• Login
  • Register
Selasa, 24 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Sampah Pesantren: Menyoal Kebersihan dan Kesehatan Menstruasi Perempuan

Sampah pesantren dalam bentuk pembalut sekali pakai dapat menjadi masalah lingkungan yang sangat kompleks

fatmi isrotun nafisah fatmi isrotun nafisah
27/08/2024
in Publik, Rekomendasi
0
Sampah Pesantren

Sampah Pesantren

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sampah adalah salah satu masalah krisis yang masih masyarakat hadapi. Keberadaan sampah yang menganggu kebersihan, kenyamanan, kesehatan dan estetika lingkungan merupakan jenis pencemaran yang tergolong dalam degradasi lingkungan yang bersifat sosial. Jika sampah menumpuk, maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Dari sekian banyak jenis sampah, sampah rumah tangga merupakan limbah yang paling berbahaya. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat juga menjadi penyumbang masalah sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga akan menjadi problematika yang pelik, bila tidak tertangani dengan apik. Salah satu jenis sampah anorganik dari limbah di lingkungan pesantren yaitu pembalut sekali pakai.

Santri putri yang mengalami menstruasi harus tetap menjalankan aktifitas sehari-hari di pondok pesantren. Sehingga pilihan untuk menggunakan pembalut sekali pakai terasa tepat yaitu karena mudah, cepat, tidak repot dan dapat terjangkau.

Namun, pembalut yang sudah terpakai jika tidak terkelola dengan baik akan menimbulkan beberapa masalah. Seperti masalah lingkungan, masalah kesehatan, dan masalah estetika, yakni selain akan menumpuk sebagai sampah yang tidak dapat didaur ulang, sampah pembalut yang sudah terpakai juga dapat menimbulkan penyakit.

Upaya Merawat Kebersihan

Pondok Pesantren adalah basis pengembangan Islam di Indonesia yang kemunculannya sudah ada sejak zaman Walisongo. Selain menjadi lembaga pendidikan, pesantren juga memiliki peran dan posisi sebagai lembaga sosial. Yaitu menjadi kontrol masyarakat sekitar dalam menghadapi tantangan zaman. Oleh karenanya, pesantren selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Baca Juga:

Menstrual Hygiene Day: Menstruasi Bukan Hal Tabu !!!

Merebut Tafsir Wanita Haid: Aku sedang Sakit, Bukan Kotor!

PMS: Siklus Bulanan yang Membuat Perempuan Kebingungan

Huang Zitao; Ex Idol K-pop Produksi Pembalut Demi Istri

Jika kita kaitkan dengan masalah sampah pesantren, Islam sebagai agama yang memiliki ajaran spiritual mampu untuk mengingatkan sekaligus mengatur tata hubungan antara manusia dan alam, termasuk lingkungan sekitar. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan hadits dapat kita jadikan sebagai landasan berpikir dan bertindak bagi umat Islam dalam menyikapi permasalahan kebersihan lingkungan.

Sebagaimana yang Yusuf al-Qardhawi uraikan bahwa, (1) Menjaga lingkungan sama dengan hifdz al-din, (2) menjaga lingkungan sama dengan hifdz al-nafs, (3) menjaga lingkungan sama dengan hifdz al-nasl, (4) menjaga lingkungan sama dengan hifdz al-nasl dan (5) menjaga lingkungan sama dengan hifdz al-maal. Oleh sebab itu, menjaga ekologi pesantren dengan segala esensinya adalah keniscayaan yang harus diwujudkan oleh setiap masyarakat pesantren.

Upaya dalam merawat dan mewujudkan kebersihan bisa kita mulai dengan memberikan kebijakan-kebijakan yang melindungi hak-hak perempuan di lingkungan pondok pesantren. Kemudian menyediakan akses terhadap produk perawatan menstruasi yang ramah lingkungan. Menyediakan fasilitas sanitasi yang bersih dan aman, melarang diskriminasi berdasarkan menstruasi dan menghapus stigma buruk tentang menstruasi. Hal ini bertujuan agar perempuan dapat menjalani menstruasi secara sehat dan bermartabat.

Penting juga memberikan pemahaman melalui kajian terkait pengalaman menstruasi perempuan, dan merawat kebersihan saat menstruasi. Selain itu bagaimana mengolah sampah pembalut dengan bijak. Sehingga lembaga pendidikan yakni pesantren, selain memiliki ciri khas kultur keagamaan yang kuat, rasa solidaritas kepada masyarakat yang tinggi, juga harus memiliki kepedulian dan partisipasi besar terhadap upaya menjaga dan merawat kebersihan lingkungan.

Urgensi Kesehatan Perempuan

Selain kesadaran untuk merawat kebersihan lingkungan, produk perawatan menstruasi yang ramah lingkungan juga penting kita galakkan di pondok pesantren. Sebagai alasan, satu untuk mengurangi sampah pesantren pembalut sekali pakai, yang kedua sebagai upaya menjaga kesehatan reproduksi perempuan. Bahwa pembalut sekali pakai mengandung berbagai macam jenis bahan yang kurang ramah lingkungan, seperti plastik, dioksin, pestisida, herbisida, pemutih, dll.

Apabila pembalut sekali pakai kita bakar, asap yang keluar akan menghasilkan senyawa kimia berbahaya seperti dioksin. Di mana senyawa tersebut dapat kita gunakan sebagai racun tumbuhan (herbisida). Adapun solusi produk yang dapat menggantikan pembalut sekali pakai yang lebih ramah lingkungan yaitu pembalut kain.

Pembalut kain ini biasanya merupakan jenis pembalut yang terbuat dari bahan katun. Pembalut kain memiliki kelebihan antara lain sangat tahan lama bila kita rawat dan kita cuci dengan benar. Dan yang paling penting sangat ramah lingkungan karena pembalut kain dapat kita gunakan berkali-kali.

Dari uraian yang sudah saya jelaskan di atas, bahwasanya sampah pesantren dalam bentuk pembalut sekali pakai dapat menjadi masalah lingkungan yang sangat kompleks. Yakni selain menganggu kebersihan, juga dapat menimbulkan penyakit.

Untuk itu, sinergitas bersama baik pihak pesantren dan pegiat lingkungan juga perlu dilakukan sebaik mungkin. Agar tercipta lingkungan belajar yang bersih, aman, nyaman dan sehat bagi setiap santri. []

Tags: Fikih LingkunganHak Kesehatan ReproduksiMenstruasiPembalut KainSampah Pesantren
fatmi isrotun nafisah

fatmi isrotun nafisah

Fatmi Isrotun Nafisah adalah perempuan kelahiran Purbalingga, dan baru saja lulus dari Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2022

Terkait Posts

Etika Berbagi

Berbagi dan Selfie: Mengkaji Etika Berbagi di Tengah Dunia Digital

24 Juni 2025
Digital

Kasus Francisca Christy: Ancaman Kekerasan di Era Digital itu Nyata !!!

24 Juni 2025
Wahabi Lingkungan

Pentingkah Melabeli Wahabi Lingkungan?

24 Juni 2025
Korban KBGO

Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi

23 Juni 2025
Debat Agama

Kisah Salim dan Debat Agama

23 Juni 2025
Khadijah

Nyai Awanillah Amva: Jika Ingin Istri Seperti Khadijah, Muhammad-kan Dulu Dirimu

22 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bias Kultural

    Bias Kultural dalam Duka: Laki-Laki Tak Boleh Sepi, Perempuan Harus Mengisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Dalil Lemah di Balik Khitan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingkah Melabeli Wahabi Lingkungan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Tak Mau Menikah, Tapi Realitas yang Tak Ramah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Francisca Christy: Ancaman Kekerasan di Era Digital itu Nyata !!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berbagi dan Selfie: Mengkaji Etika Berbagi di Tengah Dunia Digital
  • Kasus Francisca Christy: Ancaman Kekerasan di Era Digital itu Nyata !!!
  • Bias Kultural dalam Duka: Laki-Laki Tak Boleh Sepi, Perempuan Harus Mengisi
  • Membongkar Dalil Lemah di Balik Khitan Perempuan
  • Bukan Tak Mau Menikah, Tapi Realitas yang Tak Ramah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID