• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Perempuan dan Seksualitas

Sampai hari ini perempuan sebelum dan sesudah lahir di dunia seolah menjadi makhluk yang tidak bebas dan tidak memiliki tubuhnya sendiri

'ulyatul Mukarromah 'ulyatul Mukarromah
12/03/2024
in Personal
0
Perempuan dan Seksualitas

Perempuan dan Seksualitas

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id -Jika merujuk website Umah Ramah tentang perempuan dan seksualitas ada penjelasan bahwa seksualitas adalah wujud keberadaan kita di dunia. Begitu lahir ke dunia, sejak saat itu kita berada pada mode seksual. Semua manusia terlahir dalam tubuh seksual.

Sebagai masyarakat Indonesia, merasakan nyatanya hidup seorang perempuan sebelum dan sesudah lahir sudah barang tentu adalah rumit. Sebagai contoh, kita tidak pernah meminta lahir menjadi laki-laki. Begitupun seorang perempuan, tidak pernah meminta lahir menjadi perempuan.

Kita tidak pernah tahu menjadi hetero. Begitupun teman-teman semua yang tidak pernah meminta menjadi ini dan itu, atau menjadi apapun yang berbeda.

Wacana ketika seorang perempuan tengah hamil dan setelah diketahui bahwa calon bayi diketahui berjenis kelamin perempuan, maka terciptalah sebuah ‘keharusan’ yang sebenarnya tidak harus dilakukan. Ibu hamil seolah diintruksikan nantinya harus memberikan pendidikan kepada perempuan seperti harus lemah lembut, feminim, menjadi penurut dan masih banyak lainnya.

Pengaruh Moral Seksual

Begitupun saya, tidak pernah bisa bernegosiasi dalam suasana saat ibu melahirkan. Kita, begitu saja lahir. Lalu karena terjadi begitu saja, tidak ada lagi ruang untuk bertanya pada diri.

Baca Juga:

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

Etika Sosial Perempuan dalam Masa ‘Iddah

Katanya, itu sudah dari sananya. Yang tak terpahami itu kemudian terlalu banyak mendapatkan penanda-penanda, tafsir-tafsir, pemaknaan-pemaknaan, cerita dan mitos-mitos. Yang dari sananya itu pada akhirnya selalu menggoda untuk mereka definisikan, bentuk, kategorikan, serta mereka urut berdasarkan hierarki, normalkan, dan ia abnormalkan. Itulah biang dari moralitas seksual.

Moralitas seksual sangat mempengaruhi kemanusiaan kita hari ini, termasuk membentuk bagaimana kita berpikir, bersikap, berperilaku, berpakaian, berhubungan, dan bermasyarakat.  Saat banyak orang percaya itu satu-satunya cara memahami, panduan-panduan itu menjadi ideologi.

Secara garis besar, ideologi dunia hari ini adalah patriarkhi yang percaya bahwa seksualitas perempuan lebih rendah dari seksualitas laki-laki. Inilah yang memunculkan banyak diskriminasi gender atau ketidakadilan karena seksualitas seseorang.

Tanpa kita sadari, sampai hari ini perempuan sebelum dan sesudah lahir di dunia seolah menjadi makhluk yang tidak bebas dan tidak memiliki tubuhnya sendiri. Stigma atau anggapan masyarakat yang jika melihat perempuan tidak mematuhi norma masyarakat menganggapnya tidak baik dan pembangkang.

Budaya atau kebiasaan masyarakat ini pada akhirnya terlanggengkan dan mengakar erat. Seolah memang hal ini adalah sebuah takdir yang sudah Tuhan tetapkan. Tetapi, jika kita sama-sama sadar bahwa lahirnya kita dengan jenis kelamin yang sudah Allah SWT ciptakan dari sananya, seharusnya tidak perlu ada diskriminasi-diskriminasi yang terulang terkhusus pada perempuan.

Pentingnya Pemaknaan Ulang Pada Diri Sendiri

Perempuan mengenali sekaligus mengidentifikasi tubuhnya adalah sebuah keharusan. Karena, jika sudah paham dan sadar akan tubuhnya maka perempuan akan yakin menyebut ‘Tubuhku adalah Otoritasku’. Di samping berkembangnya sadar gender maka akan semakin meminimalisir pula kebiasaan masyarakat yang hobi sekali mengatur-atur hidup seorang perempuan.

W. Sanavero mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul ‘Perempuan Yang Memesan Takdir” ;

Adalah aku, wajahku. Salah, disalahkan atau dibuat salah? Mana yang benar? Barangkali pertanyaan semacam ini juga sebuah kesalahan. Lahir diatas kehendak Tuhan, bernapas di atas kehendak aturan-aturan perempuan yang dibuat-buat. Bahkan aku tidak memiliki hak atas diriku sendiri untuk menentukan bernyawa atau tidak esok hari. Aku hanya memiliki warna bibir apapun yang aku mau, selebihnya tidak. Kau, perkenalkan ini wajahku, wajah perempuan yang napasnya selalu dicuri oleh napas-napas lain.

Menyadarkan diri sendiri memang tidak mudah, begitu juga dengan menyadarkan pemahaman hal-hal yang seharusnya tidak diteruskan tentu amat sangat tidak mudah.

Maka, tugas kita sebagai pemuda adalah menjadi sebuah keharusan untuk terus bergerak mensosialisasikan pemahaman tersebut. Paham gender, paham kesetaraan, paham kesalingan akan membuat kita dan masyarakat tumbuh menjadi masyarakat yang lebih baik. Serta harapannya adalah meminimalisir kasus-kasus yang terus menerus berulang seperti kekerasan seksual, pelecehan seksual dan lainnya.

Tetap menjadi perempuan hebat dan berdikari di manapun kita berada. Tuhan sudah memberikan takdir hidup untuk kita, tak hanya di dunia tapi di akhirat juga. Sesekali melenceng sedikit tidak apa, tapi harus ingat kembali pulang. Menjadi baik lagi dan lagi. []

 

Tags: Genderjenis kelaminlaki-lakiperempuanseksualitastubuh
'ulyatul Mukarromah

'ulyatul Mukarromah

Terkait Posts

Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Difabel di Dunia Kerja

Menjemput Rezeki Tanpa Diskriminasi: Cara Islam Memandang Difabel di Dunia Kerja

30 Mei 2025
Memahami AI

Memahami Dasar Logika AI: Bagaimana Cara AI Menjawab Permintaan Kita?

30 Mei 2025
Kehendak Ilahi

Kehendak Ilahi Terdengar Saat Jiwa Menjadi Hening: Merefleksikan Noble Silence dalam Perspektif Katolik

29 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID