Banyak peristiwa yang terjadi selama bulan Muharram yang kemudian menjadikannya sebagai bulan yang penuh dengan keistimewaan. Nama Muharram sendiri mulanya Al-Mutamar, berubah menjadi Muharram karena peperangan diharamkan pada bulan tersebut.
Di bulan Muharram, sunah melakukan amalan ketaatan dan kebaikan sangatlah dianjurkan, karena memiliki banyak keutamaan saat mengerjakannya. Selain itu, amalan sunah yang dikerjakan pun akan berbalas pahala besar.
Muharram adalah bulan yang dimuliakan.
Saking mulianya, bulan ini dijuluki dengan syahrullah yang artinya bulan Allah. Di dalam hadits pun Rasulullah menyatakan bahwa Muharram termasuk ke dalam bulan yang dimuliakan oleh para nabi, khususnya pada hari ke-10 yang lebih dikenal dengan nama hari Asyura. Secara teologis religius pun, Muharram menjadi bulan yang istimewa karena dimuliakan oleh Allah dan para nabi.
Dalam sebuah atsar yang dicatat oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Mukasyafah al-Qulub al-Muqarrib min ‘Allam al-Ghuyub (Pembuka Hati yang Mendekatkan dari Alam Ghaib), disebutkan bahwa pada hari Asyura Allah menciptakan langit, bumi, matahari, bulan, bintang, dan surga.
Nabi Adam diciptakan, bertaubat, dan dimasukkan ke dalam surga juga pada hari tersebut. Pada hari itu pun Nabi Idris diangkat ke tempat yang lebih tinggi. Kemudian Nabi Ibrahim dilahirkan dan diselamatkan dari api unggun Raja Namrud. Pada hari Asyura juga Nabi Yaqub disembuhkan dari semua penyakitnya.
Nabi Yusuf pun dikeluarkan dari penjara pada hari Asyura. Kemudian peristiwa diselamatkan Nabi Musa dan pengikutnya saat menyebrangi lautan serta ditenggelamkannya Raja Firaun terjadi pada hari Asyura. Peristiwa Nabi Musa dan Raja Firaun juga disebutkan secara khusus dalam hadits Rasulullah, yang mana ketika umat Yahudi di Madinah memberitakan hal tersebut, maka Rasulullah mengiyakannya dan Rasulullah melakukan puasa atas hari itu.
Pada hari Asyura juga Nabi Sulaiman diberikan karunia kerajaan yang besar, Nabi Yunus pun dikeluarkan dari perut ikan hiu pada hari tersebut. Kelahiran Nabi Isa serta peristiwa diangkatnya ke langit pun terjadi pada hari Asyura. Peristiwa yang sakral dari mulai Nabi Adam hingga Nabi Muhammad membuat Muharram menjadi bulan yang istimewa bagi para nabi, begitupun dengan kita sebagai pengikutnya. Selain peristiwa-peristiwa tersebut, kestimewaan bulan Muharram yang lainnya akan diuraikan di bawah ini.
1. Peringatan Hari Pertama bagi Kehidupan yang Baru
Dari sudut pandang semi historis, bulan Muharram pada tanggal 10 merupakan peringatan hari pertama bagi dunia baru setelah terjadi bencana banjir bandang dan topan pada zaman Nabi Nuh. Pada tanggal 8 Muharram, perahu Nabi Nuh merapat di bukit Judi, Gunung Ararat di Turki. Pada tanggal 10 Muharram, Nabi Nuh dan pengikutnya yang selamat turun dari perahu dan memulai kehidupan yang baru. Arti kata dari bukit ‘Judi’ sendiri adalah bukit yang baru didiami manusia.
2. Awal Ekspedisi Hijrah Nabi
Tanggal 1 Muharram merupakan awal ekspedisi hijrah Nabi Muhammad dari Makkah menuju Madinah. Rasulullah melakukan hijrah memang baru dua bulan berikutnya. Tercatat bahwa Rasulullah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 H baru memasuki Madinah setelah hampir 12 hari menempuh perjalanan di malam hari.
Namun, ekspedisi hijrah, baik utusan sahabat pendahulu menjalin kontak dengan penduduk Madinah telah dilakukan sejak awal. Beberapa sepupu nabi diperintahkan untuk memulai gerakan hijrah secara berangsur-angsur. Utsman, Hamzah, dan Zaid tercatat diperintah Rasulullah untuk berangkat pada malam tanggal 1 Muharram.
3. Terjadi Peristiwa Pembantaian Keturunan Nabi
Pada tanggal 10 Muharram, dalam sejarah Islam pernah terjadi peristiwa yang sangat mengharukan, yang mana terjadi pembantaian terhadap 72 anak keturunan nabi dan pengikutnya. Peristiwa ini ditandai dengan gugurnya Sayyidina Husein secara sangat tidak manusiawi atas restu Khalifah Yazid bin Muawiyah. Peristiwa ini merupakan awal dari serangkaian tindakan pembunuhan untuk menghilangkan keluarga Nabi Muhammad Saw, oleh pihak-pihak Islam politik, terutama kalangan keturunan dari Abu Sofyan.
4. Bulan Awal Tahun Baru Islam dan Jawa
Untuk konteks di Indonesia, khususnya Jawa, bulan Muharram menjadi bulan awal tahun baru bersama-sama antara Islam dan Jawa yang diprakarsai oleh Sultan Agung. Terdapat keyakinan juga di sebagian masyarakat Jawa, bahwa pada bulan Muharram Aji Saka datang ke Tanah Jawa dan membebaskan Jawa dari cengkraman makhluk-makhluk raksasa (banul jan) yang menjajah manusia. Selain itu, bulan Muharram diyakini sebagai bulan kelahiran huruf Jawa.
Jika berefleksi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi selama bulan Muharram, Allah telah membuat bulan Muharram menjadi bulan yang suci, sakral, dan istimewa agar manusia selalu mengucap syukur dan bermuara pada kepasrahan diri dan ketakwaan kepada Allah. Cara bersyukur itulah yang kemudian diamalkan dengan berpuasa pada hari Asyura.
Bahkan Rasulullah pernah mengutus seorang pemuda dari Bani Aslam untuk menyeru kepada banyak orang agar yang tidak berpuasa dapat menjalankan puasa, dan siapa yang sudah makan agar selanjutnya meneruskan tidak makan sampai menjelang malam. Dengan merenungkan hal apa saja yang telah terjadi selama bulan Muharram, setidaknya dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. []