• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Surat Terbuka Dari Alpha Women: Kita Semua Adalah Perempuan Merdeka!

Kehadiran kesadaran atas “perempuan berhak bahagia, dan berhak atas pilihannya” adalah sebuah kunci awal untuk meraih kebahagiaan

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
01/09/2023
in Personal
0
Perempuan Merdeka

Perempuan Merdeka

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari kemerdekaan menjadi momentum tepat semua warga negara Indonesia merayakan kebahagiaan atas kemerdekaan yang telah tercapai. Namun, setelah berefleksi panjang, muncul pertanyaan, memangnya kita benar-benar merdeka? Di mana Nasib para perempuan merdeka?

Namun, sebelum jauh ngalor-ngidul menulis surat ini, penting untuk menjelaskan alpha women yang saya maksud dalam tulisan ini. Alpha women merupakan istilah yang kita sematkan kepada perempuan yang memiliki posisi dominan dalam suatu kelompok.

Hal tersebut terpengaruhi oleh kemampuannya atas pemecahan masalah dan kemampuan intelektual yang ia miliki. Dominasi yang saya maksud ini dapat kita maknai dengan satu sisi saja, yakni negatif. Namun, bisa bermakna sebaliknya.

Intinya, alpha women seringkali kita sematkan kepada perempuan memiliki kecenderungan mandiri. Di mana ia nampak sebagai sosok yang ambisius, memiliki keberanian, berjiwa kepemimpinan, cerdas secara emosi dan memiliki kepercayaan diri. Ciri tersebut yang selanjutnya juga kita definisikan sebagai sosok perempuan yang tidak membutuhkan laki-laki.

Perempuan dengan Ragam Pilihan Hidupnya

Momentum ini menjadi sesuatu yang tepat untuk berefleksi lebih panjang mengenai kondisi perempuan dalam berbagai sisi. Alpha women sebenarnya bisa menampilkan wajah perempuan yang berdaya. Namun, tetap saja stigma dan stereotipe tersemat dari berbagai sisi yang ada.

Baca Juga:

Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

Being Independent Woman is Not Always About Money, Bro!

Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

Girls, Jangan Berhenti Bekerja (Dulu)

Nyatanya perempuan yang bisa menghasilkan uang yang banyak akan pula mendapatkan stigma “perempuan kok sibuk bekerja, hingga berduit banyak, nanti laki-laki nggak ada yang berani tuh” namun, pada waktu yang sama “perempuan yang misalnya hanya bekerja di rumah juga, tidak jarang mendapatkan sigma; perempuan hari ini kok tidak kreatif, mbok yo berkarya atau berkarir di tengah kemajuan zaman dan teknologi”

Dari cerita tersebut selanjutnya, kita merefleksikan bahwa sebenarnya dalam posisi manapun perempuan akan mendapatkan hujatan atau stigma. Mereka akan merasakan ambivalensi.

Namun, kondisi-kondisi tersebut selanjutnya tidak secara langsung menghentikan semangat perempuan untuk meningkatkan value yang dimiliki. Ingat bahwa kita semua memiliki kesempatan yang besar untuk tumbuh dan menjadi bagian yang penting dalam kehidupan.

Menjadi perempuan yang sibuk mengurus anak, menjadi perempuan yang sibuk bekerja, perempuan yang senang bekerja di sektor publik atau perempuan yang senang beraktivitas di dalam rumah dan domestik itu semua adalah sesuatu pilihan yang senang untuk di jalani.

Perempuan akan menjadi merdeka dengan menghadirkan kesadaran penuh atas pilihan-pilihan yang dimiliki. Kita bebas memilih dan berhak mendapatkan kebahagiaan.

Perempuan Berhak Bahagia

Kehadiran kesadaran atas “perempuan berhak bahagia, dan berhak atas pilihannya” adalah sebuah kunci awal untuk meraih kebahagiaan. Selanjutnya, kesadaran tersebut akan semakin mudah terwujud dengan lahirnya berbagai kemampuan komunikasi.

Komunikasi untuk melakukan negosiasi dan dialog setiap kondisi yang dimiliki oleh perempuan kepada lingkungan baik orang tua, pasangan atau individu yang lain adalah sesuatu yang penting untuk dimiliki.

Menyuarakan atas apa yang sedang terjadi juga sesuatu yang bisa dilakukan, itu bukan sebuah pelanggaran. Perempuan memiliki hak untuk merasakan bahagia, menyampaikan ide dan pendapat serta terpenting perempuan juga berhak mendapatkan keadilan. Kemajuan hari ini dengan perkembangan ilmu pengetahuan, perempuan sudah saatnya mendapatkan ruang yang nyaman untuk berekspresi.

Menjadi Alpha Women bukan tentang perempuan yang memiliki bergerak dalam sektor publik. Namun juga perempuan yang memiliki pilihan bergerak dalam sektor domestik. Dua sektor tersebut hari ini bisa sama-sama dimobilisasi menjadi ruang yang memberdayakan perempuan.

Perempuan berhak atas pilihannya dan tumbuh dengan bahagia. Perempuan mampu bahagia dengan pilihannya dan kemampuannya untuk berkarya serta berskpersi dalam berbagai ruang.

Kemerdekaan perempuan ini yang selanjutnya kita maknai dengan menghadirkan kebahagiaan atas kebebasan pilihan, kemampuan menghadirkan kebahagiaan, dan tumbuh dengan nyaman. Kita semua perempuan layak untuk merasakan kemerdekaan. Merdeka! []

 

 

Tags: Alpha WomenKemerdekaan Perempuanpemimpin perempuanPerempua Merdekaperempuan bekerja
Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID