• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kesaksian Umar bin Khathab Ra atas Gagasan Kemanusiaan Perempuan

Ketika Islam datang dan Tuhan menyebutkannya, kami baru mengerti bahwa mereka (perempuan) memiliki hak-hak otonom yang tidak bisa kami intervensi

Redaksi Redaksi
30/12/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
manusia Perempuan

manusia Perempuan

631
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Umar bin Khathab Ra, salah satu tokoh Arab Quraisy paling cerdas, memberi kesaksian atas gagasan kemanusiaan perempuan ini. la mengatakan:

“Kami, pada zaman pra-Islam (Jahiliah), tidak menganggap perempuan sebagai entitas yang berharga. Namun, ketika Islam datang dan Tuhan menyebutkannya, kami baru mengerti bahwa mereka (perempuan) memiliki hak-hak otonom yang tidak bisa kami intervensi.”

Perhatian Islam terhadap kemanusiaan perempuan tidak berhenti sampai di sini. Menjelang wafatnya, ketika napas hendak berpisah dari raganya, nabi dengan suara lirih dan pelan bersabda: “Perhatikan perempuan, perhatikan perempuan dan para hamba sahaya.”

Secara lebih khusus, nabi menekankan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap perempuan sebagai ibu. Beberapa kali Allah Swt. memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada mereka.

Hal ini, misalnya, terungkap dalam QS. an-Nisaa’ (4): 36, QS. al-An’aam (6): 151. Lalu QS. al-Israa’ (17): 23, dan QS. al-Ahqaaf (461: 15.

Baca Juga:

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Di dalam ayat-ayat ini, kalimat yang digunakan oleh Tuhan sangat mendasar dan mendalam: “Wa qadhaa Rabbuka (Tuhan memutuskan)” dan “Wa wasshainaal insan (Kami berwasiat kepada manusia)”.

Dalam pandangan Islam, ibu adalah sumber dan poros kehidupan. Kebahagiaan dan masa depan umat manusia ada di genggaman tangannya. “Al-jannatu tahta aqdamul ummahat (Surga ada di telapak kaki ibu),” sabda nabi.

Syaikh Muhammad al-Ghazali menyampaikan kata-kata yang indah:

“Seorang ibu adalah semilir angin sejuk yang mengembuskan napas kedamaian dan kasih sayang ke seluruh ruang kehidupan. Ia sangat berpengaruh dalam pembentukan manusia yang baik. Ibu juga adalah sosok manusia yang memperoleh penghargaan utama dibandingkan ayah.”

Kemudian, suatu kali, nabi ditanya oleh seorang sahabat:

“Siapakah orang yang paling utama mendapat perlakuan yang baik? Nabi menjawab, Ibumu. “Sesudah itu? Nabi mengatakan, Ibumu. “Lalu, setelah itu ? Nabi sekali lagi menegaskan, “Ibumu. “Kemudian? Nabi mengatakan, Ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim). []

Tags: GagasankemanusiaanKesaksianperempuanSayyidina Umar Bin Khattab
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Film Rahasia Rasa

    Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bekerja itu Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Malu Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID