Mubadalah.id – Lansia atau lanjut usia merupakan usia di atas 65 tahun. Seringkali ditemui orang-orang di usai tersebut sudah mengalami banyak penurunan. Baik penurunan secara kesehatan fisik atau penurunan kemampuan ingatan. Meski ada juga diantaranya yang memiliki tingkat kesehatan fisik dan ingatan lebih prima dibanding orang pada umumnya.
Dulu saya sering merasa heran melihat penurunan-penurunan seseorang di usia tersebut. Maklum, karena dulu, hampir-hampir saya tidak pernah hidup serumah dengan keluarga yang lanjut usia, berusia di atas 65 tahun. Simbah putri saya misalnya, wafat di usia 65 tahun, bapak saya wafat di usia 46 tahun, dan umik saya wafat di usia 56 tahun.
Namun, belakangan, saya begitu meresapi arti dari lanjut usia bagi manusia. Betapa pada usia tersebut Allah memberikan nikmat yang sebelumnya -mungkin- tidak dianggap sebagai nikmat bagi manusia.
Nikmat lanjut usia itu adalah berupa, pertama nikmat lupa. Kedua, nikmat berkurangnya pendengaran dan ketiga, berkurangnya kemampuan fisik lainnya. Kenapa hal ini disebut sebagai nikmat? Tak lain karena di dalam penurunan kemampuan ini terdapat banyak hikmah di dalamnya.
Dengan menurunnya kemampuan pendengaran seseorang yang lanjut usia, sesungguhnya memiliki hikmah, bahwa Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk lebih banyak mendengarkan hal-hal yang penting saja. Selain ini, ia juga diberi kesempatan untuk meminimalisir keinginan berghibah atau membicarakan keburukan-keburukan orang lain.
Dengan menurunnya ingatan alias mudah lupa yang lazim dialami oleh orang lanjut usia, sesungguhnya memiliki hikmah berkurangnya kesempatan untuk mengingat-ingat hal-hal yang tak berguna. Misalnya peristiwa yang menyedihkan, mengecewakan atau hal-hal yang memang tak perlu untuk diingat-ingat.
Saya sendiri sering berpesan kepada anak-anak saya, kenapa penting untuk mengutamakan meminta doa kepada para guru yang telah lanjut usia. Karena diyakini, bahwa seseorang yang telah sepuh, meski secara kasat mata terlihat mengalami beberapa penurunan kemampuan fisik, namun beliau-beliau pastilah memiliki tingkat kedekatan kepada Allah SWT melebihi seseorang yang masih muda usia.
Hal ini bukan saja karena alasan keilmuannya semata. Namun karena beliau beliau ini telah pinaringan (telah diberikan) kondisi khusus yang menjadikannya terkurangi dalam hasrat duniawi, seperti berghibah, melakukan rekayasa, menyakiti hati sesama, dan sebagainya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung fiddini wadunya wal akhirah. Semoga Allah memberikan kita kesehatan, keselamatan, keberkahan dan kemanfaatan ilmu, rizki serta kehidupan. Amin. []