Anak adalah tanggung jawab orang tua, yaitu suami dan isteri, ayah dan ibu. Dalam Islam disebutkan bahwasannya pendidikan anak pada praktiknya adalah tanggung jawab bersama kedua orang tua. Bukan ibu semata. Tanggung jawab ini harus dimaknai positif dan dijalankan secara positif, untuk memberikan yang terbaik kepada anak dan menjauhkan dari segala keburukan.
Kehidupan keluarga harus diwujudkan sebagai tempat yang nyaman, aman, dan membahagiakan untuk tumbuh kembang seluruh anggota di dalamnya, dalam melejitkan potensi masing-masing. Bukan malah memberikan beban ganda hanya kepada seorang ibu.
Peran orang tua dalam perkembangan anak sangat krusial. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pencapaian pelajar meningkat jika orang tua mengambil peran aktif dalam pendidikan anak-anak mereka. Salah satunya ditunjukkan oleh hasil penelitian Harvard Family Research Project’s (HFRP) yang memperlihatkan bahwa keterlibatan orangtua memiliki kaitan erat dengan hasil prestasi anak.
Seperti dalam perspektif mubadalah, pendidikan dan pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan atau ayah dan ibu. Keduanya diharapkan saling berpartisipasi secara aktif dalam membesarkan, mengasuh, dan mendidik anak-anak. Sebab, anak yang memperoleh kasih sayang dari kedua orang tua akan tumbuh lebih kuat secara psikis, dibanding jika hanya memperoleh dari salah satu saja.
Seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Tercatat di berbagai kitab hadist dan sirah, Nabi Muhammad selalu dekat dengan anak, ikut mengasuh, menggendong, mengemban, bahkan membawanya sholat berjamaah di masjid.
Nabi menunjukkan pada umat bahwa laki-laki atau suami ikut serta mengasuh anak adalah bagian dari ajaran Islam, seperti menggendong, mengemban, dan segala tindakan pengasuhan lainnya. Bukan menurunkan derajat, martabat sebagai laki-laki seperti yang berkembang di masyarakat.
Dengan perspektif dan metode mubadalah dalam pengasuhan dan pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama. Laki-laki dan perempuan, baik sebagai suami isteri maupun ayah atau ibu, harus bekerja sama, dan saling menguatkan satu sama lain dalam mensukseskan peran pengasuhan dan pendidikan tersebut. Karena keluarga yang kuat adalah yang ditopang oleh dua sisi, laki-laki dan perempuan, suami dan isteri, ayah dan ibu.
Begitupun keluarga yang baik, sehat, sakinah, mawadah, warohmah dan maslahah. Nilai-nilai ini harus diperjuangkan bersama agar dirasakan secara bersama pula. Dalam prinsip-prinsip Islam, rumah dan keluarga menjadi tanggung jawab bersama agar terwujud surga yang membahagiakam seluruh anggotanya. Karena dari keluarga yang bahagia dan sejahtera akan terlahir generasi yang baik dan menjadi umat yang terbaik.[]