Mubadalah.id – Film Griselda berkisah tentang Griselda Blanco, seorang perempuan Colombia yang sudah mengenal dunia kajahatan sejak remaja. Ia besar di kota Meddeline yang gelap, markas para gembong narkoba seperti Pablo Escobar yang masyhur dengan aksi kekerasannya. Peredaran narkoba, prostitusi, alkohol melingkupi kehidupan kesehariannya.
Perempuan dengan tiga orang anak laki-laki ini kerap menerima kekerasan dari suami dungu yang berperangai buruk. Sebagai pengedar, ia terlilit hutang kepada seorang bandar besar di kota itu. Hidupnya terancam karena tidak mampu membayar. Peluangnya tertutup rapat selain memaksa istrinya untuk melayani hasrat seksual sang bandar.
”Ayolah, satu malam saja. Ini semua demi masa depan kehidupan anak-anak kita, lalu hutang kita lunas dan bisa memulai hidup baru. Aku berjanji mengikuti saranmu” Bujuk Alberto kepada istrinya yang berparas jelita.
Awalnya sang istri sangat kaget dengan tawaran itu. Tetapi ia segera tersadar bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari lilitan hutang. Ia segera menenggak satu botol minuman keras lalu keluar dari mobil dengan muka masam. Mungkin ia sengaja membuat diri dia teler agar ingatannya hilang, tidak bisa merasakan apapun saat tubuhnya dijamah.
Usia menunaikan ”tugas” suami, ia segera menyusul ke Bar tempat sang suami berada. Masih dengan amarah terpendam, tetapi alih-alih dapat permintaan maaf dari suami karena perilaku bejatnya, Alberto justru mendesaknya untuk menjawab pertanyaan sangat konyol; ”apakah kamu juga ikut menikmatinya?”
Blanco sangat murka dengan pertanyaan itu, mereka bertengkar hebat sambil keluar menuju tempat parkir. Alberto terus memaki maki istrinya dengan segala umpatan buruk yang sangat merendahkan martabatnya.
Emosinya tak terkontrol hingga mencengkeram baju istri dan hendak menamparnya. Blanco mendorong suami hingga terjatuh, lalu secepat kilat mengambil sepucuk pistol dari tasnya dan memuntahkan satu peluru tajam tepat di dada sebelah kiri. Alberto tewas, ia memacu mobilnya kembali ke rumah, lalu membawa ke tiga anaknya kabur ke Miami.
Memulai Kehidupan Baru
Sungguh tidak mudah saat memulai kehidupan baru dengan menumpang sementara di rumah sahabat kecilnya yang terlebih dulu menjadi immigrant di kota itu. Berbekal 1 kg cocain yang ia bawa, Blanco mulai menjelajahi dunia malam. Ia menanggalkan semua perasaan yang lumrahnya ada di dalam dirinya.
Rasa takut, malu, segan telah berubah drastis menjadi kebalikannya. Seperti botol yang menemukan tutupnya, ia bisa bertemu dengan seorang pengedar di kota baru itu. Naas, ia mudah tertipu. Todongan pistol yang menempel kepalannya membuatnya menyerah.
Satu kilogram cocain sebagai satu-satunya modal hidup yang ia miliki hilang. Peristiwa itu telah memicu keberaniannya untuk tumbuh berkali kali lipat. Ia mengintai gerak-gerik laki-laki itu, hingga pada saat yang tepat, ia menghajarnya dengan tongkat baseball sampai tumbang dan mau menyerahakan kembali cocain itu ke tangannya.
Dunia peredaran narkotika memang keras, tetapi ia telah membentuk kepribadiannya menjadi jauh lebih tangguh dan kreatif. Blanco memang pintar membaca peluang. Awalnya ia merekrut seorang immigrant asal Kuba yang bekerja sebagai pramusaji di sebuah restaurant.
Dia berhasil membujuk dan menyulap laki-laki lugu itu hingga terampil menggunakan senjata dan memiliki nyali besar. Ia mampu melumpuhkan lawan dengan berbagai senjata, hingga memasang alat peledak di rumah para target pembunuhan.
Talenta Baru
Sebagai pendatang baru, Blanco awalnya tidak memiliki pasar dan teritori untuk mengedarkan cocainnya. Namun ia tidak kehabisan akal, bermodal kemampuan bicarannya yang mampu meyakinkan orang lain, ia berhasil masuk ke klub klub mewah, arena olah raga dan pusat kebugaran di Miami untuk memasarkan cocainnya.
Permintaan dari pasar terus meningkat, hingga ia mampu mendatangkan puluhan perempuan dari Colombia. Setiap perempuan harus menggunakan bra khusus yang didalamnya ada bubuk cocain berkualiatas super. Usaha itu cukup berhasil dan ia meraih keuntungan sangat besar.
Griselda Blanco adalah penyintas yang tangguh dan teruji. Ketika ia sudah berdiri lalu mulai berorasi untuk mengagitasi orang lain, setiap kata ia ucapkan sarat dengan diksi dan pesan yang sangat kuat. Mungkin itu berangkat dari pengalaman hidupnya yang selama ini sangat getir.
Setiap kalimatnya mampu menghipnotis orang lain untuk bangkit, maju, melawan para perintang dengan tanpa rasa takut. Ratusan laki-laki dan perempuan yang menjadi pengikutnya akan selalu terperangah.
“Miami adalah kota kita. Jangan ada lagi yang menjual payudara dan tubuh hanya untuk meraih kesenangan. Kita bisa meraihnya dengan cara yang lebih baik” Ujarnya sambil berapi-api.
Ibu Baptis
Suatu ketika, pasukan Blanco bersiap hendak menyerbu markas bandar narkotika lain yang menjadi targetnya. Ia memimpin langsung. Tangannya begitu tangkas memuntahkan peluru dari pistol para pengawal yang terlihat ragu untuk bertindak.
Sang lawan yang sudah memohon ampun itu harus meregang nyawa dengan empat peluru bersarang di kepalanya. Blanco ingin memberi pesan kepada banyak orang bahwa ia memang punya nyali lebih daripada orang lain. Dia lantang menghardik para pengawalnya dengan kalimat sangat jelas:
”Siapapun dari kalian yang berani bilang akan melindungiku, maka aku akan potong buah zakarnya. Aku tidak butuh perlindungan”.
Blanco biasa dipanggail ”Ibu Baptis” oleh anak buahnya. Julukan itu memang pantas ia terima, mengingat segala bentuk kebaikan, perlindungan dan perhatian penuh yang selalu ia berikan kepada ratusan anak buahnya, laksana ibu kepada anak-anaknya. Di sisi lain, Ibu Baptis ini sangat kejam dengan musuh-musuhnya.
Semakin berat tantangan yang ia hadapi, selalu saja ada keunggulan dan gagasan baru yang muncul dari kepalannya. Perempuan setengah baya ini sama sekali tidak pernah menampakkan sikap grogi ataupun tunduk saat menghadapi tekanan. Paling-paling ia hanya akan menghisap rokok dalam-dalam saat dirinya dipandang rendah atau dikhianati oleh lawan-lawannya.
Cerita Film Griselda
Jika selama ini publik mengenal para bandar narkoba besar dari Colombia adalah berjenis kelamin laki-laki, seperti; Pablo Escobar, Dairo Antonio Usuga, Dario Antonio Úsuga David, maka belum lengkap jika tidak mengenal Griselda Blanco. Prempuan yang mengalami pahit dan getir di kota Medellín, Colombia. Kota yang pernah dijuluki oleh majalah Time sebagai kota paling berbahaya di dunia.
Kisah Perempuan perkasa ini telah diangkat dalam sebuah Film Serial berjudul ‘Griselda’ yang diproduksi oleh Eric Newman. Sofia Vergara begitu apik memerankan sosok Griselda Blanco, gembong narkotika yang cerdas, ambisius, sangat kejam terhadap siapa saja yang merintangi ambisinya.
Sofia mampu berakting dengan baik, meski sedikit kontras dengan sosok Griselda yang sebenarnya. Ia bertubuh agak besar, bermuka bulat dengan leher berlemak. Kontras dengan sosok Sofia yang anggun, cantik dengan postur tubuh proporsional.
Penonton Film serial ini tersuguhi sebuah adegan per adegan yang diperankan secara sempurna oleh para aktris yang memiliki kemampuan akting memukau. Mereka berhasil menghadirkan sosok Perempuan yang cerdas, penuh keuletan, dan kecermatan paripurna. Kehadiran laki-laki dalam film itu nyaris menjadi pemanis cerita. Mereka tunduk, patuh dan terkalahkan oleh “kekuatan” para Perempuan.
Karakter Tokoh Perempuan
Ada dua tokoh utama yang merepresentasikan karakter itu. Pertama adalah Sofia yang memerankan Griselda Blanco. Kedua adalah tokoh June, diperanakan oleh Juliana Aidén Martinez, seorang polisi perempuan yang menjadi penyidik kejahatan narkotika di kepolisian Miami.
Kedua perempuan ini awalnya sering sekali dilecehkan dan dianggap rendah oleh para lelaki di sekitarnya. Bahkan oleh suami-suami mereka sendiri. Blanco ditolak menjadi ketua Gang oleh segerombolan bandar narkotika, hanya karena berjenis kelamin Perempuan. Mereka tidak peduli, meski dia memiliki gagasan dan akses langsung kepada pemasok cocain terbesar dari beberapa negara.
June, polisi perempuan ini pun mengalami nasib yang sama. Ia sering dilecehkan secara fisik, karena berpayudara besar dan dianggap tidak becus melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh laki-laki. Pandangan merendahkan itu terbantahkan oleh prestasi nyata keduannya.
Blanco berhasil menjadi penguasa tunggal yang paling ditakuti di Kota itu. June menjadi polisi perempuan yang berhasil membongkar jaringan pengedar cocain dan menangkap pelakunya.
Hikmah
Ibu Baptis berhasil tertangkap dan menjadi terhukum melalui proses pengadilan bukan oleh melemahnya sumber daya uang dan kekuatan milisi yang ia bangun, atau semakin menguatnya kekuatan para kompetitornya. Kerjaan bisnisnya hancur oleh kuatnya ambisi yang nyaris tidak bisa terbendung.
Semakin besar sumber daya yang ia miliki, semakin besar potensi pengkhianatan dari orang-orang terdekat yang selama ini tumbuh dan hidup dari jerih payahnya. Ia dikhianati oleh orang-orang terdekatnya.
Film Griselda berkisah tentang dunia kelam dan sarat dengan kejahatan ini memberi pesan penting, bahwa kesetiaan seseorang kepada yang lain, itu ada di ruang-ruang rapat dan pada saat upacara. Kesetiaan sejati itu ada pada kepentingan masing-masing orang. Kepentinganlah yang sejatinya menuntun orang pada kesetiaan. Ia akan terus ada manakala kepentingan seseorang itu masih terjaga.
Hikmah lainnya adalah bahwa potensi besar manusia akan muncul seiring dengan kuatnya tekanan dan tantangan hidup yang ia hadapi. Semakin besar tekanan yang kita hadapi, secara perlahan akan membuka jendela kecerdasan, kreatifitas, gagasan baru serta kemampuan dahsyat yang muncul di luar dugaan dirinya. []