• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

4 Alasan Muharram Menjadi Bulan yang Istimewa

Mela Rusnika Mela Rusnika
01/09/2020
in Featured, Hikmah
0
Doa Meminta Pertolongan

Doa Meminta Pertolongan

185
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Banyak peristiwa yang terjadi selama bulan Muharram yang kemudian menjadikannya sebagai bulan yang penuh dengan keistimewaan. Nama Muharram sendiri mulanya Al-Mutamar, berubah menjadi Muharram karena peperangan diharamkan pada bulan tersebut.

Di bulan Muharram, sunah melakukan amalan ketaatan dan kebaikan sangatlah dianjurkan, karena memiliki banyak keutamaan saat mengerjakannya. Selain itu, amalan sunah yang dikerjakan pun akan berbalas pahala besar.
Muharram adalah bulan yang dimuliakan.

Saking mulianya, bulan ini dijuluki dengan syahrullah yang artinya bulan Allah. Di dalam hadits pun Rasulullah menyatakan bahwa Muharram termasuk ke dalam bulan yang dimuliakan oleh para nabi, khususnya pada hari ke-10 yang lebih dikenal dengan nama hari Asyura. Secara teologis religius pun, Muharram menjadi bulan yang istimewa karena dimuliakan oleh Allah dan para nabi.

Dalam sebuah atsar yang dicatat oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Mukasyafah al-Qulub al-Muqarrib min ‘Allam al-Ghuyub (Pembuka Hati yang Mendekatkan dari Alam Ghaib), disebutkan bahwa pada hari Asyura Allah menciptakan langit, bumi, matahari, bulan, bintang, dan surga.

Nabi Adam diciptakan, bertaubat, dan dimasukkan ke dalam surga juga pada hari tersebut. Pada hari itu pun Nabi Idris diangkat ke tempat yang lebih tinggi. Kemudian Nabi Ibrahim dilahirkan dan diselamatkan dari api unggun Raja Namrud. Pada hari Asyura juga Nabi Yaqub disembuhkan dari semua penyakitnya.

Baca Juga:

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

Nabi Yusuf pun dikeluarkan dari penjara pada hari Asyura. Kemudian peristiwa diselamatkan Nabi Musa dan pengikutnya saat menyebrangi lautan serta ditenggelamkannya Raja Firaun terjadi pada hari Asyura. Peristiwa Nabi Musa dan Raja Firaun juga disebutkan secara khusus dalam hadits Rasulullah, yang mana ketika umat Yahudi di Madinah memberitakan hal tersebut, maka Rasulullah mengiyakannya dan Rasulullah melakukan puasa atas hari itu.

Pada hari Asyura juga Nabi Sulaiman diberikan karunia kerajaan yang besar, Nabi Yunus pun dikeluarkan dari perut ikan hiu pada hari tersebut. Kelahiran Nabi Isa serta peristiwa diangkatnya ke langit pun terjadi pada hari Asyura. Peristiwa yang sakral dari mulai Nabi Adam hingga Nabi Muhammad membuat Muharram menjadi bulan yang istimewa bagi para nabi, begitupun dengan kita sebagai pengikutnya. Selain peristiwa-peristiwa tersebut, kestimewaan bulan Muharram yang lainnya akan diuraikan di bawah ini.

1. Peringatan Hari Pertama bagi Kehidupan yang Baru
Dari sudut pandang semi historis, bulan Muharram pada tanggal 10 merupakan peringatan hari pertama bagi dunia baru setelah terjadi bencana banjir bandang dan topan pada zaman Nabi Nuh. Pada tanggal 8 Muharram, perahu Nabi Nuh merapat di bukit Judi, Gunung Ararat di Turki. Pada tanggal 10 Muharram, Nabi Nuh dan pengikutnya yang selamat turun dari perahu dan memulai kehidupan yang baru. Arti kata dari bukit ‘Judi’ sendiri adalah bukit yang baru didiami manusia.

2. Awal Ekspedisi Hijrah Nabi
Tanggal 1 Muharram merupakan awal ekspedisi hijrah Nabi Muhammad dari Makkah menuju Madinah. Rasulullah melakukan hijrah memang baru dua bulan berikutnya. Tercatat bahwa Rasulullah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 H baru memasuki Madinah setelah hampir 12 hari menempuh perjalanan di malam hari.

Namun, ekspedisi hijrah, baik utusan sahabat pendahulu menjalin kontak dengan penduduk Madinah telah dilakukan sejak awal. Beberapa sepupu nabi diperintahkan untuk memulai gerakan hijrah secara berangsur-angsur. Utsman, Hamzah, dan Zaid tercatat diperintah Rasulullah untuk berangkat pada malam tanggal 1 Muharram.

3. Terjadi Peristiwa Pembantaian Keturunan Nabi
Pada tanggal 10 Muharram, dalam sejarah Islam pernah terjadi peristiwa yang sangat mengharukan, yang mana terjadi pembantaian terhadap 72 anak keturunan nabi dan pengikutnya. Peristiwa ini ditandai dengan gugurnya Sayyidina Husein secara sangat tidak manusiawi atas restu Khalifah Yazid bin Muawiyah. Peristiwa ini merupakan awal dari serangkaian tindakan pembunuhan untuk menghilangkan keluarga Nabi Muhammad Saw, oleh pihak-pihak Islam politik, terutama kalangan keturunan dari Abu Sofyan.

4. Bulan Awal Tahun Baru Islam dan Jawa
Untuk konteks di Indonesia, khususnya Jawa, bulan Muharram menjadi bulan awal tahun baru bersama-sama antara Islam dan Jawa yang diprakarsai oleh Sultan Agung. Terdapat keyakinan juga di sebagian masyarakat Jawa, bahwa pada bulan Muharram Aji Saka datang ke Tanah Jawa dan membebaskan Jawa dari cengkraman makhluk-makhluk raksasa (banul jan) yang menjajah manusia. Selain itu, bulan Muharram diyakini sebagai bulan kelahiran huruf Jawa.

Jika berefleksi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi selama bulan Muharram, Allah telah membuat bulan Muharram menjadi bulan yang suci, sakral, dan istimewa agar manusia selalu mengucap syukur dan bermuara pada kepasrahan diri dan ketakwaan kepada Allah. Cara bersyukur itulah yang kemudian diamalkan dengan berpuasa pada hari Asyura.

Bahkan Rasulullah pernah mengutus seorang pemuda dari Bani Aslam untuk menyeru kepada banyak orang agar yang tidak berpuasa dapat menjalankan puasa, dan siapa yang sudah makan agar selanjutnya meneruskan tidak makan sampai menjelang malam. Dengan merenungkan hal apa saja yang telah terjadi selama bulan Muharram, setidaknya dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. []

Mela Rusnika

Mela Rusnika

Bekerja sebagai Media Officer di Peace Generation. Lulusan Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Part time sebagai penulis. Tertarik pada project management, digital marketing, isu keadilan dan kesetaraan gender, women empowerment, dialog lintas iman untuk pemuda, dan perdamaian.

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID