• Login
  • Register
Sabtu, 31 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Seperti Ini Rasanya Punya Madu dalam Rumah Tangga

Lazimnya benalu yang menghisap air, mineral dan nutrisi dari tanaman inang, madu satu ini juga dapat mengganggu kesehatan pernikahan

Dhuha Hadiyansyah Dhuha Hadiyansyah
10/01/2025
in Keluarga, Rekomendasi
0
Madu dalam Rumah Tangga

Madu dalam Rumah Tangga

1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Madu yang lebah hasilkan tentu manis dan menyehatkan, tapi tidak dengan “madu” dalam arti ‘daun benalu’. Madu dalam makna kedua inilah yang kita pakai sebagai metafora untuk pesaing istri pertama dalam mengerogoti cinta suami. Lazimnya benalu yang menghisap air, mineral dan nutrisi dari tanaman inang, madu satu ini juga dapat mengganggu kesehatan pernikahan bahkan dapat membuatnya berakhir di pengadilan.

Tak tanggung-tanggung, Mira (42, samaran) harus berhadapan dengan dua madu dalam rumah tangga yang mengerosi perasaan tanpa ia kehendaki. Menikah di usia muda, Mira harus menahan sendu karena suaminya melupakan janji untuk saling setia.

“Awalnya dia izin. Aku kasih masukan, tapi dia tak mau. Katanya dia sudah telanjur cinta, jadi aku terpaksa memberinya izin,” cerita Mira kepada penulis.

Padahal, saat itu perkawinan Mira dan Santoso sudah menghasilkan dua anak. Mereka menikah pada 1999, saat usia Mira baru 17 tahun.

Peristiwa pahit itu Mira alami pada 2012, saat anak pertamanya sudah berusia 12 tahun. Sang suami mengenal madu tersebut di Malaysia, tempat dia bekerja. Keduanya sama-sama mengadu nasib sebagai TKI di negeri jiran. Kita sebut saja sang madu ini dengan Mona.

Baca Juga:

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

Menjadi Perempuan dengan Leluka yang Tak Kutukar

Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

Pernikahan Siri Suami

Yang lebih menyakitkan dari kabar pernikahan siri sang suami adalah saat Santoso pulang ke tanah Jawa membawa sang madu dalam rumah tangga dengan keadaan hamil 8 bulan. Tinggal beberapa saat di kampung halaman Mira, Santoso kemudian kembali lagi ke Malaysia dengan menitipkan Mona supaya ia pergauli dengan cara saksama.

“Istri nomor duanya itu aku rawat sampai melahirkan. Selama 7 bulan aku merawatnya,” kenang Mira.

Mira mencoba untuk mengendalikan perasaannya. “Aku sayang sama dia; aku anggap dia saudaraku sendiri. Mula-mula dia juga baik sama aku,” imbuhnya.

Akan tetapi, dua tahun kemudian Mira merasa ada yang berubah dari Mona. “Dia jahat sama aku; dia iri sama aku,” ujar Mira.

Mira pun melanjutkan kisahnya dengan menceritakan kepulangan suaminya yang kedua dari Malaysia setelah membawa oleh-oleh madu tersebut, tepatnya pada 2014. Mona mengamuk karena Santoso pulang ke rumah Mira terlebih dulu.

Diperlakukan Seperti Pembantu

Sebagai informasi, Mira dan Mona tinggal di dua kota berbeda di Jawa Timur. Santoso sendiri pulang ke rumah Mira mungkin karena lebih dekat dari kampung halamannya. Santoso dan Mira tinggal di sebuah desa yang bersebelahan.

Ketika mengetahui Santoso pulang, Mona segera menyusul ke rumah Mira dengan membawa bayinya yang baru 2 tahun. Mereka tinggal bertiga di rumah Mira selama kurang lebih empat bulan. Selama itu pula, Mira merasa diperlakukan bak pembantu oleh madu dan suaminya.

“Habis salat subuh aku sudah nyiapin buat sarapan. Semua pekerjaan rumah tangga aku yang ngerjain tanpa dibantu sama dia. Seluruh pakaian istri barunya itu, termasuk pakaian anaknya, aku yang nyuci. Aku juga yang mandiin anaknya,” ungkap Mira.

Ditanya tentang pembagian jatah tidur, Mira mengatakan bahwa selama empat bulan tersebut suaminya menemani sang madu semalam dan dirinya semalam.

“Akan tetapi, pas jatahku, suami lebih banyak tidur di ruang tamu, di depan TV,” bebernya.

Mira merasa disapih oleh suaminya. Akan tetapi, dia mengaku tetap bertahan demi melaksanakan kewajibannya sebagai istri.

“Aku menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri yang baik. Walau mereka dah jahat sama aku, aku tetap berlaku baik padanya. Aku sampai gak habis pikir, aku sudah baik sama dia, tapi kok dia tega misahin aku dengan suamiku,” katanya sambil menambahkan bahwa kemungkinan madunya itu menggunakan guna-guna.

Kawin Tiga

Mira hanya bisa menyimpan rasa sakit yang dia alami. Mira mengadu kepada Tuhan supaya Mona merasakan sakitnya dikhianati oleh orang yang ia cintai.

“Saking jengkelnya, aku pernah mengucap kata, ‘Suatu saat kamu pasti merasakan seperti yang kurasakan’,” Mira membatin.

Pola hubungan segitiga yang tak harmonis itu membuat Santoso kurang betah di rumah. Dia pun memutuskan balik ke Malaysia.

Hanya enam bulan setelah kepergian Santoso ke Malaysia pada 2014, Mira mendapatkan kabar bahwa suaminya sedang menghimpun istri yang ketiga.

“Mungkin itu doaku yang terkabul. Aku hanya bisa sabar, menerima, ikhlas. Semua kuserahkan sama Allah,” katanya.

Mira belum pernah jumpa dengan istri ketiga suaminya tersebut, kecuali lewat telepon seluler. Dari istrinya yang ketiga ini, Santoso juga memiliki satu anak laki-laki.

Ditanya tentang pembagian nafkah, Mira menunjukkan muka sedih sambil mengatakan bahwa sudah dua setengah tahun ini, dia tidak mendapatkan kabar apa pun dari suaminya, apalagi nafkah. Dia mengaku nomor telponnya diblokir.

“Yang kedua itu sudah benar-benar berhasil membuat suami melupakan kami,” katanya.

Mengapa Harus Memilih Jalan Poligami?

Sementara itu, dengan madu keduanya, Mira terkadang masih bertanya kabar lewat aplikasi WhatsApp. Kepada suaminya, Mira mengatakan kalau sudah tidak sudi lagi mengakuinya sebagai istri tidak mengapa asalkan kedua anaknya tercukupi kebutuhannya.

“Sampai kapan pun kedua anakku adalah tanggung jawabnya. Mereka butuh makan, butuh sekolah. Dia sudah nyakitin aku lahir-batin, dah nyia-nyiakan aku itu sudah dosa besar. Apa mau nambah dosa lagi dengan menelantarkan anak,” kata Mona untuk suaminya.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Mira saat ini berjualan es tebu dan menerima jahitan di rumahnya. Pada akhirnya, setelah tidak mendapatkan sentuhan fisik sama sekali dari suaminya selama lebih dari 4 tahun terakhir, Mira memilih menggugat cerai di pengadilan. Dia mengaku kini hidupnya lebih tenang dan fokus untuk memikirkan masa depan kedua anak kandungnya.

Di luar kisah Mira, banyak perempuan yang tak berani mengungkapkan perasaannya menolak madu dalam rumah tangga atau poligini karena takut dicap bakal masuk neraka. Lidah perempuan kerap dibuat keluh untuk membahasakan penolakannya karena suami yang ingin berpoligini beralasan sedang menjalankan syariat Islam.

Kata “syariat” sendiri berarti ‘jalan’, tetapi mengapa harus memilih jalan poligami yang lebih berisiko ketimbang memilih jalan monogami yang lebih menenangkan?

Jika di zaman ini ada orang yang berpoligami, apalagi memamerkannya, cukup jadikan tontonan saja, seperti Anda menonton pemain sirkus yang menari-nari di atas seutas tali. Tak perlu dicoba di rumah jika Anda bukan pecandu adrenalin, sebab kenikmatan merasakan ketegangannya tak sebanding rasa sakit jatuh dari tali.

Nabi Muhammad SAW mengingatkan, “Apabila seorang lelaki memiliki dua istri tetapi tidak berlaku adil di antara keduanya, pada hari kiamat kelak ia akan datang dalam keadaan sebagian tubuhnya miring,” (HR. Tirmidzi).

Tags: istriMadu dalam Rumah TanggaPernikahan SiripoligamiRelasisuami
Dhuha Hadiyansyah

Dhuha Hadiyansyah

Dosen pada Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) dan fasilitator Sekolah Pernikahan

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

30 Mei 2025
Al-Ḥayā’

Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

29 Mei 2025
Merariq Kodek

Merariq Kodek: Ketika Pernikahan Anak Jadi Viral dan Dinormalisasi

28 Mei 2025
Kafa'ah yang Mubadalah

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

27 Mei 2025
Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Agenda WPS

Agenda WPS dan Isu Difabel: Nyambung?

26 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Terhadap Anak

    Alarm Kekerasan Terhadap Anak Tak Lagi Bisa Diabaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merariq Kodek: Ketika Pernikahan Anak Jadi Viral dan Dinormalisasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menanamkan Moderasi Beragama Sejak Dini Ala Gus Dur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buku Sayap-Sayap Patah: Kritik Kahlil Gibran terhadap Pernikahan Paksa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?
  • Menjemput Rezeki Tanpa Diskriminasi: Cara Islam Memandang Difabel di Dunia Kerja
  • Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu
  • Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Buku Sayap-Sayap Patah: Kritik Kahlil Gibran terhadap Pernikahan Paksa

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID