Mubadalah.id – Hari ini, 1 Juni 2022, sebagian warga negara Indonesia tengah memperingati Hari Lahir Pancasila .Beragam cara dilakukan, guna peringatan Pancasila dapat berjalan dengan penuh makna. Yang terpenting dari peringatan Pancasila adalah bahwa Pancasila sesuai syariat Islam.
Pancasila sebagai dasar negara bangsa dapat dijadikan sebagai semangat untuk menciptakan kemaslahatan, kasih sayang, dan menghargai kemanusiaan.
Jika kita merujuk dalam pandangan para kiai dan ulama pesantren, menurut KH. Husein Muhammad, seluruh sila dalam Pancasila sesuai syariat Islam, tidak bertentangan dengan Islam.
Sejumlah ulama, kata Buya Husein, menyatakan bahwa Pancasila adalah sepenuhnya esensi misi dan visi Islam. Artinya, Pancasila sesuai syariat Islam.
4 Bukti Pancasila Sesuai Syariat Islam
Berikut empat dalil Al-Qur’an yang membahas soal semangat dari Pancasila.
1. Kebhinekaan
Di dalam al-Qur’an terdapat salah satu ayat yang menyebutkan tentang kebhinekaan.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
yâ ayyuhan-nâsu innâ khalaqnâkum min dzakariw wa untsâ wa ja‘alnâkum syu‘ûbaw wa qabâ’ila lita‘ârafû, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum, innallâha ‘alîmun khabîr.
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (QS. Al-Hujurat: Ayat 13)
2. Kebhinekaan adalah Sunatullah
Kebhinekaan juga merupakan sunnatullah sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Maidah ayat 48 :
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًاۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ
likullin ja‘alnâ mingkum syir‘ataw wa min-hâjâ, walau syâ’allâhu laja‘alakum ummataw wâḫidataw wa lâkil liyabluwakum fî mâ âtâkum fastabiqul-khairât.
Artinya : Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
3. Keberagamaan
Kebhinekaan dalam Islam bukan hanya terkait suku dan bangsa, namun juga menyangkut keberagaman agama. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Yunus ayat 99 :
وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ
walau syâ’a rabbuka la’âmana man fil-ardli kulluhum jamî‘â, a fa anta tukrihun-nâsa ḫattâ yakûnû mu’minîn.
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?
4. Dilarang Menghina dan Melecehkan
Dalam ajaran Islam, kita diperintahkan untuk saling menebarkan kasih sayang, tolong-menolong, perdamaian, dan saling berbuat baik kepada siapapun.
Islam juga sangat melarang setiap umatnya agar tidak saling menghina dan melecahkan. Hal dijelaskan dalam QS. Al-An’am ayat 108 :
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًا ۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ
wa lâ tasubbulladzîna yad‘ûna min dûnillâhi fa yasubbullâha ‘adwam bighairi ‘ilm, kadzâlika zayyannâ likulli ummatin ‘amalahum.
Artinya : Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam Pancasila, tidak ada satupun sila-sila yang terkandung di sana yang dapat menjerumuskan ke dalam sistem syirik atau thagut.
Pelbagai ayat Al-Qur’an yang di sodorkan di atas, semakin menampakkan bahwa pesan-pesan yang bersesuaian dengan pelbagai nilai universal Islam.
Terlebih lagi, jika menilik UUD 1945 yang menjadi konstitusi bangsa Indonesia, maka akan kita temukan pelbagai nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Semangat yang anti-penindasan dan penjajahan.
Untuk itu, jika kita kaji dalam pendasaran teologis, terhadap Pancasila dan UUD 45, maka kita akan mendapati semangat Al-Qur’an. Yang sangat menjunjung tinggi, semangat tauhid, kemanusiaan, dan pelbagai nilai Islam lain. Nyatalah bahwa Pancasila itu sesuai dengan Syariat Islam.
Itulah penjelasan terkait 4 Dalil Al-Qur’an yang membuktikan Pancasila Sesuai Syariat Islam. Semoga NKRI dengan nilai yang ada dalam Pancasila, bangsa Indonesia kian sejahtera dan harmonis. (Rul)