umpamanya dalam intisari ihram, bahwa setiap manusia perlu mentransendensikan dirinya melampaui rumbai-rumbai gelar, sematan pangkat, jabatan, kedudukan politis, kelas sosial. Lantas berubah menjadi “sama rata sama rasa” di hadapan-Nya. Bahwa pada prinsipnya kita sama-sama manusia yang hanya terlapisi sehelai kain putih dan tanpa jahitan sama sekali.

Baca Juga:

Kopi Kamu: Ruang Kerja Inklusif yang Mempekerjakan Teman Disabilitas

Sunat Perempuan dalam Perspektif Moral Islam

Refleksi Filosofis atas Kekerasan Seksual di Dunia Akademik

Hari Kemenangan dan 11 Bulan Kemudian

Aspek-aspek kehidupan perlu kita orientasikan untuk menuju rahmatan lil-‘alamin, yang di dalamnya mencakup spektrum sangat luas (manusia, alam semesta, dan Tuhan sebagai pusatnya); melingkupi kemanusiaan, pemeliharaan lingkungan, ghiroh penempaan spiritual. Tidak hanya sebatas rahmatan lil-‘arabiyin, lil-muslimin, lil-jawiyyin dan seterusnya.

Bukan saja sebangsa, sesuku, seagama, apalagi separtai, seormas, sealmamater, sekomunitas. Tapi semua, hewan, tetumbuhan, tanah, udara, air, cakrawala, mentari, langit, dan bahkan tidak hanya di bumi, melainkan seluruh semesta raya.

Tapi, ya Muhammad. Agaknya terlalu naif aku memuji-mujimu di bibir sambil masih tetap meneladani Abu Jahal dalam tindakan dan pikiranku. Strategi hidupmu yang nir-keserakahan sama sekali jauh dibandingkan kekancilan dan keiblisan watak perilakuku. Politikmu nan bijak masih sulit kujangkau melampaui rasialisme cebong-kampret negeri batinku.

Kemuliaan Nabi Muhammad SAW

Keikhlasanmu, puasamu, keuletan dzikir dan istighfarmu, bagai dasar bumi dan ujung langit dengan kepongahan, kedangkalan, dan pelampiasan berahi nafsu-nafsu materialisme dalam lubuk jiwaku. Laku prihatinmu, thariqoh berperih-pedih hidupmu yang masih rela tidur di atas sesobek pelepah kurma hingga ada jejak goresan di pipimu, yang kemudian membuat Ibnu Mas’ud yang sedang melintas terheran, “ini orang menguasai seantero jazirah Arab, tapi hidupnya seperti ini.”

Kemuliaan itu adalah semesta agung dibandingkan debu-debu kerdil nan hina dari sikapku yang tolol, serta tidak sadar bahwa aku ini tolol.

Ya Muhammad, satu tanganku menjunjung tinggi keadilan dan pluralisme, sambil tanganku yang satunya menudingkan kebencian kepada pihak intoleran. Mulut hati, mulut jasmaniku fasih mengkampanyekan perdamaian dunia. Namun sambil diam-diam aku menyumpah dan mendeklarasikan perang terhadap sekelompok manusia lain yang berbeda denganku.

Muhammad, sanggupkah aku menirumu? Bisakah aku meneladanimu? Mampukah aku memuhammadkan segala tindak-tanduk hidupku yang kebak dosa dan maksiat ini, yang seakan-akan aku mengemis neraka untuk diriku sendiri?

Ya Rasuli, ya Habibi, akan jadi apalah umatmu satu ini jika tidak engkau ciprati denga cahya suci-Nya. Perkenankan aku, sekali lagi, untuk meneguhi keislamanku mulai dari awal lagi. Mulai dari nol lagi. Setiap hari, setiap nafas, sampai ajal menjemputku nanti.[]

Tags: Akhlak NabikeislamanMaulid NabiNabi Muhammad SAWRefleksiSunah Nabi
M. Naufal Waliyuddin

M. Naufal Waliyuddin

Redaktur metafor.id. Peneliti swadaya seputar generasi muda dan sosial keagamaan. Alumni Tasawuf Psikoterapi dan Interdisciplinary Islamic Studies. Pegiat literasi dan seni yang kerap menulis dengan nama pena Madno Wanakuncoro.

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version