• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Ngobrol Asik: Karena Setiap Penulis Punya Cerita dan Gaya

Setiap proses para penulis itu berbeda, bagaimana mereka merasakan kegelisahan, menemukan ruang dalam dirinya, dan menuliskannya menjadi sebuah bahasa yang bisa dipahami oleh lebih banyak orang.

Zahra Amin Zahra Amin
22/06/2021
in Pernak-pernik
0
Penulis

Penulis

88
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Acara Ngobrol Asik bersama Penulis Mubadalah, yang disingkat Ngobras, akan mulai digelar malam nanti, dengan penampilan perdana kontributor mubadalah.id Miftahul Huda, seorang aktivis lingkungan dari Jogjakarta. Disusul malam-malam berikutnya ada Mbak Dyah Murwaningrum, Retno Daru, Lutfiana Mayasari, Mbak Listia, Hasna A Fadhilah, Rizki Eka Kurniawan dan terakhir Lenni Lestari.

Sebagai orang yang berada di belakang layar mubadalah.id dalam satu setengah tahun terakhir ini, saya membaca setiap tulisan yang masuk, melihat latar belakang penulisnya, dan melihat konsistensi tema yang dituliskan. Ketika ada tulisan yang bagus, menarik, menggigit, dan menyentuh hati, saya seperti habis menang lotre dan mendapatkan banyak hadiah. Hehehe..

Terlebih jika kemudian tulisan ini berbuah infografis yang menarik pula di IG Mubadalah, dan mendapat apresiasi dari para salingers. (Sebutan untuk para jama’ah mubadalah, yang diambil dari kata “Saling/Kesalingan”). Kerjasama yang baik ini, penulis, media, editor, konten creator dan admin media sosial, menjadi motivasi saya untuk memperkenalkan para penulis ini ke panggung kepenulisan nasional, dengan label khusus sebagai penulis mubadalah. Tentu mimpi ini masih panjang, tapi jalannya perlahan mulai kami rintis, dengan menggelar pelatihan-pelatihan kepenulisan media populer berperspektif mubadalah.

 

Penulis
Penulis

Saya merasa Indonesia akan baik-baik saja, jika semakin banyak orang yang punya kesadaran kritis dan  literasi yang baik, menggelisahkan setiap hal, lalu membaginya melalui tulisan. Seperti Miftahul Huda, bagaimana ia menuliskan problem kerusakan lingkungan, perubahan iklim, dan soal peran perempuan lokal dalam komunitas masyarakat adat sebagai “penjaga” bumi ini dari kerusakan alam yang semakin parah.

Baca Juga:

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Persoalan Gender dalam Fikih Kesaksian

Tak kalah menariknya, ada Mbak Dyah Murwaningrum, seorang pegiat seni dan kebudayaan dari Serat Pena Bandung, yang ketika WCC Mubadalah digelar pada Desember 2019 silam di Cirebon, pernah bertanya tentang musik dalam Islam, dan ia menuliskan secara apik soal Grup Musik Nasidaria, yang seluruh pemain musiknya adalah perempuan, seolah melawan arus kelompok sebelah yang mengatakan jika suara perempuan adalah aurat, dan musik itu haram. Semakin ke sini, Mbak Dyah juga banyak menulis tentang film, bagaimana ia memberikan alternatif pilihan pada pembaca, film apa saja yang masih kuat budaya patriarkinya, dan film mana yang pesan kemanusiaan serta keadilan gendernya keren.

Sesi ketiga ada Mbak Retno Daru, seorang anggota Puan Menulis, sebuah komunitas kepenulisan yang diinsiasi Aman Indonesia, dan dibidani kelahirannya oleh Mubadalah.id. Retno pernah menceritakan bagaimana awal persentuhannya dengan perspektif mubadalah. Ia pernah membaca postingan Kalis Mardiasih di salah satu akun medsosnya, lalu ia mulai tertarik untuk mengenal mubadalah. Proses ketertarikannya itu mengantarkan ia mendaftarkan diri menjadi anggota Puan Menulis. Melalui mubadalah Ia seolah menemukan “sesuatu” tentang Islam yang selama ini ia cari. Apa itu? Temukan jawabannya di sesi ketiga Ngobras.

Lalu di sesi ke empat, ada Mbak Lutfiana Mayasari, dosen dari IAIN Ponorogo, anggota Puan Menulis, juga peserta Kelas Intensif Ramadan Mubadalah, yang baru saja usai digelar. Ketertarikannya pada isu hukum, gender, dan perdamaian, menjadi menarik ketika ia menuliskannya dengan perspektif mubadalah. Bahwa penting peran perempuan sebagai agen perdamaian, dan bagaimana perempuan rentan menjadi korban, meski ia diposisikan, atau mendapat stigma sebagai pelaku terorisme. Kok bisa? Tunggu ulasannya bersama penulisnya di acara Ngobras.

Sesi selanjutnya ada Mbak Listia, seorang pegiat pendidikan yang sudah malang melintang dalam isu kebhinekaan, tentang Indonesia dan kearifannya menjaga nilai-nilai masyarakat lokal yang kian pudar. Melalui tulisan, Mbak Listia terus bersuara dan membagi kegelisahannya itu, tentang anak-anak muda yang mulai goyah, pragmatis, dan apatis dengan sekitarnya. Catatan yang ditulis Mbak Listia juga menjadi pengingat bagi saya agar selalu berlaku mawas, dan eling lan waspada. Yang menarik, temuan Mbak Listia tentang nilai dan kearifan lokal, yang dikaitkan dengan perspektif mubadalah, apakah itu? Penasaran? Jangan lupa bergabung di sesi ke lima acara Ngobras.

Di sesi ke enam, ada Hasna A Fadhilah. Kemampuan analisanya sudah tak diragukan lagi, bagaimana ia memotret konflik sosial dan politik, baik dalam dan luar negeri. Yang menarik, Hasna menggunakan perspektif mubadalah sebagai cara pandang untuk membahas isu-isu tersebut. Kemudian, di sesi ke tujuh ada anak muda dari Tegal, Rizki Eka Kurniawan yang getol menuliskan pemikiran filsafat, dari Barat sampai Timur. Dari era Socrates hingga Erich Fromm. Dari Plato sampai Al Ghazali. Teori-teori yang rumit itu, ia sederhanakan dan dituliskan menjadi bahasa yang populer, sehingga mudah dipahami bahkan oleh pembaca awam sekalipun. Meski, dari balik layar, berkali-kali saya memastikan cek ricek ke buku atau sumber referensi yang lain, bahwa teori yang ia gunakan itu betul hehehe..

Terakhir, ada Lenni Lestari, dosen dari IAIN Langsa Aceh. Seorang ibu muda yang sebelumnya penulis di beberapa media local Aceh. Saya senang, Lenni cepat merespon dan komunikatif, ketika saya lempar ke WAG kontributor meminta agar ada yang menuliskan review film “Raya and The Last Dragon”, dengan cepat ia merespon dan membuatkan tulisannya. Dan sesuai ekspektasi, ia menggunakan analisa feminisme dalam menulis film tersebut. Lenni juga alumni peserta kepenulisan Mubadalah Virtual Class, medio Oktober 2020, hasil kerjasama Mubadalah.id bersama Ibuku Content Creator (ICC) Jakarta yang digawangi Mbak Karimah Iffia Rahman, salah seorang kontributor dan alumni WCC Mubadalah 2019.

Karena setiap penulis punya cerita dan gaya, maka saya merasa penting untuk menuliskan ini. Bahwa setiap proses para penulis itu juga berbeda, bagaimana mereka merasakan kegelisahan, menemukan ruang dalam dirinya, dan menuliskannya menjadi sebuah bahasa yang bisa dipahami oleh lebih banyak orang. Saya senang bisa membersamai proses itu, meski hanya dari balik layar. Ketika tulisan itu sudah diposting dan menyebar, maka tulisan sudah bukan lagi milik penulisnya. Tapi milik setiap pembaca yang setuju atau tidak dengan gagasan yang ditulis oleh si penulis.

Meski demikian, kita patut mengapresiasi kerja-kerja para penulis tersebut, dan bersama mubadalah saya ingin mereka juga merasakan kebanggaan itu. Penting juga menekankan bahwa, perspektif mubadalah cair, fleksibel dan bisa dipakai untuk menjadi cara pandang dalam isu apapun. Tak melulu harus mencantumkan dalil, ayat al-Qur’an atau Hadits, itu biar menjadi wilayah para suhu di KUPI, hehehe.. Kalaupun ada, itu lebih baik, tetapi tidak wajib. Saya tutup catatan ini dengan meminjam adagium terkenal milik Prameodya Ananta Toer Sang Begawan Sastra Indonesia,  menulislah, karena menulis adalah bekerja untuk keabadian. []

 

 

Tags: GenderkeadilanKesetaraanliterasiNgobrol AsikPenulis MubadalahPerdamaianperspektif mubadalahPuan Menulis
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Azl menurut Fiqh

KB dalam Pandangan Fiqh

21 Mei 2025
Hadits-hadits Membolehkan Azl

Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

21 Mei 2025
Azl dilarang

Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

21 Mei 2025
Dalam Hadits

KB dalam Hadits

21 Mei 2025
Menyusui Anak

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pengepungan di Bukit Duri

    Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Pandangan Fiqh
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl
  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version