• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Tentang Kelahiran dan Peran Reproduksi Perempuan

Peran reproduksi ini tidak hanya sebagai persoalan perempuan semata, karena termasuk urusan kemanusiaan, maka kita memerlukan keterlibatan laki-laki

Hajar Tatu Arsad Hajar Tatu Arsad
04/08/2024
in Sastra
0
Peran Reproduksi Perempuan

Peran Reproduksi Perempuan

563
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nea menerima kabar Pak Burhan dan keluarganya berada di rumah sakit. Pak Burhan adalah sahabat bapaknya yang tinggal di kampung seberang.

Kapan kita akan Ke rumah sakit?” Tanya ibu Mardia membuka pembicaraan.

“Besok yah bu, hari Ini Nea sudah terlanjur membuat janji dengan Arumi untuk menemaninya !”

“baiklah.”

Pukul 09:15. Nea dan ibunya berangkat menuju rumah sakit, ternyata bukanlah pak Burhan yang sakit, tetapi menantu Pak Burhan. Marlina istri dari Abdur  melahirkan anak pertamanya. Bergegas Nea dan ibunya langsung menuju ke rumah Pak Burhan.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Sambut Kelahiran

Pak Burhan adalah seorang tokoh agama yang di hormati di kampung seberang. Ia dulu pernah menjabat sebagai kepala KUA kecamatan, dan telah pensiun 5 tahun lalu. ia mengisi waktunya dengan bertani, tapi sekarang mungkin ia akan mengisi hari-harinya bersama cucunya yang beberapa hari lalu hadir ke dunia ini.

“Alhamdulillah.. Pak Burhan, pasti senang sekali kau, akhirnya punya seorang cucu!” tukas ibu

“ Iya Bu Mardia, aku tidak bisa menggambarkan apa yang ku rasakan saat ini. Setelah begitu lama menanti Abdur menikah, akhirnya menimang cucu juga!” Pak Burhan tersenyum.

“Abdur, dikurangi yah nongkrong bareng teman-teman, tuh kamu sudah punya buah hati yang harus di jaga. Selamat menikmati waktu begadang” Ucap Nea dengan nada bercanda.

“Ah.. kamu selalu saja meledekku, setidaknya aku punya partner. Marlina lihatlah dia mengejek kita, dia lupa kalau dia sendiri belum memiliki teman hidup!” jawab Abdur sambil mengedipkan mata kepada istrinya

“Harus. Abdur harus menjadi Pasangan yang membantu mengurus Anaknya, bukan melimpahkan segalanya kepada istrinya. Apalagi kondisi Marlina belum sehat, pasca melahirkan.” Sahut Pak Burhan Memastikan.

“Tuh dengar !, Laki-laki harus menjadi partner yang baik dan sama-sama bermaslahat bagi pasangan!” sambung Nea dengan sedikit cekikan.

Ibu Mardia Menghampiri Istri Abdur yang sedang terbaring di ranjang, karena kondisinya belum pulih total pasca melahirkan.

“Bagaimana kondisimu Nak?” Tanya Ibu kepada Marlina

“Alhamdulillah, perlahan mulai membaik bu, Abdur sungguh laki-laki yang baik, sekaligus suami yang siaga, sebab ia mengurusku dengan telaten.” Jawab Marlina

“Wah.. Jarang-jarang ada laki-laki yang mau membantu mengurus rumah tangga, bahkan ada yang meminta bantuan ibunya atau mertuanya untuk mengurusi istrinya pasca melahirkan”  kata Ibu Mardia.

Peran Reproduksi Perempuan

Pak Burhan tersenyum.

“Saya sering mengingatkan Abdur, bahwa peran reproduksi perempuan itu Berat. Nak, Islam memandang fungsi reproduksi perempuan sebagai urusan yang perlu diperhatikan baik laki-laki maupun perempuan. Ayat-ayat yang membahas tentang menstruasi, hamil, melahirkan, nifas dan menyusui tidak hanya mengandung petunjuk bagi perempuan saja tapi untuk laki-laki juga agar membantu meringankan bukan malah membebani, sehingga Allah ingatkan dalam Surah Al-Ahqaf ayat 15 dan Surah Luqman ayat 14.” kata Pak Burhan dengan mimik wajah serius.

“Pantas saja Nabi menyebutkan tentang kedudukan seorang ibu, siapa yang lebih dulu dihormati, Nabi malah menyebutkan ibumu tiga kali baru keempat kalinya ayah. Tapi mengapa masih banyak pula yang merendahkan derajat perempuan, apalagi seorang suami?” tanya Nea dengan bingung.

“Iya Nak. rendahnya derajat seorang perempuan (istri) di mata laki-laki (suami) karena didukung oleh pandangan budaya patriarki yang melekat di masyarakat dan juga tafsir agama.” sambung Pak Burhan

“Tuh Abdur, dengarkan kata bapakmu.” Sambung Nea Lagi cengengesan.

“Aku merasa tersudutkan di sini. tapi pak , justru para perempuan seharusnya bersyukur karena dengan adanya peran Reproduksi perempuan yang berbeda dengan laki-laki, mereka tidak diwajibkan pada ibadah-ibadah  tertentu.” kata Abdur ngotot.

“Ya, ada Ibadah tertentu yang tidak boleh dilaksanakan. Misalnya salat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, namun menjadi tidak wajib untuk perempuan yang sedang menstruasi dan nifas. Begitu juga dengan puasa pada bulan Ramadan dapat kita ganti di hari lain. Ini berlaku pula pada perempuan hamil, dimaksudkan untuk melindungi kondisi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan. Bahkan ini berlaku juga untuk ibu yang sedang menyusui. Al-Quran memberikan perhatian yang serius dalam menjalani fungsi reproduksi perempuan, tidak untuk perempuan saja tapi untuk laki-laki pula agar tidak menyerahkan beban kerja Domestik dan pelayanan yang berlebihan.” Sambung Pak Burhan

Keterlibatan Laki-laki

Nea, Abdur dan istrinya menyimak dengan Serius apa yang Pak Burhan katakan.

Ibu Mardia hanya mangut-mangut.

“Sekarang kalian paham kan, perempuan dan laki-laki harus sama-sama bermaslahat bagi pasangan!” ucap ibu Mardia kepada Nea, Abdur dan istrinya

“Siap Bu” sahut Abdur dengan semangat, sambil menggendong bayinya

Nea dan Marlina terlihat mengangguk. di sisi lain dari dapur ada Ibu Sirah istri Pak Burhan datang membawakan teh hangat dan camilan untuk dinikmati bersama.

Islam mempertimbangkan kondisi khusus yang tubuh perempuan alami. Bukan karena dianggap lebih lemah dan tidak berdaya dari laki-laki, melainkan karena beban berat yang ditanggungnya, maka dari itu diberlakukan keringanan-keringanan dalam beribadah.

Allah menghargai bahkan mengapresiasi serta memberi dukungan moral lewat ayat-ayat spesifik itu agar perempuan dapat memperoleh kenyamanan dan keleluasaan dalam menjalani fungsi reproduksinya. Ini menyiratkan sebuah pesan kepada kita semua, bahwa urusan reproduksi perempuan itu begitu istimewa.

Peran-peran reproduksi ini tidak hanya sebagai persoalan perempuan semata, karena termasuk urusan kemanusiaan, maka kita memerlukan keterlibatan laki-laki. Supaya secara nyata mendukung dan membantu meringankan peran perempuan saat sedang menjalani fungsi reproduksinya. Tujuannya agar tidak menjadi penghalang bagi perempuan dalam memberikan manfaat yang seluas-luasnya.

Islam hadir membawa rahmat dan kemaslahatan bagi umat manusia tanpa mengedepankan laki-laki dan membiarkan perempuan. Islam memandang betapa pentingnya kesehatan manusia baik secara fisik maupun mental.

Untuk itulah ada ayat-ayat yang secara spesifik membahas peran-peran reproduksi perempuan agar dapat sebisanya mendukung, menunjang serta meringankan. Yakni dengan tidak membebani perempuan tatkala perempuan menjalani kodratnya sebagai perempuan. []

Tags: cerita pendekkeluargaKesalinganPeran Reproduksi PerempuanRelasi
Hajar Tatu Arsad

Hajar Tatu Arsad

Pencinta Cahaya Bulan. Bukan Mualim, berikhtiar Ngaji Hidup dengan cara Bercerita.

Terkait Posts

Pekerja Rumah Tangga

Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

11 Mei 2025
Tidak Ada Cinta

Tidak Ada Cinta bagi Arivia

11 Mei 2025
Tak Ada Cinta

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

4 Mei 2025
Kartini Tanpa Kebaya

Kartini Tanpa Kebaya

27 April 2025
Hujan

Laki-laki yang Menjelma Hujan

13 April 2025
Negara tanpa Ibu

Negara tanpa Ibu

23 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version