• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Petaka Pemimpin Pendidikan Agama Tidak Amanah

Dalam Islam pemimpin diberikan keistimewaan menjadi salah satu dari tujuh golongan yang mendapat naungan Allah SWT pada hari kiamat jika mereka amanah

Rochmad Widodo Rochmad Widodo
27/12/2021
in Publik
0
Pesantren

Pesantren

217
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Begitu beredar pemberitaan skandal asusila di berbagai media seorang guru agama pimpinan lembaga pendidikan agama di Bandung, Herry Wirawan (HW), siapa saja tentu turut merasakan pedih sekaligus tersulut emosi amarahnya. Pasalnya, hingga memakan korban 12 santriwati dan beberapa di antaranya sampai hamil dan sudah melahirkan. Jika dilakukan bagi orang biasa skandal yang dilakukan HW sangat tidak manusiawi, terlebih baginya sebagai pimpinan lembaga pendidikan agama. Tak mengherankan jika seluruh masyarakat Indonesia mengutuk perbuatannya.

Proses hukum HW harus ditegakkan dengan tegas. Ini penting untuk mencegah terulang lagi di kemudian hari dengan kasus yang sama oleh orang yang berbeda. Dengan hukuman setimpal atas dosa besar yang dilakukan HW, tentu akan berdampak juga pada efek jera kepada pelaku, sekaligus penegasan kepada siapa saja untuk jangan sampai coba-coba melakukan hal sama bermain dengan skandal asusila.

Atas kejadian ini hal penting lain tentu juga bisa dipetik pembelajarannya bagi siapa saja. Terlebih bagi pemimpin pendidikan, terutama pendidikan agama, sekaligus bagi lembaga pemerintah yang berwenang menaunginya seperti Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).

Kesakralan Pemimpin Pendidikan Agama

Pemimpin dalam sebuah jamaah atau masyarakat memiliki peran sangat penting. Karena pemimpin bisa mengarahkan dan membawa jamaah bersama-sama menuju kemajuan dan kebaikan akumulatif untuk di dunia dan di akhirat kelak. Sebab itulah, dalam Islam pemimpin diberikan keistimewaan menjadi salah satu dari tujuh golongan yang mendapat naungan Allah SWT pada hari kiamat jika mereka amanah.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: pemimpin yang adil, pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala, seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang saling mencintai karena Allah, laki-laki yang ketika diajak bermaksiat oleh seorang wanita bangsawan lalu ia menjawab: ‘saya takut kepada Allah. Kemudian seorang yang mengeluarkan sedekah dan merahasiakannya dan seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sepi sampai meneteskan air mata.”

Baca Juga:

Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Pada hadits tersebut pemimpin yang adil menduduki urutan pertama dari tujuh golongan disebutkan mendapat naungan-Nya di akhirat kelak sebagai isyarat keutamaan sebagai pemimpin adil di sisi Allah SWT. Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berpesan, “Sehari seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada beribadah 60 tahun, dan satu hukum ditegakkan di bumi akan dijumpainya lebih bersih daripada hujan 40 hari,” (HR Thabrani, Bukhari, Muslim, dan Imam Ishaq).

Hadits tersebut turut menguatkan bagaimana dimuliakannya pemimpin adil di dalam Islam. Namun dibalik dari keistimewaan bagi pemimpin adil, juga sebaliknya balasan bagi pemimpin tidak amanah pun juga berat. Diriwayatkan Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan surga baginya.”

Dari hadits tersebut dapat disimpulkan, setara juga imbalan bagi mereka yang tidak amanah menjadi seorang pemimpin, yakni sampai diharamkan baginya mendapatkan surga oleh Allah SWT. Tentu di balik dari hadist tersebut juga ada sebuah pesan penting bagi para pemimpin untuk jangan main-main dengan amanah yang diberikan. Pasalnya, keadilannya akan membawa manfaat luas, namun sekaligus juga berdampak vital jika tidak amanah akan membawa kemadharatan yang berdampak besar bagi yang dipimpinnya, bahkan bisa membawa kepada kesesatan fatal dan penderitaan serius.

Menarik untuk diketahui juga, dalam hal ini pemimpin dalam bidang pendidikan dan terlebih pendidikan agama memiliki kesakralan berbeda di mata masyarakat dibandingkan dengan pemimpin umum, seperti di perusahaan, organisasi, maupun pemerintahan. Hal itu logis, karena lembaga pendidikan agama mengajarkan moral, akhlak, agama, dan bertujuan menjadikan manusia mulia di dunia dan akhirat, selain kecerdasan dan kecakapan untuk kesuksesannya yang bersifat duniawiyah.

Tak mengherankan jika lantas umum di masyarakat, pemimpin pendidikan agama baik itu Islamic Boarding School, madrasah, terlebih pondok pesantren, dianggap sebagai orang yang suci (disakralkan), mulia, dan luhur. Karena memang ruang lingkup bidang yang menjadi pengabdian mereka adalah menjadikan anak didiknya berakhlakul karimah, sesuai tuntunan agama, selain menjadi cerdas dalam berbagai ilmu pengetahuan untuk bekal hidup dunia dan akhirat.

Ibarat setitik nila bisa merusak susu sebelanga, akhirnya itu juga terjadi jika pemimpin agama melakukan sebuah kesalahan, meski sekecil apa pun. Sebab kepercayaan yang sangat tinggi di mata masyarakat atas anggapan mereka sebagai orang suci, akan turut juga membawa kekecewaan besar jika mereka melakukan sebuah kesalahan. Terlebih jika kesalahannya seberat yang dilakukan oleh HW. (bersambung)

 

Tags: pemimpinPendidikan AgamaPondok Pesantren
Rochmad Widodo

Rochmad Widodo

Rochmad Widodo adalah Asisten Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadits, Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama-Pemimpin Berakhlakul Qur’ani Berwawasan Kebangsaan di Kota Bekasi.

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID