Senin, 18 Agustus 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Arti Kemerdekaan

    Memugar Kembali Arti Kemerdekaan

    Janji Kemerdekaan

    Dari Pati untuk Indonesia: Mengingatkan Kembali Janji Kemerdekaan

    Kemerdekaan

    Kemerdekaan dan Iman Katolik: Merawat Persaudaraan dalam Kebhinekaan

    80 Tahun Indonesia Merdeka

    80 Tahun Indonesia Merdeka, Tapi Tubuh Perempuan Masih Tersandera

    80 Tahun Merdeka

    80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    Malam Tirakatan

    Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    Kemerdekaan Sejati

    Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    Pati Bergejolak

    Pati Bergejolak: Ketika Relasi Penguasa dan Rakyat Tidak Lagi Berkesalingan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Masa Pubertas

    Memahami Masa Pubertas: Perubahan Fisik, Emosi, dan Pentingnya Edukasi Reproduksi

    Organ Reproduksi

    Pentingnya Peran Orangtua dan Guru dalam Edukasi Organ Reproduksi Anak

    Reproduksi Anak

    Mengenalkan Organ-organ Reproduksi dan Fungsinya Kepada Anak

    Kesehatan Reproduksi Sejak dini

    Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

    Keturunan

    Memilih Pasangan dari Keturunan Keluarga Orang Baik

    Membina Keluarga Sakinah

    Membina Keluarga Sakinah: Dimulai dari Akhlak Suami Istri

    Pasangan Memiliki Akhlak

    Memilih Pasangan Hidup yang Memiliki Akhlak yang Baik

    Pasangan Hidup

    Memilih Pasangan Hidup yang Setara

    Kriteria Pasangan

    Kriteria Pasangan yang Dianjurkan oleh Islam

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Arti Kemerdekaan

    Memugar Kembali Arti Kemerdekaan

    Janji Kemerdekaan

    Dari Pati untuk Indonesia: Mengingatkan Kembali Janji Kemerdekaan

    Kemerdekaan

    Kemerdekaan dan Iman Katolik: Merawat Persaudaraan dalam Kebhinekaan

    80 Tahun Indonesia Merdeka

    80 Tahun Indonesia Merdeka, Tapi Tubuh Perempuan Masih Tersandera

    80 Tahun Merdeka

    80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    Malam Tirakatan

    Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    Kemerdekaan Sejati

    Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    Pati Bergejolak

    Pati Bergejolak: Ketika Relasi Penguasa dan Rakyat Tidak Lagi Berkesalingan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Masa Pubertas

    Memahami Masa Pubertas: Perubahan Fisik, Emosi, dan Pentingnya Edukasi Reproduksi

    Organ Reproduksi

    Pentingnya Peran Orangtua dan Guru dalam Edukasi Organ Reproduksi Anak

    Reproduksi Anak

    Mengenalkan Organ-organ Reproduksi dan Fungsinya Kepada Anak

    Kesehatan Reproduksi Sejak dini

    Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

    Keturunan

    Memilih Pasangan dari Keturunan Keluarga Orang Baik

    Membina Keluarga Sakinah

    Membina Keluarga Sakinah: Dimulai dari Akhlak Suami Istri

    Pasangan Memiliki Akhlak

    Memilih Pasangan Hidup yang Memiliki Akhlak yang Baik

    Pasangan Hidup

    Memilih Pasangan Hidup yang Setara

    Kriteria Pasangan

    Kriteria Pasangan yang Dianjurkan oleh Islam

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

Kita tidak perlu mengkhawatirkan, apalagi memperhadapkan gerakan perempuan NU dengan feminisme atau pemikiran modern apapun. Karena gerakan perempuan NU sudah memiliki cara berpikir dan strategi pergerakan yang matang, berdasarkan ajaran dan sesuai dengan karakter Aswaja an Nahdliyyah

Badriyah Fayumi Badriyah Fayumi
13 Mei 2025
in Featured, Publik
0
Satu Abad NU

Satu Abad NU

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam Sarasehan satu Abad NU yang diselenggarakan oleh DPP PKB di Jakarta, 30 Januari 2023, saya diminta bicara tentang NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan. Saya sampaikanlah beberapa pokok  pikiran sebagai berikut. (Sebagian pokok-pokok pikiran ini belum  tersampaikan di Sarasehan karena waktu yang terbatas).

1. Indonesia perlu bersyukur karena kiprah dan gerakan perempuan muslimah Indonesia hari ini telah menjadi inspirasi dunia. Di mana para pemimpin dan ulama perempuan NU mengambil peran yang sangat signifikan.

Di antara fakta yang layak kita sebut sebagai contoh Indonesia inspirasi dunia adalah : Indonesia menjadi negara pertama dan masih satu-satunya di dunia yang sukses merecognisi keulamaan perempuan. Sehingga Kongres Ulama Perempuan Indonesia 1 dan 2 berjalan dengan baik, yang dihadiri lebih 1600 peserta dari dalam negeri dan 31 negara sahabat, dan mendapatkan dukungan yang luas dari dalam dan luar negeri.

Di Kongres yang inklusif ini, perempuan-perempuan NU sangat berperan baik sebagai penyelenggara, tuan rumah, maupun narasumber.  KUPI yang merecognisi eksistensi dan peran ulama perempuan, membangun metodologi pengetahuan dan fatwa keagamaan, serta mempertemukan ulama perempuan pesantren dengan kampus, juga ulama perempuan dengan aktivis, korban dan para pengambil kebijakan. Ulama dan umara Indonesia mendukung. Gerakannya mengakar. Ini hanya bisa terjadi di Indonesia.

Catatan Sejarah

Negeri ini juga mencatat sejarah sebagai (masih) satu-satunya negara yang mengirimkan Mufti perempuan dalam pertemuan mufti dunia. Beliau adalah (almh) Prof.Dr.Huzaemah T.Yanggo Ketua MUI Bidang Fatwa 2015-2020 yang adalah juga pengurus PBNU.

Kiprah, khidmah, dan kontribusi  banom-banom perempuan NU khususnya Muslimat dan Fatayat yang nyata dan mengakar di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan berbagai bidang pemberdayaan; kontribusi LKKNU untuk kemaslahatan keluarga; juga  Kopri dan IPPNU dalam menyiapkan kader-kader handal, semuanya adalah sumbangan Nahdliyyat untuk peradaban.

Dalam kancah kepemimpinan negara yang prosesnya melalui pemilu atau politik, di antara ormas Islam yang ada, NU adalah ormas yang paling banyak menempatkan kader perempuannya.

2. Mengapa perempuan NU bisa demikian? Ada faktor-faktor pendukung yang sangat penting, selain sistem politik dan demokrasi pasca reformasi yang membuka ruang kebebasan berpikir, berserikat, memilih dan dipilih bagi setiap warga negara. Yakni, pertama, Ajaran Aswaja an Nahdliyyah telah menjadi sumber ajaran dan rujukan gerakan perempuan NU.

Kalau NU bisa membangun konsep negara bangsa, menjadikan NKRI sebagai kesepakatan final, menerima Pancasila, demokrasi, HAM, dll. Berdasarkan ajaran dan nilai-nilai Islam Aswaja, maka gerakan perempuan NU pun demikian. Dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan gender untuk kemaslahatan manusia dan peradaban yang berkeadilan.

Di mana hal itu menjadi misi penting risalah Nabi Muhammad sejak diutus-  perempuan NU, sebagai bagian dari NU, juga terbuka terhadap pemikiran modern seperti demokrasi, HAM feminisme, dll.  Semua hal yang “jadid’ dicerna, dikaji dan direformulasi sesuai dengan ajaran Aswaja an Nahdliyyah untuk diambil “shalih dan ashlahnya”.

Jadi sebetulnya tidak perlu mengkhawatirkan apalagi memperhadapkan gerakan perempuan NU dengan feminisme atau pemikiran modern apapun. Karena gerakan perempuan NU sudah memiliki cara berpikir dan strategi pergerakan yang matang, berdasarkan ajaran dan sesuai dengan karakter Aswaja an Nahdliyyah.

Kontribusi Gerakan Perempuan NU bagi Peradaban

Di sinilah justru gerakan perempuan NU telah berkontribusi bagi peradaban. Yakni dengan lahirnya banyak konsep, hasil kajian, modul dan lain-lain. Tidak hanya menjadi wacana teoritis, melainkan juga secara sistematis diedukasikan hingga ke akar rumput, diinstitusionalisasikan, bahkan diadvokasikan di tingkat nasional maupun internasional.

Dalam pembahasan RUU-RUU yang terkait perempuan dan terdapat tarik menarik secara ideologis antara kelompok Islam dan sekuler, seperti RUU Pornografi dan RUU TPKS,  perempuan NU melalui berbagai peran dan ruang dapat menghadirkan pandangan-pandangan yang menyelaraskan ajaran Islam, konstitusi dan HAM hingga tema-tema yang dipolemikkan bisa diterima banyak pihak.

Semua itu karena perempuan NU menjadi bagian dari keluasan dan keluwesan khazanah, manhaj, fikrah dan harakah  Aswaja an Nahdliyyah.

Kedua, Perempuan NU dan gerakannya yang menerjemahkan Aswaja an Nahdliyyah ke dalam konsep, pemikiran, metodologi dan strategi gerakan,  senantiasa menggunakan adab dan anggah ungguh ala NU dalam membawakan dan membumikan pemikiran dan gerakannya. Amaliyah Aswaja an Nahdliyyah dan gaya hidup santri juga terpelihara.

Itulah sebabnya perempuan NU mampu melakukan transformasi sosial hingga ke akar rumput secara baik, diterima dan didukung oleh kalangan pesantren, akademisi dan kader NU secara meluas. Kemudian kalangan tersebut menjadi subyek utama transformasi sosial tersebut di ruang khidmah masing-masing.

Bisa kita bilang, pemikiran dan gerakan perempuan NU berjalan secara alamiah, organik, mengakar dan pastinya ideologis, sesuai Aswaja an Nahdliyyah yang mengedepankan keseimbangan (tawazun), keadilan (i’tidal), moderasi (tawassuth) toleransi (tasamuh). Selain itu juga amar ma’ruf nahi munkar dengan cara yang ma’ruf, bukan cara yang munkar.

Akar Sejarah Budaya Nusantara

Ketiga, adanya akar sejarah, budaya dan karakter Nusantara yang mendukung tumbuhnya organisasi dan  gerakan perempuan secara genuine, organik, sukarela, dan bottom up. Di Indonesia saat ini, hampir tidak ada perempuan yang tidak masuk dalam organisasi, baik resmi, paguyuban atau komunitas. Perempuan Indonesia aktif dalam oganisasi yang berbasis keluarga, agama, profesi, lingkungan, kelompok usia, kesamaan nasib, asal usul, ideologi, hingga politik. Semua ada.

Sekedar contoh : yang berbasis keluarga ada PKK, Posyandu, Dasawisma, Dharma Wanita, organisasi-organisasi isteri, hingga Serikat Pekka. Yang berbasis agama, semua ormas Islam ada banom perempuannya. Majelis Taklim malah identik dengan organisasi agama oleh, dari dan untuk perempuan. Yang berbasis profesi ada Iwapi, HIPEMI, Alisa Khadijah, Jala PRT dll. Yg berbasis kesamaan nasib ada HPDI, IPPI dll. Yang berbasis politik, semua parpol punya organisasi sayap perempuan.

Perkumpulan koperasipun banyak yang khusus perempuan. Dengan keragaman seperti itu,  perempuan Indonesia banyak yang aktif di lebih dari satu organisasi dan lintas tingkatan. Selain itu juga penting kita catat sebagai anugerah bagi Indonesia, dalam berorganisasi perempuan Indonesia  lebih menunjukkan karakter Nusantara dan femininnya. Yakni senang ngumpul, guyub, mengedepankan harmoni, musyawarah dan persatuan, peduli pada nasib sesamanya, tepa selira, serta mampu mengelola perbedaan.

Maka, organisasi wadah organisasi-organisasi perempuan pun muncul, seperti KOWANI dan BMOIWI. Bahkan, organisasi perempuan politik yang hadir untuk berkontestasi pun bisa ngumpul dan guyub di Indonesia. Hal ini juga menjadi inspirasi negara-negara lain di dunia, yakni KPPI dan KPPRI.

Apalagi LSM, gerakan perempuan dan civil society yang memang lahir untuk memperjuangkan nasib perempuan. Sangat kompak di Indonesia. Jika sudah perjuangan untuk perempuan,  kalangan agama dan nasionalis melebur. Masyarakat dan negara pun berbaur. Inilah potret  gerakan perempuan Indonesia hari ini. Membanggakan. Patut kita syukuri karena fakta ini nyata telah berkontribusi untuk merawat, membangun dan memajukan bangsa dan peradaban.

Khidmah untuk Nahdlatul Ulama

Bagaimana di lingkungan NU sendiri? Ghirah berorganisasi Nahdliyyat juga dahsyat. Di luar banom-banom yang ada, bermunculan perkumpulan-perkumpulan perempuan NU kultural yang bottom up, ideologis, sukarela, dan terbentuk karena kesamaan latar belakang,  kebutuhan, keadaan serta niat khidmah untuk NU.

Ada Bu Nyai Nusantara, HMT, JMQH, JP3M, JHQ, Nawaning Nusantara, dll. Organisasi dan  perkumpulan-perkumpulan ini lahir bukan karena ingin menyaingi Banom yang ada. Bukan karena tidak masuk dalam struktur resmi NU. Bukan pula karena syahwat kekuasaan. Semangat cinta NU dan keterpanggilan  berkhidmahlah yang melatarinya. Para perempuan NU bahkan rela berkorban untuk organisasi dan gerakannya ini. NU layak bersyukur dan berbangga dengan khidmah dan kiprah Nahdliyyatnya ini.

Keempat, tidak ada sekat yang memisahkan organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan perempuan NU yang ada di struktural maupun kultural.  Banyak perempuan yang aktif di organisasi struktural NU atau Banom-banom perempuan NU, atau partai yang PBNU dirikan (PKB) atau organisasi sayap perempuannya, adalah juga pengurus organisasi-organisasi kultural seperti BNN, HMT, JMQH, JP3M, Nawaning Nusantara, dll.

Relasi sesama perempuan NU yang berkhidmah di jalur organisasi struktural dan kultural NU sangat cair dan saling mendukung. Ini juga capaian yang layak kita syukuri.  Semua ini adalah modal sosial yang sangat baik dan kuat bagi NU akhir abad 1 menuju abad 2 ini.

Gerakan Perempuan NU Menjadi Inspirasi Dunia

3. Atas dasar ini penting bagi NU di abad keduanya untuk: Pertama, menyadari bahwa perempuan dan gerakan perempuan NU abad kedua ini sudah cukup kokoh dan telah menjadi inspirasi dunia. Terlepas dari berbagai kekurangannya. Berangkat dari kesadaran ini maka perempuan dan gerakan perempuan NU perlu menjadi subyek primer (bersama laki-laki), dan subyek penuh (bukan pelengkap penderita) dalam merawat jagat,  membangun peradaban yang berkeadilan, serta mewujudkan kemaslahahatan manusia dan semesta.

Dengan memposisikan perempuan sebagai subyek primer dan penuh dari kehidupan bersama laki-laki, in sya Allah NU mampu lebih tepat dan cepat  menjawab tantangan rapuhnya bumi, rentannya bangsa, persoalan-persoalan akut rakyat. Seperti kemiskinan dan rendahnya pendidikan,  dehumanisasi akibat kemajuan teknologi utamanya teknologi informasi, hingga kesenjangan antara demokrasi dan keadilan sosial, serta kesenjangan antara dunia maya dengan dunia nyata, bagi makin banyak penduduk Indonesia.

Kedua, Memberikan ruang khidmah bagi perempuan NU baik secara struktural maupun kultural. Di Periode Gus Yahya ini, terobosan yang signifikan sudah dilakukan di tingkat PBNU. Ini perlu kita lakukan juga di semua tingkatan.

Satu Fikrah Harakah Nahdliyyah

Ketiga, Mengkonsolidasikan dan menyinergikan semua insiatif khidmah perempuan NU. Baik yang berada di ruang khidmah kultural maupun struktural. Tidak perlu semuanya distrukturalisasikan. Jangan diperhadapkan juga. Yang penting semua dirawat, diayomi sebagai keluarga besar NU, dan dijaga agar semuanya tetap berada dalam satu fikrah dan harakah Nahdhiyyah.

Keempat, Mendorong terwujudnya kepemimpinan di berbagai level yang lebih mengedepankan dan memanifestasikan sifat-sifat jamalah Allah (keindahanNya, feminitasNya) seperti kepemimpinan yang  rahman rahim (penuh kasih sayang), lathif (lemah lembut), wadud (penuh cinta), rauf, afuww, ghofuur, muhaimin, syakur, shobur, halim, khobir, dll. Kepemimpinan yang mengedepankan jamalullah ini lebih kita perlukan untuk bumi dan kemanusiaan yang lestari. Baik pemimpinnya perempuan maupun  laki-laki.

Kelima, Jangan pernah meninggalkan, mengecilkan, mengucilkan, merendahkan dan menyalahpami gerakan perempuan NU, struktural maupun kultural. Karena semua ada atas dasar cinta dan semangat berjuang, peduli dan berbakti. Semangat, loyalitas dan pengabdian perempuan NU di berbagai ruang khidmah adalah berkah dan kekuatan yang harus terkelola sedemikian rupa. Tujuannya agar  tantangan-tantangan yang ada bisa kita hadapi bersama-sama dan cita-cita merawat jagat, membangun peradaban yang berkeadilan, serta mewujudkan kemaslahatan lebih cepat tercapai. []

Tags: gerakan perempuanKhidmahNahdlatul UlamaPerempuan NusantaraSatu Abad NU
Badriyah Fayumi

Badriyah Fayumi

Ketua Alimat/Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Bekasi

Terkait Posts

Gerakan Ekofeminisme
Publik

Quo Vadis Gerakan Ekofeminisme di Timur Tengah

1 Agustus 2025
Feminisme di Indonesia
Publik

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Perbedaan Feminisme
Publik

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Buku Sarinah
Buku

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Cinta pada Kartini
Publik

Empat Cara Laki-laki Membuktikan Cinta pada Kartini

21 April 2025
Nenengisme
Publik

Nenengisme: Gerakan Perempuan Akar Rumput

24 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • 80 Tahun Merdeka

    80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenalkan Organ-organ Reproduksi dan Fungsinya Kepada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Memugar Kembali Arti Kemerdekaan
  • Dari Pati untuk Indonesia: Mengingatkan Kembali Janji Kemerdekaan
  • Memahami Masa Pubertas: Perubahan Fisik, Emosi, dan Pentingnya Edukasi Reproduksi
  • Kemerdekaan dan Iman Katolik: Merawat Persaudaraan dalam Kebhinekaan
  • Pentingnya Peran Orangtua dan Guru dalam Edukasi Organ Reproduksi Anak

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID