رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Mubadalah.id – Kita belajar dari istighfar Nabi Adam
Terpisah jauh
Mencari dan terus mencari keberadaan Siti Hawa
Jibril menyampaikan pesan dari Allah kepada Nabi Adam
Untuk terus membaca istighfar
Nyambung engga?
Nabi Adam pengen segera dipertemukan dengan istrinya Siti Hawa
Diberikan solusi untuk membaca istighfar
Sementara dilihat dari kalimat perkalimat istighfarnya tidak ada satu katapun nama Siti Hawa disebutkan
Tapi lihat endingnya
Allah menurunkan rahmat-Nya tepat disebuah gunung yang sekarang terkenal dengan sebutan “Jabal Rahmah”
Ketika Allah menurunkan rahmat kepada orang yang sibuk untuk mendawamkan istighfar maka rahmat sebagai bentuk pengijabahan sesuai yang sedang dia butuhkan
Sebagaimana Nabi Adam yang dipertemukan kembali dengan Siti Hawa
Istighfar Nabi Adam diibaratkan toko yang sangat kumplit tapi tidak semua barang yang ada di toko tersebut dibutuhkan oleh si pembeli
Pembeli akan mengambil, membayar dan membawa barang yang dibutuhkannya saja.
Ada sebuah cerita
Terdapat empat tamu yang datang ke Ibnu Hajar Al Ashqalani dengan waktu yang berbeda-beda
Tamu yang pertama mengeluhkan bahwa di desanya mengalami masa sulit alias paceklik
Tamu yang kedua mengeluhkan dengan kehidupannya yang fakir dan miskin
Tamu yang ketiga mengeluhkan di desanya mengalami kemarau yang cukup panjang
Tamu yang keempat mengeluhkan dirinya tak jua memiliki keturunan
Dan masing-masing tamu diberikan satu solusi oleh Ibnu Hajar Al Ashqolani yakni membaca ISTIGHFAR. []