Mubadalah.id – Rabu 9 Agustus 2023 yang lalu, aku mengikuti webinar yang diselenggarakan atas kerja sama Global Peace Women Indonesia, PW Fatayat NU Jawa Tengah dan Pesantren Online Tashfiyatul Qulub. Dalam kesempatan itu, tema yang kita bahas adalah menerapkan relasi saling bukan paling dalam kehidupan sosial.
Latar belakang peserta yang memang belum banyak mengetahui konsep mubadalah ini membuat ketertarikan sendiri bagi mereka. Sebenarnya apa itu relasi saling dan relasi paling?
KH. Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama menjelaskan bahwa relasi kesalingan atau yang lebih kita kenal dengan mubadalah merujuk pada relasi antara dua pihak terutama laki-laki dan perempuan yang sinergis bukan hierarkis.
Prinsip utama dari relasi kesalingan ini adalah mewujudkan relasi yang bermartabat, adil, dan maslahah. Bermartabat artinya dalam berelasi kedua belah pihak memandang penting dan mulia. Adil berarti menuntut orang yang memiliki kapasitas untuk memberdayakan yang masih kurang secara kapasitas. Sedangkan maslahah artinya kedua belah pihak menjadi subjek untuk melakukan dan memperoleh kebaikan.
Relasi Kesalingan dalam Islam
Berbicara mengenai relasi saling sangat erat kaitannya dengan relasi antara laki-laki dan perempuan. Namun, apakah relasi saling ini hanya berlaku untuk laki-laki dan perempuan saja? Tentu tidak. Relasi saling bisa berlaku juga untuk kehidupan sosial. Misalnya relasi antar tetangga, umat beragama, orang tua dan anak, guru dan siswa, manusia dengan alam, serta relasi sosial lainnya.
Dalam kesempatan webinar tersebut, Bapak Mochamad Munawar Said selaku narasumber menyampaikan bahwa dalam Islam, relasi dibagi menjadi dua yaitu relasi vertical dan relasi horizontal.
Relasi vertical yang dimaksud adalah hablum minallah yakni hubungan kita sebagai manusia dengan Sang Pencipta yaitu Allah Swt. Sedangkan relasi horizontal adalah hablum minal makhluk yakni hubungan antara manusia dengan sesamanya.
Indikator baik buruknya hubungan vertical seseorang dapat kita tentukan dari kualitas hubungan horizontal mereka yaitu dengan sesama manusia. Itu artinya orang yang memiliki hubungan yang baik dengan Allah Swt pasti bisa membangun hubungan yang baik pula dengan sesama manusia.
Relasi kesalingan dalam Islam dapat kita manifestasikan dengan sikap saling tolong menolong antar sesama, saling berbuat baik, dan saling mencintai. Hubungan atau relasi yang kita bangun dengan prinsip kesalingan ini, akan senantiasa mendatangkan kemaslahatan (kebaikan) untuk semua pihak.
Pembeda Manusia di Hadapan Allah adalah Keimanan
Salah satu contoh dari relasi kesalingan ini adalah ketika kita diberi hadiah oleh teman, maka kita juga akan berusaha memberikan hadiah kepada teman yang telah memberi kita atau kepada orang lain.
Dalam berelasi, hampir tidak luput dari adanya relasi kuasa. Banyak orang beranggapan bahwa siapa yang memiliki jabatan maka Ia lebih memiliki kuasa dalam memutuskan sesuatu.
Padahal, dalam konsep mubadalah kedudukan manusia itu sama tanpa memandang latar belakang jabatan, pendidikan, harta atau hal lainnya. Islam juga memandang semua manusia memiliki kedudukan yang setara. Yang membedakan hanyalah tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang.
Allah Swt berfirman dalam Q.S Al Hujurat ayat 13 yang artinya: Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dari ayat tersebut, telah jelas maknanya bahwa semua manusia kedudukannya setara di hadapan Allah. Orang yang bertakwa ialah yang kedudukannya paling mulia di sisi Allah. Ibnu Katsir juga menjelaskan dalam tafsirnya: “Mereka berbeda di sisi Allah adalah karena takwanya, bukan karena jumlahnya.”
Jadi, dalam Islam orang yang memiliki jabatan lebih tinggi tidak boleh bersikap sewenang-wenang dan menguasai orang yang berada di bawahnya. Harusnya dalam mewujudkan relasi yang maslahah kita harus saling bekerja sama bukan merasa paling bisa dan paling segala-galanya. Dengan adanya relasi yang maslahah, maka akan terwujud juga relasi yang bahagia dan membahagiakan. []