Mubadalah.id – Jika merujuk pandangan para ahli tafsir, maka mereka sepakat bahwa rahmat Allah mencakup orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, orang baik (Al-Birr) dan yang jahat (Al-Fajir) serta semua makhluk Allah.
Ibnu Abbas, ahli tafsir awal, mengatakan bahwa kerahmatan Allah meliputi orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.
Fungsi kerahmatan semesta ini Nabi Muhammad Saw elaborasi melalui pernyataannya, “Tuhan mengutusku hanya untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.”
Akhlak luhur adalah moral dan nilai-nilai kemanusiaan universal, seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, menghomati, menyayangi orang lain, rendah hati, dan saling menolong.
Kekerasan, kezaliman, kesombongan, caci maki, dan berkata-kata kasar adalah berlawanan secara diametris dengan Akhlak Al-Karimah.
Tuhan telah memberikan kesaksian-Nya terhadap kepribadian Nabi Saw yang agung tersebut,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (QS. Ali Imran (3): 159). *
*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Islam dan Toleransi.