Mubadalah.id – Wanita berkelas tidak hanya kita nilai dengan gaya penampilannya ataupun merk dari pakaian dan barang-barang yang ia gunakan. Bukan juga seberapa banyak hasil cekout-an mu dalam online shop. Bukan, bukan itu semua. Melainkan lebih dari itu. Tidak salah jika penampilan luar selalu kita perhatikan. Namun, kebaikan yang ada di dalam diri juga perlu kita munculkan. Jadilah berkelas secara lahir maupun batin.
Di sisi lain, elegan juga sering kita nilai dengan kaku dan jaim. Padahal sangat berbeda makna. Berkelas juga bukan berarti sombong dan angkuh. Berkelas adalah ketika kamu mampu menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri dalam setiap situasi dan kondisi apapun.
Ada beberapa langkah dan kesadaran sikap yang perlu kita usahakan untuk menjadi wania yang berkelas dan elegan. Ciri paling utama wanita berkelas adalah memiliki wawasan yang luas. Tidak hanya tampilan luar saja yang senantiasa di perbaiki. Namun, kedalaman intelektual juga perlu diasah. Layaknya pisau, yang tidak pernah kita gunakan dan diasah ia akan tumpul tak berfungssi. Begitupula akal, ia perlu nutrisi untuk meningkatkan kualitas diri.
Wanita yang berwawasan luas ia akan mampu menentukan sikap dalam menghadapi segala problematika yang ia hadapi. Dengan segala situasi dan kondisi yang ia alami, wanita berkelas mampu percaya diri dan bertanggung jawab serta tenang dalam bertindak. Ia juga akan menata bicaranya agar tidak menyakiti orang lain sekaligus mengurangi perkataan yang ia rasa tidak bermanfaat alias unfaedah.
Wanita Berkelas Memiliki Hati yang Lembut
Selain berwawasan luas, wanita yang berkelas memiliki hati yang lembut dan mampu menjaga martabat serta marwahnya. Ketika marah, seseorang yang berkelas mampu mengolah emosinya dengan baik. Bahkan ia dapat menjawab argumen lawan dengan cerdas dan tepat bukan dengan teriak-teriak dan sumpah serapah.
Bukannya menunjukkan kekuatan, justru hal tersebut membuktikan bahwa dirinya lemah dalam pengendalian diri. Dengan ilmu, seseorang akan bijak dalam bersikap dan tidak langsung reaktif dalam setiap emosi yang muncul tiba-tiba.
Sekali lagi, semua ini tidak mudah apalagi instan. Akan tetapi jika seseorang mau belajar dan mengusahakannya maka siapapun layak untuk menjadi berkelas. Tanpa mencari penghormatan, wanita berkelas dengan sendirinya akan dihormati oleh orang-orang di sekitarnya. Sehingga marwahnya akan tetap terjaga.
Ada istilah jawa yang mengartikan kata “wanita” adalah wani tapa atau berani dan bersedia bertapa. Orang yang tekstual akan mengartikan filosofi tersebut dengan memarginalkan perempuan hanya layak berdiam diri saja di rumah dan mengasingkan diri dalam ranah sosial.
Padahal jika kita lihat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bertapa adalah sebuah usaha untuk mengasingkan diri dari keramaian dunia dengan menahan hawa nafsu untuk mencari ketenangan batin.
Mengenal Wanita “Wani Tapa”
Saya kira, ini tingkatan manusia yang paling tinggi. Karena dalam kehidupannya, seorang petapa tidak memiliki ketertarikan apapun dengan dunia. Bukan berarti tidak butuh dunia, melainkan tidak mencintai dunia dan hanya memanfaatkan dunia sebagai kendaraannya untuk memperbanyak amal sebagai bekal ke akhirat kelak.
Kata mengasingkan di sini adalah dimensi hati bukan sekadar jasmani. Artinya, bersosialisasi dengan masyarakat tidak bisa kita tinggalkan karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Jika wanita adalah “wani tapa”, maka wanita kita nilai memiliki potensi yang kuat untuk mencapai derajat mulia sebagai manusia.
Ketenangan menjadi salah satu tujuan dari sebuah per-tapa-an. Namun, mengapa masih ada perempuan yang memiliki banyak kekhawatiran dalam berbagai kemungkinan-kemungkinan yang belum pasti terjadi?
Jika kita kaitkan, wanita berkelas adalah wanita yang mampu memusatkan pikiran, perhatian dan perasaannya terhadap kebaikan-kebaikan yang mampu ia lakukan secara maksimal. Refleksikan secara tepat, bahwa sikap dan perilaku kita murni untuk berbuat baik dan tidak tercampur dengan unsur negatif apapun. Untuk bisa melakukannya, seseorang memerlukan ilmu dan wawasan yang sangat luas untuk menyelami dalamnya samudra nurani yang ia miliki.
Saya pernah mendengar, bahwa cinta yang berkelas dimiliki oleh orang yang berkelas. Jadi, berhentilah menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Pahami potensi diri, lakukan kebaikan dengan percaya diri, aktualisasikan diri dengan sepenuh hati, dan yakinlah bahwa dirimu sangat berarti. []