Mubadalah.id – Pukul 15:45 wita, Di pelataran Rumah Kak Ahmad (Kakak Nea), ada seorang Pedagang Kaki Lima yang menjanjakan barang dagangannya berupa baju, jilbab, celana dan segala macam aneka barang kapas. Ibu-ibu yang mulai tertarik berdatangan melihat, sekadar bertanya harga, menawar harga, bahkan ada yang hanya sekedar penasaran karena orang berkerumun.
Endang adalah teman masa kecil Nea hingga sekarang, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, bermain bersama hingga sekolah di tempat yang sama. kali ini Endang mencoba memakai model Jilbab baru yang ditawarkan pedagang kaki lima tersebut.
“Bagus tidak?” tanya Endang kepada Nea
“Bagus, ini model baru, yang lagi trend kayaknya” jawab Nea
“jilbabmu bagus, beli di mana”? sambung Endang
“ini hanya Jilbab biasa yang murah dan saya beli di Pasar Sentral” jawab Nea
“tapi ini lihat, agak tidak syari’i” tukas Endang, sambil memegang jilbab Nea
“apa iya? saya belum paham soal jenis-jenis jilbab.” sambung Nea
“Orang lain melihat kita berdasarkan penampilan Nea, jelas itu akan memberi kesan penilaian selanjutnya dalam mengenali karakter seseorang.” Tukas Endang pada Nea.
Dont Judge a Book by its Cover
Nea hanya Tersenyum mendengar perkataan Endang. Endang memang tidak Keliru, kesan Pertama saat bertemu seseorang dinilai berdasarkan Penampilan, tapi siapa yang dapat menebak Isi hati orang Lain, apalagi kita tidak bisa menjudge isi buku melalui Covernya. istilah lainnya “Dont Judge a Book by its Cover”
“Jadi menurutmu sangat penting berjilbab syari’i?” tanya Nea
“iya donk, ini justru mencegah keburukan yang akan terjadi” jawab Endang
“Apa Peran jilbab Bagimu En?” Tanya Nea
“saya telah “Hijrah” beberapa Tahun lalu, jelas jilbab memiliki peran penting dalam kehidupan saya. Jilbab membuat saya lebih dekat dengan Allah, orang lebih mudah mengenali, dan mencegah saya bebuat dosa” jawab Endang dengan penuh semangat.
“Masya Allah. Semoga tetap Istiqamah” sahut Nea
“bagaimana Denganmu Nea?” tanya Endang kembali.
Makna Hijrah
“Hijrah bagi saya adalah proses menuju baik yang mengiringi sepanjang hidup saya. Secara Personal jilbab Melatih diri saya agar tidak berbuat keburukan. secara sosial sebagai identitas yang mengingatkan saya agar menunjukan bahwa saya seorang muslimah yang harus berakhlak baik dimanapun dan kapanpun. selembar kain dikepala saya ini, tentu punya makna sendiri bagi pemakainya, tapi ini bukan indikasi kesalihan saya terhadap Tuhan” jawab Nea
Tingkat keimanan seseorang tidak bisa kita ukur berdasarkan penampilan. Apalagi dalam hal pakaian, lebih halus dari debu hingga tak ada yang bisa menelaah kecuali Tuhan.
“menurut pandangan saya setiap negara mayoritas muslim, tidak ada praktik yang seragam mengenai Jilbab, sepertinya jilbab yang masyarakat pakai lebih berdasarkan sosio-kultural. Apapun Jenis Jilbabnya, berpenampilan selayaknya apa yang pantas kita tampakkan dengan pola yang bermartabat, agar melindungi diri dari eksploitasi. itu yang penting.” sambung Nea
Jilbab, Bukan hanya Soal Penampilan
“Maaf Nea, saya pikir semua orang punya keyakinan tersendiri soal pakaian yang baik, apalagi tentang Jilbab” sambut Endang
“Benar sekali, setiap orang punya pemahaman tersendiri tentang apa yang layak dan tidak layak. Tingkat kesopanan seseorang tentu berbeda-beda. Apalagi dalam hal pakaian. Ada orang yang telah merasa cukup sopan dengan jilbab segi empat yang dilingkar di pundak.
Lalu, ada yang merasa belum cukup, makanya memakai yang lebar dan menutupi dada. Tentu setiap orang punya cara tersendiri untuk menjadi individu yang berkualitas dalam hal keimanan. ayolah akhlak yang baik tidak dilihat berdasarkan penampilan. Tapi niat dan manfaat.” sambung Nea
“wah wah perlu belajar banyak ini sama sang Guru Nea” tukas Endang, sambil menggoda Nea
“guru apaan? saya sendiri saja masih belajar, tanya sana sama Pak Imam supaya lebih jelas” jawab Nea dengan sembari menunjuk Pak imam yang kebetulan lewat pulang dari Masjid
“Pak Imam lagi sibuk ngurus jamaah. Hahaha..” jawab Endang sambil mengedipkan mata
Bukan soal penampilan. Tapi soal niat agar terus memperbaiki diri menjadi lebih baik. Jilbab jelas memiliki peran dan makna tersendiri bagi setiap pemakainya. Tingkat kesalihan seseorang tidak bisa kita ukur hanya dengan selembar kain yang ia gunakan di kepalanya. Maka, mari kita tetap berproses agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. []