Mubadalah.id – Peran ibu dinilai menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan anak meraih prestasi, termasuk dalam bidang seni. Hal tersebut bisa kita lihat dari perjalanan Putri Ariani, penyanyi penyandang disabilitas netra asal Indonesia, yang berhasil menembus panggung nasional hingga internasional melalui sejumlah ajang pencarian bakat.
Putri Ariani mulai dikenal publik sejak menjuarai ajang Indonesia’s Got Talent pada 2014. Saat itu, Putri yang baru berusia delapan tahun berhasil memikat perhatian juri dan penonton melalui kemampuan vokal dan penghayatan lagu yang dinilai kuat. Kemenangan tersebut menjadi tonggak awal karier Putri di dunia tarik suara.
Setelah meraih prestasi di tingkat nasional, Putri melanjutkan kiprahnya ke panggung internasional. Pada 2023, ia tampil dalam ajang America’s Got Talent. Dalam kompetisi tersebut, Putri memperoleh Golden Buzzer dari juri Simon Cowell dan melaju hingga babak empat besar. Capaian tersebut menjadi salah satu prestasi penting bagi Indonesia di ajang pencarian bakat tingkat dunia.
Selain kompetisi, Putri juga terlibat dalam kolaborasi musik internasional. Ia bekerja sama dengan musisi asal Norwegia, Alan Walker, serta Peder Elias dalam lagu Who I Am dan Hero. Kolaborasi tersebut mendapat respons positif dari publik dan ditayangkan melalui kanal resmi YouTube Alan Walker.
Putri juga tampil dalam sejumlah acara internasional, termasuk di Singapura, bersama musisi dunia seperti G-Dragon dan Sir Elton John.
Kisah Perjuangan Ibu Putri Ariani
Putri Ariani terlahir sebagai penyandang disabilitas netra. Ia tidak dapat melihat sejak lahir akibat komplikasi kehamilan. Ibunya, Reni Alfianty, mengungkapkan bahwa Putri lahir secara prematur pada usia kandungan enam bulan sepuluh hari dengan berat badan sekitar 1,3 kilogram.
Putri sempat menjalani perawatan intensif di inkubator selama beberapa bulan, bahkan berat badannya sempat turun hingga delapan ons.
Dalam berbagai kesempatan, Ibunya menyampaikan bahwa ia berupaya mendampingi Putri sejak kecil dengan memberikan dukungan penuh terhadap minat dan bakat anaknya. Pendampingan tersebut ia lakukan di tengah keterbatasan kondisi fisik Putri, sekaligus tantangan sosial yang ia hadapi.
Putri juga pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan pada masa kecilnya, termasuk diremehkan dan tidak dianggap dalam beberapa ajang lomba menyanyi. Dalam sebuah wawancara yang dikutip media, Putri mengaku pengalaman tersebut justru memotivasinya untuk terus berlatih dan membuktikan kemampuan diri.
Seiring waktu, kerja keras Putri membuahkan hasil melalui berbagai pencapaian di tingkat nasional dan internasional. Prestasi tersebut juga menjadi contoh bahwa penyandang disabilitas memiliki potensi yang setara untuk berprestasi apabila mendapat dukungan dan kesempatan yang memadai.
Kisah Putri Ariani sekaligus menegaskan bahwa pentingnya peran keluarga, khususnya ibu, dalam mendampingi anak penyandang disabilitas untuk mengembangkan potensi diri. Dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepercayaan diri dan keberanian anak dalam menghadapi tantangan.
Hingga kini, Putri Ariani terus aktif berkarya di dunia musik dan tampil di berbagai panggung. Perjalanannya kita nilai tidak hanya membawa kebanggaan bagi Indonesia. Tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya penghargaan terhadap kemampuan individu tanpa melihat keterbatasan fisik. []




















































