Mubadalah.id – Nabi Muhammad telah memberikan banyak teladan kepada kita semua. Termasuk perilaku beliau yang menyambut ceria kehadiran perempuan.
Perilaku menyambut ceria itu tercatat dalam sebuah hadis shahih Bukhari.
Aisyah Ra. berkata, “Nabi Muhammad Saw sering menyambut putrinya Fatimah Ra. (yang berkunjung), “Selamat datang, Putriku.”
Ummu Hani, juga berkata, Ketika aku mendatangi Nabi Muhammad Saw ia pasti menyongsong, “Selamat datang Ummu Hani?” (Shahih al-Bukhari).
Secara umum, hadis di atas, seperti dikutip dalam buku Hadis Shahih karya Faqihuddin Abdul Kodir, mengajak kita untuk menyambut kedatangan seseorang ke rumah kita dengan ceria dan suka cita.
Menunjukkan keceriaan menurut Kang Faqih, adalah bentuk penghormatan dan perbuatan mulia. Sama halnya dengan senyum, mengajak bicara, dan menjamu tamu yang datang.
“Keceriaan kita pasti akan menular pada sang tamu dan akan membuka jalan kebahagiaan, kepada kita sendiri dan orang lain,” tulis Kang Faqih.
Akan tetapi, Kang Faqih menceritakan bahwa kisah perilaku Nabi Saw terkesan biasa saja jika diceritakan sekarang. Tetapi, pada masanya, cerita ini adalah sangat monumental.
Dalam berbagai catatan hadis, lanjut Kata Kang Faqih, orang-orang Arab pada saat itu tidak menganggap keberadaan perempuan, tidak mengajak mereka berbicara, apalagi melibatkan mereka dalam sebuah diskusi dalam keluarga sekalipun, tidak menyambut mereka dengan suka cita.
Bahkan, kata Kang Faqih, tidak sedikit dari mereka yang menganggap aneh ketika Nabi Muhammad Saw menunjukkan keceriaan karena bertemu dengan perempuan dan bercengkerama bersama mereka. Baik istri, anak, saudari, bibi, atau perempuan tetangga dan masyarakat biasa.
Akan tetapi, dalam berbagai kisah yang dicatat kitab-kitab hadis, Nabi Muhammad Saw ketika bercengkerama, justru biasa membiarkan istrinya berbicara dengan suara lantang sekalipun.
Sementara para sahabat, terutama ayah dari sang istri, menghardik dan menganggapnya tidak sopan. “Nabi Muhammad Saw malah tersenyum.”
Bahkan, istri para sahabat pernah memuji beliau, “Nabi memang jauh lebih santun dibanding dirimu,” dengan menunjuk kepada Umar bin Khathab Ra,” jelasnya. (Rul)