• Login
  • Register
Rabu, 27 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film Suzzana Malam Jumat Kliwon: Perempuan Masih Menjadi Barang dan Objek Seksual

Padahal di dalam Islam tidaklah demikian. Perempuan di dalam Islam adalah manusia, perempuan bukan alat maupun mesin untuk menjadi pemuas seks.

Tuti Mutiah Alawiah Tuti Mutiah Alawiah
11/09/2023
in Film
0
Suzzana Malam Jumat Kliwon

Suzzana Malam Jumat Kliwon

661
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Belum lama ini, saya menonton film horor Indonesia “Suzzana Malam Jumat Kliwon.”  Film yang rilis pada 3 Agustus 2023, kurang lebih menceritakan tentang sebuah keluarga yang menikahkan anaknya untuk menebus hutangnya dan rela menikahkan anaknya untuk menjadi istri kedua (poligami).

Namun sebelum membahas film Suzzana Malam Jumat Kliwon lebih jauh, saya ingin sedikit memperkenalkan sinopsis terkait film ini.

Film Suzzana Malam Jumat Kliwon yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto ini diperankan oleh Maya (Suzanna), Achmad Megantara (Surya), Tio Pakusadewo (Raden Aryo) dan Sally Marcellina (Minati).

Dalam film tersebut menceritakan bahwa ada sepasang suami istri yang kaya raya di sebuah pedesaan. Pasangan suami istri itu adalah Raden Aryo dan Minati. Namun sayangnya, pernikahan yang Raden Aryo dan Minati bangun bertahun-tahun ini masih belum diberikan anak.

Hingga akhirnya membuat Raden Aryo mencari perempuan lain yang akan ia jadikan istri, agar keluarga mereka memiliki momongan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Narasi Kemandirian Politik Perempuan dalam Al-Qur’an
  • Kawin Tangkap Adat Sumba dalam Lensa Keislaman
  • Menekuk Konstruk “Semua Lelaki Sama Saja” dalam Sajian Film Redeeming Love
  • Tanpa Mubadalah, Perempuan selalu Disalahkan, Meski di dalam Rumah
    • Perempuan adalah Manusia

Baca Juga:

Narasi Kemandirian Politik Perempuan dalam Al-Qur’an

Kawin Tangkap Adat Sumba dalam Lensa Keislaman

Menekuk Konstruk “Semua Lelaki Sama Saja” dalam Sajian Film Redeeming Love

Tanpa Mubadalah, Perempuan selalu Disalahkan, Meski di dalam Rumah

Hingga suatu hari, Raden Aryo bertemu dengan Suzzana, seorang gadis cantik. Ketertarikan itu akhirnya membuat Raden Aryo untuk langsung menemui orang tua Suzzana.

Setelah bertemu dengan keluargnya, dan karena keluarganya juga memiliki hutang yang besar kepada Raden Aryo. Maka akhirnya, ayah dan ibunya mengikhlaskan Suzzana untuk menjadi istri kedua Raden Aryo.

Dengan menikahkan Suzzana, keluarga mereka berharap agar terbebas dengan hutang kepada Raden Aryo.

Di satu sisi, dengan menikahkan Suzzana dan Raden Aryo, berharap agar terbebas dari lilitan hutang keluarganya. Sisi yang lain, Raden Aryo juga melakukan poligami dengan harapan agar bisa memiliki anak dari Suzzana.

Dari film tersebut setidaknya kita bisa belajar bahwa perempuan hingga saat ini masih dianggap sebagai barang. Ketika orang tuanya terlilit oleh hutang, maka dengan menikahkan anaknya, bisa menjadi solusi mereka.

Bahkan alih-alih dengan melakukan poligami, sebetulnya perempuan hingga saat ini masih menjadi objek untuk memenuhi kebutuhan seks, bahkan menjadi mesin reproduksi anak.

Perempuan adalah Manusia

Padahal di dalam Islam tidaklah demikian. Perempuan di dalam Islam adalah manusia, perempuan bukan alat maupun mesin untuk menjadi pemuas seks.

Nabi Muhammad Saw melalui hadisnya menegaskan:

عن ابن عباس رضى الله عنهما قال: قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: كنا في الجا هلية لا نعد النساء شيئا فلما جاء الاسلام وذكرهن الله رأينا لهن بذلك علينا حقا

Dari Ibn Abbas ra, berkata: Umar bin Khattab ra berkata: “Dulu kami, pada masa Jahiliyah, tidak memperhitungkan perempuan sama sekali. Kemudian ketika Islam turun dan Allah mengakui mereka, kami memandang bahwa merekapun memiliki hak atas kami. (Shahih Bukhari).

Dalam hadis ini, Nabi Muhammad Saw menegaskan bahwa Islam hadir untuk memerdekakan dan membebaskan perempuan dari penindasan. Bahkan Islam datang untuk memberikan keadilan, kesetaraan, kemaslahatan bagi perempuan.

Maka semua praktik yang ada di dalam film Suzzana, saya kira sangat tidak sejalan dengan prinsip ajaran Islam. Karena Islam hadir untuk melindungi para perempuan dari segala bentuk kezaliman. Bukan menikahkan mereka untuk melunasi hutang. Atau mempoligami mereka karena untuk memiliki anak.

Oleh sebab itu, dengan semangat Islam ini, sebaiknya menjadi fondasi bagi para laki-laki dan perempuan untuk memandang semua manusia sebagai makhluk yang utuh. Sehingga tidak ada lagi yang merendahkan perempuan.

Dengan begitu, pelajaran penting dari film Suzzana di atas, saya kira dapat menjadi kesadaran bagi kita jangan menjadikan perempuan sebagai makhluk seksual, tapi menempatkan mereka menjadi makhluk intelektual dan spiritual. Sehingga tidak ada lagi, orang-orang yang merendahkan dan mendiskriminasi perempuan. []

Tags: BarangFilmjumatKliwonmalamobjekperempuanseksualSuzzana
Tuti Mutiah Alawiah

Tuti Mutiah Alawiah

Terkait Posts

semua lelaki sama saja

Menekuk Konstruk “Semua Lelaki Sama Saja” dalam Sajian Film Redeeming Love

25 September 2023
Film Burning Body

Selingkuh (tidak) Indah: Catatan Film Burning Body

13 September 2023
Film Barbie

Film Barbie: Representasi Ketimpangan Gender di Dunia Nyata

9 September 2023
Film Mimi, Wacana Kolonial

Film Mimi: Membaca Representasi Perempuan dan Jeratan Wacana Kolonial di India

6 September 2023
Kisah Ibu Tunggal

The Bad Good Mother: Kisah Ibu Tunggal dan Pola Asuh yang Kompleks

23 Agustus 2023
Drama Korea King The Land

Drama Korea King The Land: Menerobos Batas Gender yang Mempesona

12 Agustus 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Politik Perempuan

    Narasi Kemandirian Politik Perempuan dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maulid Nabi Muhammad Saw: Kelahiran Sang Pembaharu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pluralisme: Kata Kunci Mengatasi Konflik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Etika Sufi Ibn Arabi (3): Mencintai Tuhan dengan Merajut Kerukunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hak Tenaga Kerja dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berdakwahlah dengan Tanpa Kekerasan
  • Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?
  • Pluralisme: Kata Kunci Mengatasi Konflik
  • Eco Jihad Ala Pandawara Menjadi Motor Penggerak Partisipasi Masyarakat untuk Menjaga Lingkungan
  • Hak Tenaga Kerja dalam Al-Qur’an

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist