Nabi Muhammad Saw adalah pribadi yang hangat dan dekat dengan para sahabat, baik laki-laki maupun perempuan. Nabi Saw biasa mengunjungi mereka, terutama sahabat laki-laki pada saat suka maupun duka. Di antara para sahabat perempuan yang kediaman mereka dikunjungi Rasululullah pada saat suka dan gembira adalah nama-nama berikut ini:
Pertama, Umm Waraqah al-Ansariyah ra adalah sahabat perempuan yang sangat terkenal dengan bacaan dan hafalan Qur’anya pada saat itu. Nabi Saw pernah mengajak para sahabat mengunjungi rumahnya. Sesaat bertemu Rasul Saw, Umm Waraqah meminta izin agar memiliki seorang muazzin sendiri dan shalat jama’ah sendiri. Nabi Saw bahkan mengizinkannya menjadi imam shalat di rumahnya, dimana ada satu orang laki-laki lanjut usia yang menjadi muazzin dan shalat sebagai makmum padanya (Lihat Sunan Abu Dawud, no. 591 dan 592). Kisah ini yang sering dijadikan alasan beberapa ulama bahwa perempuan boleh menjadi imam shalat jama’ah.
Kedua, Umm Hiram bint Milhan ra istri dari Ubadah bin Shamit ra. Ketika ia mengundang makan Rasul Saw ke rumahnya, Rasulpun datang bertandang. Setelah selesai makan, ia mengipas-ngipasi kepala Rasul Saw sehingga tertidur. Saat bangun dari tidur lalu Rasul Saw menceritakan mimpi mengenai ramalan masa depan umat Islam, lalu terjadi percakapan dimana Umm Hiram meminta pada Rasul agar menjadi bagian penting dari tentara yang ikut menaklukan negara Syam (lihat di Sahih Bukhari, no. hadits: 2827).
Ketiga, Rumaisa bint Milhan ra, yang dikenal dengan nama Umm Sulalim al-Anshariyah ra. Ia adalah ibu dari sahabat kecil Anas bin Malik ra yang menjadi pelayan Rasulullah Saw. Ia adalah perempuan yang gagah berani. Ketika Rasul Saw bertandang ke kediamannya, ia menggelarkan tikar dan Rasulpun tertidur. Saat tidur dan Rasul berkeringat, ia mengerok keringat itu dan mengambilnya untuk dimasukkan ke dalam botol parfumnya (lihat kisahnya di Sahih Bukhari, no. 6355, Sahih Muslim, no.: 6203, dan Musnad Ahmad, no. 12182).
Keempat, Nabi Saw juga pernah bertandang ke rumah Sahabat perempuan bernama Mulaikah al-Anshariyah ra. Ia mengundang Nabi Saw untuk makan masakan yang dibuat di rumahnya. Nabipun Saw datang hadir bersama Sahabat kecil Anas bin Malik ra, sang cucu dari Mulaikah, satu orang yatim, dan satu orang yang sudah lanjut usia.
Kelima, sahabat perempuan Rubayyi’ bint Mu’awwidz ra, ketika menikah dan mengadakan walimah juga mengundang Rasululllah Saw. Seperti diceritakan sang suami, Iyas bin al-Bakir ra, Nabi Saw memenuhi undangan Rubayyi’, duduk dan makan, sambil mendengar beberapa perempuan memukul rebana menyanyikan lagu-lagu gembira pernikahan.
Keenam, kisah yang serupa dengan sahabat Rubayyi’ adalah sahabat perempuan bernama Salamah bint Wuhaib ra, yang dikenal dengan sebutan Umm Usaid. Ketika menikah, ia mengundang Nabi Saw dan para sahabat untuk hadir dan makan besar. Ia yang memasak dan melayani langsung makan dan minum Nabi Saw dan para sahabat (Lihat kisahnya di Sahih Bukhari, no. 5237).
Ketujuh, Amrah bint Hizam ra, istri dari Sa’d bin Rabi’ ra yang wafat menjadi syahid pada perang Uhud, juga bercerita, bahwa ia pernah membuat masakan dan menyembelih kambing. Ia mengundang Rasulullah Saw untuk hadir dan makan. Rasulpun datang bertandang dan makan. Kemudian Nabi Saw mengambil wudu dan shalat Zuhur. Setelah shalat, didatangkan lagi daging kambing itu ke hadapan Nabi Saw, dan Nabi Saw memakan lagi. Ketika waktu Ashar tiba, Nabi Saw shalat tanpa berwudu lagi, sudah cukup dengan wudu Zuhur itu.
Sumber: Ishmah Karkar, al-Mar’ah fi al-‘Ahd an-Nabawi, Beirut: Dar al-Gharb al-Islami, 1993 dan buku Qira’ah Mubadalah, 2019.