Mubadalah.id – Dalam KBBI Online disebutkan bahwa mimpi basah adalah mimpi tentang aktivitas seksual yang menyebabkan keluarnya air mani. Lantas bagaimana status hukum mimpi basah saat puasa bagi laki-laki dan perempuan.
Dalam Kitab al-Fiqh al-Manhaji (jilid 2, halaman 86), kitab fiqh kontemporer Mazhab Syafi’i, disebutkan bahwa yang membatalkan puasa itu adalah keluarnya air mani secara sengaja. Seperti melalui onani dengan tangan sendiri, alat bantu seks, atau dengan bantuan orang lain.
Namun jika air mani itu keluar sendiri tanpa sengaja, seperti dalam mimpi, atau ketika nafsu syahwat memuncak lalu keluar sendiri tanpa aktivitas tertentu, maka puasanya tidak batal.
Begitupun bagi orang yang mengkhayal, tanpa ada sentuhan-sentuhan apapun, puasanya tidak batal. Yang diperlukan hanya mandi junub saja, lalu puasanya diteruskan sampai magrib.
Tentu saja adab berpuasa adalah menjauhi segala hal yang bisa mengarah pada memuncaknya nafsu syahwat seksual. Seperti berpegangan tangan dengan pasangan menikah yang sah, rangkulan, ciuman, petting, dan sejenisnya.
Apalagi dengan pasangan yang belum menikah secara haram. Jika keluar mani itu sebagai dampak langsung dari aktivitas seksual seperti ini, tentu saja puasanya batal. Ia wajib menggantinya nanti secara qadha. (Baca juga: Tiga Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Anak)
Lebih lagi, jika pelampiasan syahwat seseorang melalui hubungan kelamin pada saat sedang berpuasa, sekalipun tidak keluar mani, puasanya batal. Ia harus diganti dan ditambah bayar kafarat. Yaitu, berupa puasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu berpuasa dua bulan, bisa diganti dengan memberi makanan sebanyak 60 orang miskin.
Apakah hukum mimpi basah saat puasa juga berlaku bagi perempuan?
Jawaban untuk pertanyaan tersebut, jika merujuk pada penjelasan dalam Kitab al-Mawsu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah (jilid 28, halaman 33-34), mimpi basah juga berlaku bagi perempuan.
Artinya, jika perempuan bermimpi melakukan aktivitas seksual sampai mengeluarkan cairan tertentu dampak orgasme, atau berkhayal dan berimajinasi, sekalipun keluar cairan tertentu, puasanya tidak batal.
Namun, jika keluarnya cairan orgasme itu akibat aktivitas fisik, seperti masturbasi dengan tangan atau alat bantu seks, gesekan benda-benda tertentu, bantuan orang lain, maka puasanya juga batal. Wallahu a’lam. (Baca juga: Tiga Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Anak).