Mubadalah.id – Salah satu ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa persamaan visi adalah pilar penting membangun keluarga.
Dengan persamaan visi itu, menurut Bu Nyai Badriyah, segala ujian hidup bisa menjalaninya secara bersama dengan pola pikir dan arah tujuan yang sama.
Dengan kesamaan visi pula anugerah yang Allah berikan dan menyikapinya dan mengelolanya secara bersama dengan rasa syukur dan kesadaran penuh akan adanya pertanggungjawaban di hari kemudian. (Baca juga: Benteng Kelanggengan Dalam Perkawinan)
Bu Nyai Badriyah menceritakan, pernah kita membayangkan andai kata Ismail As menolak perintah Allah yang diciptakan pada Ayahanda, Ibrahim As?.
Atau Siti Hajar yang sudah dilahirkan dan membesarkan Ismail dengan segala perjuangan tidak rela anaknya yang sangat menyejukkan hati disembelih?.
Menurut rasa yang umum, kata Bu Nyai Badriyah, wajar jika Ismail dan Hajar menolak perintah yang maha berat itu. (Baca juga: Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (3))
Tapi rupanya keluarga Nabi Ibrahim bukanlah sekeluarga biasa. Ketaatan mereka kepada Allah sangat luar biasa, hingga mencapai . tertinggi kepasrahan manusia kepada Tuhannya.
Keluarga Nabi Ibrahim As adalah contoh nyata keluarga satu visi. Kesatuan visi inilah yang menoreh sejarah emas dunia.
Kita yang hidup beradab kemudian tetap merasakan kehadiran keluarga Nabi Ibrahim sebagai acuan membangun keluarga. (Rul)