Mubadalah.id – Suami adalah ujung pilar keluarga. Menjadi suami yang baik adalah salah satu hal yang harus diterapkan untuk bisa menjadi ayah yang baik. Lalu bagaimana jika suami abusive sejak dini, apakah akan menjadi ayah yang jahat kelak?.
Pertanyaan tersebut tentu saja pertanyaan retorika yang tidak harus ada jawabannya. Tentu saja menjadi suami yang baik adalah kewajiban bagi setiap ayah. Dan menjadi ayah yang baik adalah kewajiban bagi setiap suami.
Namun, faktanya realita kadang berbanding terbalik dengan kewajiban. Ada banyak kasus suami abusive yang selalu menggunakan kekerasan dalam rumah tangga. Tidak hanya terhadap istri, tapi juga pada anaknya.
Seorang Ayah yang Jahat
Kasus terbaru ialah kasus seorang ayah yang tega merenggut nyawa keempat anaknya. Kejadian mengerikan tersebut terjadi di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Keempat anaknya dibekap saat sadar dalam diam, hingga membusuk di kontrakan. Diketahui sebelumnya pelaku melakukan kekerasan pada istrinya, sampai istrinya muntah darah hingga harus rawat inap di rumah sakit.
Bukannya merasa bersalah dan mengurus anak-anaknya di rumah. Pelaku yang bernama Panca Darmansyah (40) malah tega melenyapkan nyawa anak-anaknya. Ia bahkan menuliskan pesan di lantai untuk istrinya, “Puas Bunda thx for all.” Bahkan pelaku juga merekam momen keji yang ia lakukan. Dari melakukan kekerasan kepada istrinya, hingga membekap keempat anak malangnya.
Menyedihkan sekaligus memilukan. Bukan karena ia sakit jiwa, tapi semua yang ia lakukan karena perbuatannya sendiri. Ia menyakiti istrinya lalu ia pula yang merasa sebagai korban. Tipikal lelaki abusive yang selalu merasa sebagai victim.
Untuk itu pentingnya para perempuan mengenal pasangan sebelum benar-benar terlibat dalam ikatan yang panjang. Belajar dari kasus di atas, meski sang istri telah melaporkan kepada kepolisian. Namun dipersulit karena pernikahan yang mereka lakukan hanya sebatas pernikahan siri.
Kewajiban Suami yang Baik
Di dalam Al-Quran Allah SWT telah berfirman yang artinya, “Dan bergaullah dengan mereka (para istri) dengan baik.” (QS. An-Nisa’: 19). Ibnu Katsir menerjemahkan, “Berkatalah yang baik kepada istri kalian, perbaguslah amalan dan tingkah laku kalian kepada istri. Berbuat baiklah sebagaimana kalian suka jika istri kalian bertingkah laku demikian.”
Inti dari menjadi suami yang baik ialah menjaga hubungan dengan istri. Dapat menghargai istri dan memperlakukan istri sebagaimana yang Rasulullah SAW anjurkan. Mu’awiyah al-Qusyairi, pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai kewajiban suami pada istri. Rasulullah SAW kemudian bersabda:
“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian. Dan janganlah engkau memukul wajah, dan jangan pula menjelek-jelekkannya. Serta jangan pula mendiamkannya selain di dalam rumah (dalam hal memberi nasihat).” (HR. Abu Daud, No. 2142).
Maka jika ada suami abusive, yang sering melakukan kekerasan kepada istri. Baik kekerasan fisik maupun verbal. Hendaknya kembali merenungkan apa arti dari beriman kepada Allah dan Rasulullah. Jika tidak mengikuti anjuran dan perintah-Nya.
Jika pun bukan seorang muslim, tidak sekali pun, dalam agama apa pun. Tuhan membolehkan untuk melakukan kekerasan kepada istri dan anak. Bahkan kepada sesama manusia lainnya. Apalagi menerima pembunuhan.
Allah SWT sangat membenci pembunuhan. Bahkan membunuh ialah salah satu dosa besar yang terdapat dalam Al-Quran. Apalagi membunuh darah daging sendiri. Anak-anak polos yang tidak tahu sebab-asbab mereka diperlakukan dengan keji. Oleh seseorang yang mereka panggil “ayah”.
Janji Allah SWT dalam firman-Nya Q.S. An-Nisa’ ayat 93, yang artinya:
“Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah neraka Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang sangat besar.”
Pentingnya Perempuan Berperan
Maka para perempuan, hendaknya kasus ini menjadikan kita lebih sadar. Jika seorang suami sudah berani melakukan kekerasan kepada kamu. Introspeksi segera. Karena, dia adalah seseorang yang akan engkau habiskan masa tua bersama. Orang yang akan bersamamu membesarkan anak-anakmu. Jangan sampai anakmu mendapatkan seorang ayah yang jahat.
Turut berduka kepada keempat anak yang tidak bersalah. Kalian pantas mendapatkan yang lebih baik. Berhak untuk memiliki orang tua yang memahami arti kasih sayang. Dan pantas mendapat ayah yang jauh lebih baik. Yang melindungi bukan melenyapkan. Allah SWT menunggu kalian di surga.
Allahummaghfirlahum warhamhum wa ‘afihim wa’fu anhum. []