Mubadalah.id – Kejuaraan beregu bulu tangkis Thomas dan Uber cup baru saja selesai terlaksana pada Minggu, 5 Mei 2024 kemarin. Indonesia yang mengirimkan beberapa atlit andalannya turut bertanding dalam kejuaraan beregu tersebut. Bahkan telah berhasil menyumbangkan medali perak untuk tim Thomas dan Uber Cup 2024
Kedua tim berhasil memasuki babak final bersama setelah 26 tahun masa penantian. Namun yang menjadi sorotan masyarakat Indonesia di sini adalah para srikandi bulutangkis Indonesia yang telah berhasil masuk final setelah menunggu selama 16 tahun. Tarakhir kali tim beregu putri ini masuk final pada tahun 2008 yang juga menerima gelar runner up karena kalah dengan negara China.
Sekilas Tentang Uber Cup
Mengutip dari Wikipedia.org Piala Uber adalah kejuaraan bulu tangkis internasional untuk nomor beregu putri yang diadakan setiap dua tahun sekali. Nama Kejuaraan ini berasal dari nama H.S.Betty Uber. Dia adalah mantan pemain bulu tangkis dari Inggris. Adapun pertama kali mengadakan kejuaran Piala Uber yakni pada tahun 1957 di Preston, Lancashire, Inggris yang diikuti oleh 11 negara salah satunya adalah Indonesia.
Sejak tahun 1957 tim beregu putri Indonesia telah meraih gelar Uber sebanyak dua kali, pada tahun 1994 dan 1996. Setelah itu Indonesia hanya mampu menyabet gelar runner up pada 1998 dan 2008. Sejak saat itu Indonesia harus puasa gelar selama kurang lebih 16 tahun.
Kemudian pada kejuaraan Ruber Up tahun 2024 yang diadakan di China ini, tim putri Indonesia kembali mendapatkan gelar runer up, sehingga suka tidak suka karena harus mengakui keunggulan China dengan skor 3-0.
Srikandi Bulu Tangkis Indonesia
Agak berbeda dengan tim Thomas, pada kejuaraan Thomas dan Uber Cup tahun ini Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) hanya menargetkan tim Uber untuk masuk semifinal. Namun, para Srikandi muda bulu tangkis Indonesia ini mampu menembus final setelah mengalahkan tim uber dari Korea dengan skor 3-2.
Lalu saat pertandingan diakhiri oleh Komang. Dia adalah pebulu tangkis tunggal putri asal Bali dengan skor yang sangat manis dan dramatis.
Kemenangan tim putri Indonesia atas Korea tentu saja membuat para pecinta permainan tepuk bulu angsa tersebut terharu dan bangga. Bagaimana tidak, selama ini tim putri Indonesia selalu kita pandang sebelah mata, karena ada anggapan belum mampu untuk bersaing dengan para pemain bulu tangkis dari luar negeri.
Greysia Polli membenarkannya. Hal tersebut terungkap melalui akun ‘X” yang mengatakan bahwa bukan hanya beberapa tahun belakangan ini, tetapi sejak dulu tim putri Indonesia dianggap berada di level yang berbeda jika dibandingkan dengan tim putra.
Masuknya tim putri dalam final Uber Cup 2024 ini menjadi pemandangan indah sekaligus menepis realita sosial terkait perempuan. Walaupun belum mampu menyumbangkan medali emas untuk Indonesia, keberhasilan tim putri dalam kejuaraan Uber Cup kali ini menjadi kemenangan untuk Indonesia khususnya bagi para perempuan. Hal ini menunjukan bahwa eksistensi perempuan dalam mengharumkan merah putih patut untuk kita perhitungkan.
Bulu Tangkis Menepis Bias Gender
Secara historis para perempuan tidak bisa terlepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kita mengetahui bahwa terdapat beberapa perempuan yang kita anggap turut berkontribusi di dalamnya. Sebut saja Cut Nyak Dien, Marta Christina Tiahahu, Dewi Sartika, RA. Kartini dan masih banyak lagi.
Mengutip dari mubadalah.id bahwa keberhasilan para perempuan tersebut dihasilkan melalui sinergi yang apik antara laki-laki dan perempuan. Artinya, sinergi yang terbangun antara laki-laki dan perempuan menunjukan adanya kesetaraan yang kuat, sehingga mampu untuk merebut kemerdekaan. Kesetaraan tersebut terlihat pula oleh tim bulu tangkis Indonesia pada kejuaraan Thomas dan Uber Cup kemarin.
Hal ini terlihat pada pendukung Indonesia yang ikut menonton secara langsung lapangan duduk bersamaan laki-laki dan perempuan. Yakni untuk mendukung tim thomas dan Uber sambil menyuarakan yel-yel mereka.
Tidak hanya yang berada di lapangan, para pecinta bulu tangkis yang berada di Indonesia turut mendukung melalui televisi. Selain itu juga ada yang menonton melalui layanan live streaming di instagram dan youtube BWF. Bahkan terdapat di beberapa tempat ada pula yang melakukan nobar (nonton bareng) pada final kejuaraan final Uber dan Thomas cup.
Dari sudut pandang yang berbeda, selain kesetaraan penulis juga melihat adanya apresiasi penuh dari para penonton laki-laki untuk para pemain Uber. Apresiasi tersebut terlihat pada beberapa kolom komentar di instagram badminon.ina yang turut bangga atas keberhasilan tim Uber pada kejuaraan kali ini.
Walaupun tidak berhasil merebut juara pertama, dari kolom komentar terlihat tidak ada yang merasakan kekecewaan melainkan kebanggaan.
Hemat penulis perjuangan yang srikandi muda bulu tangkis Indonesia lakukan ini, pada kejuaraan uber cup 2024 mampu menghilangkan sekat gender. Selain itu turut pula menyuarakan nilai-nilai kesetaraan dalam dunia olahraga. Prestasi pada Uber Cup 2024 ini menunjukkan bahwa para perempuan juga mampu berkontribusi, eksis dan mampu berkompetisi pada kejuaran level dunia. Wallahua’lam. []