Mubadalah.id – Menstruasi pertama, atau yang terkenal dengan istilah menarche, adalah salah satu momen penting dalam kehidupan seorang anak perempuan. Peristiwa ini menandakan bahwa seorang perempuan telah memasuki masa baligh, yakni masa kedewasaan di mana ia mulai bertanggung jawab secara penuh atas ibadah dan kewajiban agama.
Bagi sebagian besar anak perempuan, menstruasi pertama bisa terasa mengejutkan atau bahkan menakutkan. Namun, dengan pemahaman yang benar, dukungan keluarga, dan apresiasi yang tulus, momen ini dapat menjadi hal yang istimewa dan penuh makna.
Menstruasi bukanlah sesuatu yang tabu atau perlu kita takuti. Dalam Islam, menstruasi adalah bagian dari fitrah seorang perempuan, yaitu sifat alami yang sudah Allah ciptakan. Oleh karena itu, peristiwa ini perlu kita pahami dan kita jalani dengan penuh rasa syukur, karena merupakan tanda kasih sayang-Nya.
Menjelang masa menstruasi pertama, anak perempuan memerlukan bekal pemahaman yang baik mengenai apa yang akan terjadi pada tubuhnya. Dalam hal ini, orang tua, terutama ibu, memiliki peran penting.
Menjelaskan bahwa menstruasi adalah bagian dari siklus normal yang setiap perempuan alami merupakan langkah awal yang tepat. Dalam kitab-kitab fikih, ada penjelasan bahwa darah haid adalah salah satu ciri seorang perempuan telah baligh. Hal ini berarti ia mulai memiliki kewajiban dalam hal ibadah.
Menyiapkan Perlengkapan Menstruasi
Selain memberikan pemahaman, perlu juga untuk mempersiapkan perlengkapan menstruasi seperti pembalut. Ajarkan bagaimana cara menggunakannya dan pentingnya menjaga kebersihan. Kebersihan ini pun sangat dianjurkan dalam Islam.
Sebagaimana tersebutkan dalam sebuah hadits, “Kebersihan adalah sebagian dari iman.”
Dengan menjaga kebersihan, perempuan tidak hanya merasa nyaman, tetapi juga menjalankan salah satu aspek penting dari ajaran agama.
Ketika anak perempuan mengalami menstruasi pertama, wajar jika mereka merasa bingung atau bahkan cemas. Orang tua perlu memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana, namun bermakna. Menstruasi bukanlah sesuatu yang harus kita takuti, melainkan tanda bahwa tubuh mereka berkembang dengan baik sesuai dengan ketetapan Allah.
Allah telah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 222, “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah bahwa itu adalah sesuatu yang kotor (mengandung darah), maka jauhilah perempuan pada waktu haid…”
Ayat ini bukan berarti mengucilkan perempuan yang sedang haid, tetapi menjelaskan bahwa ada aturan-aturan tertentu yang harus kita perhatikan selama masa ini.
Rukhsah
Selama menstruasi, perempuan diberikan rukhsah (keringanan) dalam menjalankan beberapa ibadah, seperti salat dan puasa. Namun, hal ini bukan berarti bahwa mereka tidak bisa mendapatkan pahala. Perempuan yang sedang menstruasi tetap dapat berzikir, berdoa, dan melakukan amal kebaikan lainnya. Ini merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah yang memberikan waktu istirahat bagi perempuan selama haid.
Dalam banyak budaya, anak laki-laki sering kita berikan apresiasi setelah menjalani khitan (sunat), sebagai tanda bahwa mereka telah memasuki masa kedewasaan. Hal yang sama juga bisa kita terapkan pada anak perempuan yang mengalami menstruasi pertama.
Tidak ada salahnya memberikan apresiasi kepada mereka dalam bentuk selebrasi kecil atau ucapan-ucapan yang menguatkan. Apresiasi ini penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan penerimaan diri, bahwa menstruasi bukanlah sesuatu yang harus disembunyikan atau dianggap memalukan.
Sebagai orang tua atau orang dewasa yang tengah mendampingi seorang anak perempuan yang kali pertama mengalami menstruasi, kita bisa memberikan kata-kata positif seperti, “Ini adalah tanda bahwa Allah telah memuliakanmu sebagai perempuan,” atau “sekarang kamu sudah dewasa, ini adalah bagian dari rahmat-Nya.” Sikap seperti ini akan membuat anak perempuan merasa kita hargai dan kita pahami dalam menghadapi momen penting ini.
Pandangan Islam tentang Menstruasi
Dalam ajaran Islam, menstruasi adalah salah satu tanda bahwa seorang perempuan telah mencapai usia baligh. Artinya ia mulai diwajibkan untuk menjalankan ibadah seperti shalat dan puasa. Namun, selama menstruasi, ada beberapa ibadah yang tidak diwajibkan seperti salat dan puasa, karena kondisi ini dianggap sebagai waktu istirahat bagi tubuh. Dalam pandangan fikih, perempuan yang sedang haid diberikan kesempatan untuk beristirahat dari ibadah tertentu, dan ini merupakan bentuk kasih sayang Allah.
Perbedaan penting setelah seorang perempuan mengalami menstruasi adalah mulainya tanggung jawab penuh dalam menjalankan perintah agama. Sebelumnya, sebelum baligh, anak perempuan belum terbebani kewajiban seperti salat dan puasa. Namun setelah menstruasi pertama, ia dianggap telah dewasa secara agama dan harus mulai menjalankan kewajiban tersebut, kecuali saat sedang haid.
Meskipun demikian, perempuan yang sedang menstruasi tetap bisa melakukan berbagai kebaikan lain. Mereka bisa memperbanyak doa, berzikir, atau membantu orang lain. Ini menegaskan bahwa menstruasi bukanlah penghalang untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melainkan waktu yang kita berikan untuk memperkuat hubungan spiritual dengan cara lain.
Menstruasi sering kali kita salahpahami sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan atau bahkan dianggap sebagai penyakit. Padahal, menstruasi adalah proses biologis yang menunjukkan bahwa tubuh perempuan berfungsi dengan baik. Setiap bulan, tubuh perempuan mempersiapkan diri untuk kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, maka dinding rahim akan meluruh dan keluar sebagai darah menstruasi.
Fitrah Perempuan
Menstruasi adalah salah satu cara Allah menunjukkan kasih sayang-Nya kepada perempuan. Dengan menstruasi, tubuh perempuan dipersiapkan untuk bisa menjadi ibu di masa depan. Bahkan, dalam menstruasi terdapat hikmah yang besar. Yaitu Allah memberikan kesempatan bagi perempuan untuk beristirahat dari kewajiban ibadah tertentu, namun tetap mendapat pahala atas amalan kebaikan lainnya.
Allah Maha Bijaksana dalam menciptakan tubuh manusia. Setiap bagian dari proses menstruasi adalah tanda kebesaran-Nya. Oleh karena itu, menstruasi seharusnya kita lihat sebagai sesuatu yang positif, bukan beban. Perempuan yang mengalami menstruasi seharusnya merasa bangga, karena ini adalah tanda bahwa tubuh mereka bekerja dengan sempurna sesuai dengan takdir yang telah Allah tetapkan.
Menstruasi pertama bukan sekadar peristiwa biologis, tetapi juga momen spiritual dan emosional yang penting dalam kehidupan seorang perempuan. Peran orang tua dalam memberikan pemahaman, dukungan, dan apresiasi sangatlah besar.
Dalam pandangan Islam, menstruasi adalah bagian dari fitrah seorang perempuan dan merupakan bentuk kasih sayang Allah yang memberikan kesempatan istirahat dari ibadah tertentu. Dengan sikap yang tepat dan pemahaman yang benar, menstruasi pertama dapat menjadi momen yang penuh syukur, bukan sesuatu yang harus kita takuti atau kita sembunyikan. []