Mubadalah.id – Men, dulu sewaktu masih mondok di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang, rutinitas menarik yang dilakukan setelah nyambangi kuburan Cina buat foto-foto adalah berziarah ke makam Mbah KH Bisri Syansuri.
Dulu, makam beliau belum sebagus sekarang. Tempat ziarahnya kecil tetapi adem, dengan hamparan pemandangan makam-makam para ulama’ yang sederhana. Batu nisannya putih biasa, dengan tanah yang ditumbuhi rerumputan menunjukkan kesederhanaan beliau-beliau yang wafat sewaktu masih hidup dulu.
Namun, kalau malam penjaga makam beliau adalah dua ekor singa putih yang digdaya (dari pengalaman teman yang ahli penerawangan) Tidak sembarang orang berani lewat di depan makam kalau malam sudah menjelang. Tapi begitu haul, ramai orang berziarah ke sana dan mendengarkan pengajian.
Sekarang, makam Mbah Bishri dan dzurriyah sudah bagus, rasanya ingin segera berziarah ke sana lagi setelah masa pandemi yang panjang ini. Semoga kabul ya Allah.
Nah, semasa hendak berziarah saya dan beberapa teman pasti pamit kepada Ibuk yaitu Bunyai kami, cucu Mbah Bisri. Di situ Ibuk ngendikan. “Ya, ziarah yang rajin. Seksuk nek ada orang tua yang sudah wafat jangan lupa didoakan.” Kami mengangguk.
Doanya bagaimana, Buk? tanyaku tapi dalam hati. Eaaa.
Namun, Ibuk seperti peka. Beliau menjawab langsung tanpa sempat tanya itu terucap.
“Dongakno ngene ya. Ya Allah dengan nama Kanjeng Nabi Muhammad, kekasih Engkau, tolong jangan siksa kedua orang tuaku ya Allah.” Memakai bahasa Indonesia. Kami semua mengangguk dan menjawab enggeh.
“Wis dungo ngono ae. Nyuwun gandolan kekasihe Gusti Allah.”
Kami mengangguk lagi.
Maka kami pun berziarah dan mempraktikkan doa itu. Menurut kami, guru-guru dan kyai-kyai juga merupakan orang tua, meskipun Insya Allah, Allah pasti memberikan beliau-beliau tempat terbaik tetapi dengan doa kita menunjukkan bahwa kita merupakan anak-anak saleh yang tidak lupa dengan orang tua yang sudah meninggalkan kita.
Eh, ternyata doa ini memang dianjurkan oleh para ulama’ sejak dulu. Salah satunya ditulis dalam kitab Bughyatul Mustarsidin. Disarikan dari sabda Rasulullah bagaimana doa agar dosa orang tua kita diangkat Allah dan dihindarkan dari siksa kubur.
Rasulullah bersabda :
Bacalah doa ini tiga kali di depan kubur orang tua kita :
Allahumma bihaqqi sayyidina Muhammadin wa aali Muhammadin laa tu’adzib haadzalmayyit.
Baca tiga kali dan jatah siksa kedua orang tua nya akan diangkat oleh Allah.
Ingatlah, bahwa salah satu amalan yang tidak putus hingga nanti ada tiga, salah satunya adalah doa anak saleh yang tidak putus-putus mendoakan orang tua, mendoakan kita semua kelak. Amin amin amin ya rabbal’alamin.
Semoga Allah kabulkan kita semua memiliki dzurriyah atau keturunan yang senantiasa mendoakan kita sampai kapanpun. Amin.
Allahumma Sallimna ya Allah
Sallimna ya Allah
Sallimna ya Rabbal’Alamin. []