• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Sastra Pesantren: Upaya Internalisasi Nilai Kesetaraan

Vevi Alfi Maghfiroh Vevi Alfi Maghfiroh
06/03/2021
in Aktual, Rekomendasi
0
Sastra Pesantren

Sastra Pesantren

295
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kehadiran sastra pesantren dalam dunia literasi menjadi oase tersendiri bagi penikmat sastra, apalagi jika penulisnya adalah seorang perempuan yang mampu memunculkan pandangan dan pengalaman kehidupannya. Selain mudah dan ringan dibaca, karya sastra juga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengkampanyekan isu-isu tertentu, terutama bagi masyarakat awam yang tidak gemar membaca kajian dan referensi artikel ilmiah.

Jika melihat berbagai referensi, sebenarnya sastra pesantren telah lama hadir. Seperti yang ditulis oleh Jalam D Rahman, Djamil Suherman, Acep Zamzam, Gus Mus, Syu’bah Asa, dan lainnya yang lahir di era 60-an hingga 90-an. Namun hanya sedikit bahkan bisa dikatakan satu-satunya penulis perempuan sastra pesantren di era tersebut, yakni Abidah el-Khaliqy.

Namun seiring berkembangnya trend kepenulisan chick lit and teen lit pada karya sastra, di era tahun 2000-an mulai banyak bermunculan penulis-penulis perempuan sastra pesantren dengan bahasa yang ringan dan mudah dinikmati semua kalangan. Dua di antaranya adalah Nor Ismah, seorang penulis dan peneliti dan Muyassarotul Hafidzoh, penulis novel Hilda dan Cinta dalam Mimpi di tahun 2020.

Kedua sosok tersebut juga merupakan bagian dari jaringan Kongres Ulama Perempuan yang mampu mengiternalisasi nilai-nilai dan semangat juang KUPI dalam berbagai macam tulisannya.

Lalu bagaimana cara mereka memasukkan pesan dan nilai-nilai kesetaraan dalam tulisan? Bagaimana membagi waktu antara berkarya dan berkeluarga bagi penulis perempuan? dan apa tips dan trik agar memiliki gairah menulis?

Baca Juga:

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

Tantangan Difabel Tuli Dalam Mengakses Literasi Agama

Menulis, Sebuah Pilihan Bagi Kita yang Bukan Anak Raja atau Anak Ulama Besar

Jawaban dari pertanyaan tersebut sudah dijelaskan oleh kedua narasumber dalam acara webinar Halo dari ADHKI dengan tema ‘Sastra Pesantren dan Pesan Kesetaraan dalam Relasi Keluarga’ yang dilaksanakan 25 Februari 2021 yang lalu. Silakan kunjungi kanal youtube berikut ini:

 

 

 

Tags: literasiSastra PesantrenTradisi Literasi
Vevi Alfi Maghfiroh

Vevi Alfi Maghfiroh

Admin Media Sosial Mubadalah.id

Terkait Posts

Gerakan KUPI

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

4 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Kebencian Berbasis Agama

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Iklim

    Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID