Mubaadalah.id – Peran relasi kesalingan perlu diperkuat sebagai panduan untuk menjaga jasmani, rohani, dan spiritualitas. Relasi kesalingan dapat ciptakan bahagia dan rukun di dalam kehidupan.
Penulis Buku Qira’ah Mubadalah, Dr. KH. Faqihuddin Abdul Kodir, M.A mengatakan, dalam sebuah relasi terbagi menjadi dua, yaitu relasi ada intra personal, dan antar personal.
“Yang intra personal adalah relasi antara kita dengan diri kita sendiri. Sedangkan antar personal adalah relasi dengan orang lain,” kata Kiai Faqih saat pengajian ramadhan Kitab Mambaussa’adah di kawasan Yayasan Fahmina, Senin, 14 Mei 2019.
Jadi dalam sebuah relasi intra personal, kata dia, sering kali tubuh ini banyak keinginan, banyak kemauan, juga banyak cita-cita dan harapan. Karena itu, lanjutnya, dalam berelasi intra personal kadang perlu berkomunikasi antara satu keingan dengan keingan yang lain.
“Kadang-kadang kita ingin makan, tetapi juga berolah raga. Ingin ibadah, juga ingin tidur,” tuturnya.
Oleh sebab itu, dalam sebuah relasi juga, lanjut dia, bahwa segala keinginan kebaikan bisa jadi untuk ibadah, untuk belajar atau membantu orang lain. Juga harus memikirkan bahwa tubuh juga punya kebutuhan.
“Tubuh kita punya hak untuk memperoleh kebaikan-kebaikan, baik dengan cara makan yang benar, istirahat yang cukup dan lain-lain. Karena tanpa itu, maka kita sendiri tidak bisa berbuat baik kepada orang lain. Kita juga tidak akan bisa beribadah kalau tubuh kita, badan kita tidak sehat,” jelasnya.
Kiai Faqih mengingatkan, relasi ini penting sekali untuk menyadari bahwa tubuh juga punya hak. Tidak hanya akal, otak, keluarga, tetapi tubuh juga punya hak.
“Hak untuk memperoleh kesehatan, makanan yang baik, tidur yang cukup, pakaian yang baik dan lain-lain. Ini semua agar kehidupan kita bisa berjalan dan karena itu seluruh ibadah kita juga bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya. (RUL)