• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Desa Damai Dapat Diwujudkan Tanpa Kekerasan dan Diskriminasi

dul dul
23/09/2022
in Aktual
0
Desa Damai Dapat Diwujudkan Tanpa Kekerasan dan Diskriminasi

Direktur Rahima, Pera Sopariyanti saat mengisi Seminar Dan Lokakarya di Jember-Jawa Timur, 22-23 September 2019.

93
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,– Tokoh agama yang memiliki cara pandang bias gender dinilai dapat menghambat terwujudnya desa damai. Pasalnya, dari pemahaman itulah, perempuan tak dilibatkan di ruang publik. Padahal perempuan pun memiliki peran penting dalam mewujudkan desa damai.

Direktur Rahima, Pera Sopariyanti mengatakan, sebagaimana laki-laki, perempuan pun harus dilibatkan untuk mewujudkan desa damai. Desa damai dapat diwujudkan jika desa tersebut tak terjadi kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak.

“Ini memang sebuah cita-cita besar untuk mewujudkan desa damai tanpa kekerasan khususnya pada buruh migran dan keluarganya,” kata Mbak Pera saat mengisi Seminar Dan Lokakarya di Jember-Jawa Timur, 22-23 September 2019.

Maka dari itu, perlu diberi penguatan kepada buruh migran dan keluarganya terkait pengasuhan anak yatim sosial seperti yang dilakukan Komunitas Tanoker. “Anak-anak yang ditinggal oleh ibu sebagai buruh migran. Kemudian membangun sistem asuhan secara gotong-royong,” ucapnya.

Selain itu, Rahima ingin memperlihatkan hak guna desa damai dengan memberikan materi pemahaman Islam adil gender dengan pendekatan mubadalah. Menurutnya, hal ini adalah sebuah cara untuk mewujudkan desa damai yang hakiki yang bisa dirasakan oleh semuanya.

Baca Juga:

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

“Nah disitu bagaimana soal penyadaran dan distribusi kesejahteraan kebaikan dan kedamaian bisa dirasakan semuanya,” tuturnya.

Ia mendorong ulama perempuan dan tokoh agama untuk melakukan perubahan secara kultur dan struktural dalam menghargai hak-hak perempuan. Mereka pun bisa belajar dari Komunitas Tanoker yang didirikan oleh Farha Ciciek.

“Didalam konstitusi pun laki-laki dan perempuan mempunyai posisi yang sama, yakni diberikan kebebasan, dan tidak ada diskriminasi,” tuturnya.

Senada, Founder Komunitas Tanoker, Ledokombo Jember-Jawa Timur, Farha Ciciek mengajak pemerintah, ulama dan masyarakat harus bekerja sama dan saling mengisi dalam membangun desa damai.

“Harapan dari jejaring para ulama perempuan ini akan memperkuat gerakan sosial dan keagamaan di Jatim. Karena kami sangat membutuhkannya,” akuinya.

Menurutnya, ulama perempuan itu bagian dari komponen yang sangat penting. Karena masyarakat memandang keulamaan adalah sesuatu yang mempunyai faktor legitimasi agama yang sangat besar.

“Usaha ini masyarakat dan pemerintah harus begandeng tangan untuk saling mengisi dalam rangka memuliakan desa,” katanya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Ma’shumy Bondowoso, Ny. Hj. Siti Ruqayyah menilai, kegiatan ini sangat bagus untuk pembelajaran dan nilai Pendidikan, karena sekarang sudah bukan saatnya berteori saja.

Lebih lanjut lagi, kegiatan ini juga sangat penting untuk membuka wawawasan publik figur atau sebagai tokoh agama sehingga tidak hanya sekedar wacana dalam membangun desa secara fisik tetapi lebih mencoba bagaimana memanusiakan manusia.

“Tapi bagaimana realitas untuk menciptakan desa damai yang salah satunya ada hubungan dengan penafsiran agama sehingga penting seperti yang disampaikan oleh beberapa narasumber lokakarya,” tutupnya. (DUL)

dul

dul

Orang biasa

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID