Selasa, 14 Oktober 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Belajar dari Gus Dur dan Daisaku Ikeda, Persahabatan adalah Awal Perdamaian

    Jurnalis Santri

    Sambut Hari Santri Nasional 2025, Majlis Ta’lim Alhidayah Gelar Pelatihan Jurnalistik Dasar untuk Para Santri

    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Disabilitas intelektual

    Melatih Empati pada Teman Disabilitas Intelektual

    Alam

    Menjaga Alam, Menyelamatkan Ekosistem

    Diplomasi Iklim

    Ekofeminisme dalam Diplomasi Iklim

    Korban Kekerasan Seksual

    Membela Korban Kekerasan Seksual Bukan Berarti Membenci Pelaku

    Rumah Tangga atas

    Teladan Rasulullah Saw: Rumah Tangga Dibangun atas Dasar Saling Berbuat Baik

    Menjaga Lingkungan

    POV Islam dalam Menjaga Lingkungan

    Akhlak Mulia dalam

    Bakti Suami dan Istri: Akhlak Mulia dalam Relasi Rumah Tangga

    Gugatan Cerai Guru PPPK

    Martabat, Nafkah, dan Gagalnya Sistem yang tak Setara: Mengurai Fenomena Gugatan cerai Guru PPPK

    Merawat Kesehatan Mental

    Merawat Kesehatan Mental Sebagai Amal Kemanusiaan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Keluarga sebagai Pertama dan Utama

    Menjadikan Keluarga sebagai Sekolah Pertama dan Utama

    Memperlakukan Anak Perempuan

    Rasulullah, Sosok Tumpuan Umat Manusia dalam Memperlakukan Anak Perempuan

    Akhlak Mulia

    Ketika Akhlak Mulia Menjadi Fondasi Relasi Suami Istri

    Taat dan Berbakti

    Bukan Hanya Istri, Suami Pun Harus Taat dan Berbakti

    berbuat Baik

    Suami dan Istri Harus Saling Berbuat Baik

    Dalam Rumah Tangga

    Menerapkan Prinsip Keadilan Hakiki dalam Rumah Tangga

    Berbuat Baik Kepada Perempuan

    Islam Memerintahkan Laki-Laki untuk Berbuat Baik kepada Perempuan

    Kesehatan Mental

    Rasulullah Pun Pernah Down: Sebuah Ibrah untuk Kesehatan Mental

    Ukuran Kesalehan

    Kesalehan Itu Dimulai dari Rumah

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Belajar dari Gus Dur dan Daisaku Ikeda, Persahabatan adalah Awal Perdamaian

    Jurnalis Santri

    Sambut Hari Santri Nasional 2025, Majlis Ta’lim Alhidayah Gelar Pelatihan Jurnalistik Dasar untuk Para Santri

    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Disabilitas intelektual

    Melatih Empati pada Teman Disabilitas Intelektual

    Alam

    Menjaga Alam, Menyelamatkan Ekosistem

    Diplomasi Iklim

    Ekofeminisme dalam Diplomasi Iklim

    Korban Kekerasan Seksual

    Membela Korban Kekerasan Seksual Bukan Berarti Membenci Pelaku

    Rumah Tangga atas

    Teladan Rasulullah Saw: Rumah Tangga Dibangun atas Dasar Saling Berbuat Baik

    Menjaga Lingkungan

    POV Islam dalam Menjaga Lingkungan

    Akhlak Mulia dalam

    Bakti Suami dan Istri: Akhlak Mulia dalam Relasi Rumah Tangga

    Gugatan Cerai Guru PPPK

    Martabat, Nafkah, dan Gagalnya Sistem yang tak Setara: Mengurai Fenomena Gugatan cerai Guru PPPK

    Merawat Kesehatan Mental

    Merawat Kesehatan Mental Sebagai Amal Kemanusiaan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Keluarga sebagai Pertama dan Utama

    Menjadikan Keluarga sebagai Sekolah Pertama dan Utama

    Memperlakukan Anak Perempuan

    Rasulullah, Sosok Tumpuan Umat Manusia dalam Memperlakukan Anak Perempuan

    Akhlak Mulia

    Ketika Akhlak Mulia Menjadi Fondasi Relasi Suami Istri

    Taat dan Berbakti

    Bukan Hanya Istri, Suami Pun Harus Taat dan Berbakti

    berbuat Baik

    Suami dan Istri Harus Saling Berbuat Baik

    Dalam Rumah Tangga

    Menerapkan Prinsip Keadilan Hakiki dalam Rumah Tangga

    Berbuat Baik Kepada Perempuan

    Islam Memerintahkan Laki-Laki untuk Berbuat Baik kepada Perempuan

    Kesehatan Mental

    Rasulullah Pun Pernah Down: Sebuah Ibrah untuk Kesehatan Mental

    Ukuran Kesalehan

    Kesalehan Itu Dimulai dari Rumah

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Dimanakah Tuhan Dalam Dunia Virus Corona?

Pandemi virus corona tahun ini benar-benar mengguncang warga dunia baik secara fisik maupun mental.

Fadhel Fikri Fadhel Fikri
29 Juni 2023
in Aktual, Publik, Rekomendasi, Rujukan
0
Virus Corona

Virus Corona

2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pandemi virus corona tahun ini benar-benar mengguncang warga dunia baik secara fisik maupun mental. Masyarakat diharuskan mengisolasi diri untuk mencegah penyebaran virus corona yang lebih parah. Karena di seluruh dunia, gereja-gereja ditutup untuk membatasi penyebaran virus.

Banyak yang bertanya di mana Tuhan dalam dunia virus corona? Itu jika Dia ada di sana. Apakah Dia berada di karantina mandiri yang tidak dapat diakses? Dari mana atau dari siapa kita bisa mendapatkan penghiburan atau pengharapan yang nyata?

Dunia yang rapuh

Belum pernah kita mengalami penguncian kota dan bahkan negara, penutupan perbatasan, larangan perjalanan, penutupan semua kecuali layanan penting, larangan pertemuan olahraga besar, kota-kota sunyi dan kota-kota yang meneriakkan rasa takut serta diri sendiri. -isolasi.

Virus corona yang baru saja muncul di penghujung tahun 2019 tiba-tiba menciptakan situasi yang buruk ini! Apakah ini mimpi? Kita mungkin masih ingat aktivitas kita di sekolah, mall, dan pasar, tapi tiba-tiba kita tidak bisa masuk ke tempat-tempat tersebut.

Ini bukti bahwa dunia kita rapuh. Setiap dari kami telah terbiasa dengan dunia yang cukup stabil, di mana kehidupan dapat diprediksi secara wajar. Sekarang semuanya tampak runtuh: hal-hal yang selalu kita andalkan telah hilang, dan kita tidak pernah dihadapkan pada kekuatan yang berada di luar kendali kita.

Orang-orang takut akan kesehatan mereka, baik fisik maupun psikologis; untuk keluarga dan teman mereka, khususnya orang tua dan lemah; untuk jaringan sosial mereka, persediaan makanan mereka, pekerjaan mereka, keamanan ekonomi, dan sejumlah hal lainnya.

Keadaan ini tentunya berbeda dengan pandemi di zaman dahulu ketika manusia masih memiliki dimensi spiritual yang lebih kuat dibanding saat ini. Di zaman kuno, manusia berdoa untuk pengampunan dan keselamatan dari Tuhan setiap hari. Tetapi saat ini, semakin sedikit orang yang memiliki dimensi ketuhanan apapun dalam hidup mereka.

Penderitaan dan Sakit

Mengenai penderitaan dan rasa sakit, kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dari kejahatan. Pandemi virus corona dapat dianggap sebagai kejahatan alam karena ini bukan kerusakan murni yang disebabkan oleh manusia. Perlu dicatat bahwa penderitaan dan rasa sakit bersumber dari dua hal.

Pertama, adanya penderitaan akibat bencana alam dan penyakit yang tidak (secara langsung) menjadi tanggung jawab manusia: gempa bumi, tsunami, kanker, dan virus corona. Tetapi wabah virus corona tampaknya merupakan kasus kejahatan alami (meskipun kejahatan moral bersembunyi di dekatnya dalam pembelian dan penimbunan makanan karena panik yang egois).

Kedua, ada penderitaan yang menjadi tanggung jawab langsung pria dan wanita: tindakan kebencian, teror, kekerasan, pelecehan, dan pembunuhan. Itu mengarah pada masalah kejahatan moral. Kita semua memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup untuk menghadapi pandemi. Perasaan cemas dan takut akan tetap ada; Perasaan ingin bergantung pada Tuhan pasti akan tetap ada di hati.

Fungsi Nyeri

Pengalaman manusia dan kedokteran dasar mengajarkan kita bahwa rasa sakit memiliki peran penting dalam hidup kita. Pertama, rasa sakit memperingatkan kita tentang bahaya. Jika, misalnya, Anda meletakkan tangan Anda terlalu dekat dengan api, sistem saraf Anda mengingatkan otak Anda, dan Anda merasakan sakit, yang membuat Anda menarik tangan Anda dan melindunginya dari cedera.

Kedua, sejumlah rasa sakit terlibat dalam perkembangan fisik. Misalnya jika atletik, pendakian gunung, atau pertandingan sepak bola Amerika yang menuntut fisik, rugby Inggris, dan tinju adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh para penggemar olahraga akan menanggung rasa sakit yang luar biasa untuk berprestasi.

Ketiga, pada tingkat yang lebih dalam, penderitaan dan rasa sakit dapat berkontribusi pada pembentukan karakter. Ada banyak contoh ketahanan dan ketabahan dalam menghadapi penderitaan yang membentuk karakter berkualitas tinggi.

Bagaimana Bisa Ada Virus Corona Jika Ada Tuhan Yang Maha Pengasih? Menurut John C. Lennox, untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut, kita perlu memahami tiga hal: pertama, sifat virus secara umum; kedua, sifat kemanusiaan; dan ajaran agama ketiga.

Pertama, sifat dari virusnya, mungkin sebagian dari kita menyadari bahwa segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki arti dan tujuan yang baik. Meski virus corona yang menyerang manusia sebenarnya memiliki tujuan yang baik, namun manusia terkadang melupakannya dan selalu menyalahkan takdir.

Kedua, sifat kemanusiaan. Tuhan telah membuat hal-hal yang tidak pernah melakukan kesalahan moral. Tuhan bisa saja menciptakan dunia robot yang secara otomatis mengikuti program bawaan mereka. Tapi dunia itu tidak akan berisi kita manusia. Faktanya, orang-orang yang ingin menghuni dunia tanpa kemungkinan kejahatan sebenarnya menginginkan diri mereka hilang dari keberadaan.

Alasannya adalah salah satu hadiah terbesar yang Tuhan berikan kepada kita adalah karena keinginan bebas. Kita dapat mengatakan ya atau tidak, dan kapasitas itu membuka hal-hal yang luar biasa: cinta, kepercayaan, dan hubungan yang tulus dengan Tuhan dan satu sama lain. Akan tetapi, kemampuan luar biasa dan baik yang sama itu membuat kita mampu melakukan kejahatan, meskipun itu tidak mengizinkan kita untuk melakukan kejahatan.

Begitu pula dengan semua kesenangan yang kita miliki saat ini. Itu bukanlah sesuatu yang datang secara alami tetapi merupakan pemberian dari Tuhan. Orang yang memiliki kesenangan lebih diharapkan dapat berbagi dengan orang lain.

Banyak masyarakat kelas bawah yang kesulitan menghadapi pandemi virus corona. Ini adalah kesempatan bagi mereka yang memiliki lebih banyak kekayaan untuk membagikannya dan bersikap baik kepada orang lain. Apa yang harus kita lakukan? Menghadapi pandemi yang terus berlanjut ini, kita perlu melakukan hal-hal baik seperti memperhatikan nasehat, menjaga cara pandang, dan menyayangi sesama.

Pertama, pada tingkat praktis, sebaiknya kita memperhatikan nasihat medis terbaik hari ini. Untuk mengurangi penyebaran virus, karantina telah diberlakukan bagi orang-orang yang paling berisiko, terutama orang tua dan mereka yang memiliki kondisi medis mendasar pada jantung dan sistem pernapasan.

John C. Lennox mengutip dari C.S Lewis tentang bagaimana menanggapi senjata atom yang mengerikan bagi umat manusia dengan menerapkannya pada pandemi virus corona di dalamnya. John C. Lennox menyisipkan “coronavirus”, “virus”, atau “pandemi” dalam tanda kurung siku di titik-titik yang relevan untuk memberikan gagasan (saya akui sedikit tidak sempurna, dan saya minta maaf untuk itu):

“Di satu sisi kami berpikir terlalu banyak tentang bom atom (virus corona). ‘Bagaimana kita hidup di zaman (pandemi) atom?’ Saya tergoda untuk menjawab: ‘Mengapa, seperti yang Anda akan hidup di abad keenam belas ketika wabah mengunjungi London hampir setiap tahun, atau seperti Anda akan hidup di Usia Viking ketika perampok dari Skandinavia mungkin mendarat dan memotong tenggorokanmu setiap malam; atau memang, karena Anda sudah hidup di zaman kanker, usia sifilis, usia kelumpuhan, usia serangan udara, usia kecelakaan kereta api, usia kecelakaan motor.”

“Dengan kata lain, jangan biarkan kami memulai dengan melebih-lebihkan hal baru dari situasi kami. Percayalah, Tuan atau Nyonya, Anda dan semua yang Anda cintai telah dijatuhi hukuman mati sebelum bom atom (coronavirus) ditemukan: dan cukup banyak dari kita yang akan mati dengan cara yang tidak menyenangkan. Kami memang memiliki satu keunggulan yang sangat besar dibandingkan anestesi nenek moyang kami; tapi kita masih punya itu. Sangat konyol untuk terus merintih dan menggambar wajah muram karena para ilmuwan (virus corona) telah menambahkan satu lagi kemungkinan kematian yang menyakitkan dan prematur ke dunia yang sudah penuh dengan peluang seperti itu dan di mana kematian itu sendiri bukanlah sebuah kesempatan sama sekali, tetapi suatu kepastian.

“Ini adalah poin pertama yang harus dibuat: dan tindakan pertama yang harus diambil adalah menyatukan diri. Jika kita semua akan dihancurkan oleh bom atom (virus corona), biarlah bom (virus) itu datang menemukan kita melakukan hal-hal yang masuk akal dan manusiawi, berdoa, bekerja, mengajar, membaca, mendengarkan musik, memandikan anak-anak, bermain tenis , mengobrol dengan teman-teman kita sambil minum bir dan permainan anak panah yang tidak berkerumun seperti domba yang ketakutan dan memikirkan tentang bom (virus). Mereka mungkin menghancurkan tubuh kita (mikroba dapat melakukan itu) tetapi mereka tidak perlu mendominasi pikiran kita.” (Sumber: “On Living in An Atomic Age” in Present Concerns: Journalistic Essays (1948))

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, manusia adalah makhluk hidup yang bermoral; manusia harus saling membantu dalam situasi ini. Maka cintai tetangga kita. Karena dalam menghadapi virus corona, kita semua sederajat. Tidak ada derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dalam suatu pandemi.

Sebenarnya ada beberapa tanggapan lain yang disampaikan oleh John C. Lennox, namun ketiga hal di atas sudah cukup untuk merepresentasikan apa yang paling penting bagi manusia. John C. Lennox ingin pembaca memahami bahwa Tuhan selalu bersama kita di saat pandemi seperti ini. []

Tags: Bencana AlamkemanusiaanPandemi Covid-19SolidaritasVirus Corona
Fadhel Fikri

Fadhel Fikri

Co-Founder Sophia Institute Palu, serta pegiat filsafat dan sains. Pembisnis di Sabda Literasi Palu dan Istana Reload

  • Tuhan Tidak Perlu Dibela
  • Feminisme; Sebuah Pengantar Singkat
  • Diskursus dan Metode (Discourse on the Method)
  • Che Guevara, Paulo Freire Dan Politik Harapan
  • Tentang Hidup yang Singkat
  • Sejarah Filsafat Timur
  • Seni Mencintai
  • Psikoanalisis dan Agama
  • Nasionalisme, Islamisme, Marxisme (Pikiran-Pikiran Soekarno Muda)
  • Makna cinta; Menjadi Autentik dengan Mencintai Tanpa Syarat menurut Soren Kierkegaard
  • Karl Marx; Sebuah Pengantar Singkat
  • Sejarah Para Filsuf Dunia
  • How To Die; Sebuah Panduan Klasik Menjelang Ajal
  • Filsafat Untuk Para Profesional
  • Diskursus Teori-Teori Kritis; Kritik atas kapitalisme klasik, modern, dan kontemporer
  • Marx dan Freud; Marxisme dan Psikoanalisis
  • Fundamentalisme; Sebuah Pengantar Singkat
  • Filsafat Di Masa Kini
  • Epistemologi Kiri; Seri Pemikiran Tokoh
  • Filsafat Periode Aristoteles 3
  • Filsafat Periode Plato 2
  • Seven Theories Of Religion (Tujuh Teori Agama Paling Berpengaruh)
  • Tentang Hidup yang Bajik
  • Teori Asal Usul Manusia (The Origin of Species)
  • Seni Berbahagia
  • Prinsip-Prinsip Filsafat
  • Filsafat Priode Socrates 1
  • Demokrasi; Sebuah Pengantar Singkat
  • Metafisika
  • Etika Nikomakea (Aristoteles)
  • Pengantar Filsafat Dari Klasik Hingga Postmodernisme
  • World History Sejarah Dunia Lengkap
  • Dasar-Dasar Filsafat Barat; Tuhan, Benar dan Salah, Politik, Dunia Eksternal, Sains, Pikiran, Seni
  • Agnostisisme; Sebuah Pengantar Singkat
  • Analisis Filosofis Mobile Legend: Natan dan Pesan-Pesan Materialisme
  • Nikotin Agama.
  • Saya Profesor Filsafat: Argumentasi yang Melarang Aborsi Itu Tidak Logis
  • Bagaimana Teror Atas Nama Agama Itu Terjadi?
  • Spiritualitas Sebagai Esensi Agama
  • Perempuan dalam Jeratan Nikah Muda
  • Transformasi Perguruan Tinggi di Indonesia: Antara Inisiasi, Reputasi, dan Kesenjangan
  • Girl Talk: Haruskah Saya Merasa Bersalah Karena Kehilangan Keperawanan Sebelum Menikah?
  • Kontroversi Iklan Tanishq dan Kisah Pernikahan Hindu-Muslim
  • Mengapa Atasan Wanita Mendapat Reaksi Berbeda Dari Pria Saat Mengkritik Karyawan
  • Bodoh Adalah Anugerah
  • Bagaimana Pendapat Seorang Ateis Tentang Kematian?
  • Biosentrisme: Bukti Menunjukkan Kematian Bukanlah Akhir?
  • 10 Film Rekomendasi Tentang Filsafat
  • Sisa-sisa Napas dari Ilahi
  • Sihir Realitas: Review Buku Richard Dawkins
  • Stoik dan Kebebasan Batin
  • Antara Komunis dan Islam, Apakah Bertentangan?
  • Tasawuf Martabat Tujuh: Menemukan Tauhid dalam Agama-Agama Lain
  • Center for Islamic Philosophical Studies and Information Membuka Kelas Virtual Filsafat Islam
  • Antara Komunis dan Islam, Apakah Bertentangan?
  • Bagaimana Teror Atas Nama Agama Itu Terjadi?
  • Spiritualitas Sebagai Esensi Agama
  • Saya Profesor Filsafat: Argumentasi yang Melarang Aborsi Itu Tidak Logis
  • Perempuan dalam Jeratan Nikah Muda
  • Biosentrisme: Bukti Menunjukkan Kematian Bukanlah Akhir?
  • Sebuah Reflektif: Saya dan Nietzsche
  • Akar Rasis Pemutihan Kulit dan Pengkondisian Budaya Ratusan Tahun
  • Masalah Persetujuan: Apakah Seorang Anak Berutang Kepada Orang Tuanya?
  • Kritik Pemikiran Lukman Thahir: Antara Filsafat dan Pseudoscience
  • David Hume: Apakah Kausalitas Itu Tidak Nyata?
  • Jean Baudrillard: Media, Simulakra, dan Konsumerisme
  • Sebuah Kritik: Memperdebatkan Kebenaran Agama
  •  Sebagai Omong Kosong
  • Ibn Arabi dan Kosmologi Gender Laki-Laki dan Perempuan
  • Mengapa Payudara Perempuan Masih Menjadi Objek Tabu?
  • Merefleksikan Kembali Konflik Antara Filsafat dan Sains

Terkait Posts

Korban Kekerasan Seksual
Publik

Membela Korban Kekerasan Seksual Bukan Berarti Membenci Pelaku

14 Oktober 2025
Keluarga sebagai
Hikmah

Keluarga sebagai Sekolah Pertama Menanamkan Nilai-nilai Kemanusiaan

11 Oktober 2025
Laki-laki Perempuan dalam Kemanusiaan
Hikmah

Laki-Laki dan Perempuan: Mitra Setara dalam Kemanusiaan

10 Oktober 2025
Terminasi
Publik

Terminasi : Sebab Minimnya Kelahiran Down Syndrome di Islandia

13 Oktober 2025
Isu Disabilitas
Publik

Isu Disabilitas dan Pergeseran Paradigma Sosial dan HAM: Dari Belas Kasihan ke Keadilan

8 Oktober 2025
Islam Perempuan
Hikmah

Islam Mengangkat Martabat Perempuan dari Objek Warisan Menjadi Subjek Kemanusiaan

7 Oktober 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Belajar dari Gus Dur dan Daisaku Ikeda, Persahabatan adalah Awal Perdamaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membela Korban Kekerasan Seksual Bukan Berarti Membenci Pelaku

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjadikan Keluarga sebagai Sekolah Pertama dan Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjaga Alam, Menyelamatkan Ekosistem

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bakti Suami dan Istri: Akhlak Mulia dalam Relasi Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melatih Empati pada Teman Disabilitas Intelektual
  • Menjadikan Keluarga sebagai Sekolah Pertama dan Utama
  • Rasulullah, Sosok Tumpuan Umat Manusia dalam Memperlakukan Anak Perempuan
  • Menjaga Alam, Menyelamatkan Ekosistem
  • Ekofeminisme dalam Diplomasi Iklim

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID