Mubadalah.id – Erosi, eksploitasi sumber daya alam, lapisan ozon yang rusak dan perusakan alam merupakan dampak dari ketidakseimbangan ekologis yang akan membahayakan kelangsungan hidup umat manusia.
Jika dibiarkan, kerusakan alam akan meluluhlantakkan ekosistem dan kehidupan di dunia. Cadangan energi fosil juga akan menipis dan segera habis.
Hal ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang menganjurkan kepada para pemeluknya untuk melestarikan bumi dan memberikan mandat kepada manusia sebagai khalifah fi al-ardI.
Oleh karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam semesta. Itulah yang harus manusia lakukan. Tetapi, kenyataan berbicara lain. Manusia justru memicu perusakan dan mengundang bencana.
Selama kurun waktu satu dekade terakhir, Indonesia selalu tertimpa oleh bencana alam. Baik berupa banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, maupun kekeringan akibat panjangnya musim kemarau. Ibu Kota Jakarta pun sangat sering menjadi korban keganasan alam.
Banyaknya bencana alam yang menimpa Indonesia memunculkan banyak asumsi tentang penyebabnya. Di antaranya adalah minimnya resapan air dan ruang terbuka hijau, dan eksploitasi sumber daya alam yang membabi buta.
Kemudian, gundulnya kawasan hutan yang menjadi kawasan penyangga daerah, dan banyaknya kawasan hutan yang diubah peruntukannya untuk lahan perkebunan. Ini dinilai banyak pihak sebagai biang kerok terjadinya bencana alam di mana-mana.
Masalah Lingkungan Hidup
Ini semua seharusnya tidak terjadi, apalagi di negeri yang mayoritas dihuni oleh umat Islam. Agama Islam memiliki perhatian khusus terhadap masalah lingkungan hidup.
Sebab, lingkungan hidup memiliki pengaruh besar terhadap fisik dan mental manusia. Rasulullah Muhammad SAW sangat menganjurkan hidup bersih.
Keimanan seseorang tidak hanya kita ukur dari banyaknya ritual di tempat ibadah. Melainkan juga menjaga dan memelihara lingkungan merupakan hal yang sangat fundamental dalam kesempurnaan iman seseorang.
“Kebersihan adalah sebagian dari iman,” sabda Nabi Muhammad SAW.
Kalau begitu, tidak sempurna iman seseorang jika tidak peduli lingkungan. Jelaslah, terdapat keterkaitan yang sangat erat antara pemeliharaan lingkungan hidup dengan keimanan.
Kemudian, dari penjelasan di atas menunjukan bahwa perusak alam adalah orang kafir secara ekologis (kufr al-bi’ah). Merusak alam sama halnya dengan mengkafiri karunia dan ekosistem yang sudah Allah rancang secara seimbang. []