Mubadalah.id – Empat hari pertama tim mubadalah dan sepuluh belia malaysia menyimak penjelasan dari Dr. Faqihuddin Abdul Kodir MA tentang konsep dan metodologi mubadalah yang dicetuskannya. Bincang Islam dan keadilan relasi di Malaysia sangat asyik. (Baca: Tips Mudik Lebaran Asyik ala Mubadalah)
~
Mubadalah hadir sebagai metode yang baru secara penamaan namun praktiknya sudah ada dalam teks keagamaan bahkan praktik keseharian. Melalui metode mubadalah menyaratkan pandangan keagmaan harus adil gender dan penegasannya untuk saling melakukan kebaikan. (Baca: Relasi Suami Istri Harus Saling Komitmen Untuk Hadirkan Kebaikan dalam Keluarga)
~
Karena tak sedikit tafisr kegamaan dalam bab relasii laki-laki dan perempuan yang jauh dari makna dan tujuan utama (maqosid syariah) yang terkandung dalam sumber otoritatif al-Quran dan Hadist.
~
Dalam mubadalah, teks tentang laki-laki, jika maknanya umum, maka ia juga berlaku untuk perempuan. Pemberlakuan ini sesungguhnya lebih tepat sebagai bagian dari generalisasi teks daripada sebagai metode qiyas.
~
Misalnya, kita selama ini hanya mengenal konsep tentang istri salihah untuk seorang suami. Tetapi jarang sekali dikenalkan dengan konsep suami salih untuk istri.
~
Kita juga sering ditanamkan asumsi bahwa perempuan adalah penggoda dan penebar pesona (fitnah), sehingga kontrol dan segala jenis pelarangan aktivitas mereka menjadi sah. Kita lupa, bahwa laki-laki juga penggoda dan penebar pesona, dan kita biarkan sekalipuan nyata melakukan segala kerusakan. []