• Login
  • Register
Rabu, 30 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Maqashid Syari’ah Mengenai Hak Anak

Pertama, prinsip hifzh al-nafs bisa menjadi kerangka bagi indikator-indikator dari Klaster Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan. Kalster ini bisa menyusunya melalui Pemerintah Indonesia dalam perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak

Redaksi Redaksi
18/10/2022
in Hikmah
0
Maqashid Syari'ah

Maqashid Syari'ah

739
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk argumentasi fatwa Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) maka perlu merumuskan kembali uraian lima prinsip universal (al-kulliyyat al-khams) dari maqashid syari’ah yang relevan dengan hak anak.

Rumusan ini bisa menjadi kerangka pembahasan hukum Islam tentang hak-hak anak dalam kehidupan yang kongkrit di era kontemporer kita sekarang.

Dengan kerangka maqashid syari’ah, diharapkan substansi dari hak-hak anak yang telah dibicarakan para ulama klasik dapat dikenali kembali dan kemudian diformulasikan ulang dalam konteks kontemporer kita sekarang.

Di bawah ini tawaran tentang uraian dari al-kulliyyat al-khams yang khusus hak-hak anak, sebagai kerangka maqashid syari’ah untuk pembahasan lebih lanjut.

Tiga Prinsip Maqashid Syari’ah

Pertama, prinsip hifzh al-nafs bisa menjadi kerangka bagi indikator-indikator dari Klaster Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan. Kalster ini bisa menyusunya melalui Pemerintah Indonesia dalam perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak, melalui Permen PPPA No. 12/2011.

Baca Juga:

Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati

Anak Bukan Milik Orang Tua

Mengasuh Anak dengan Penuh Kasih Sayang

Mengasuh Anak dengan Kasih Sayang, Bukan Kekerasan

Sementara, prinsip hifzh al-‘irdh, dengan konsep yang Audah tawarkan, bisa menjadi kerangka bagi Klaster Perlindungan Khusus untuk anak-anak yang dalam kondisi sangat rentan.

Misalnya, untuk anak-anak mengalami bencana alam, berhadapan dengan hukum. Kemudian, mempekerjakan anak dalam pekerjaan yang buruk, menjadi korban kekerasan. Lalu, perdagangan orang, pornografi, prostitusi, dan yang lain.

Kedua, hifzh al-Nasl (Perlindungan Keturunan dan Keluarga). Secara bahasa prinsip ini berarti perlindungan keturunan atau keluarga.

Tafsir kontemporer, seperti di atas, telah memformulasikan sebagai pembangunan keluarga sebagai unit kecil sosial yang kuat, tangguh, dan kondusif.

Dalam isu anak ini, ia bisa mendefinisikannya sebagai prinsip untuk melindungi dan memfasilitasi tumbuh kembang anak. Misalnya dalam lingkungan keluarga yang sehat, saling mendukung, dan saling mencintai.

Karena yang utama dari keluarga di sini adalah keluarga si anak yang alami. Pasalnya, anak masih sangat tergantung terhadap orang dewasa, maka keberadaan keluarga ini menjadi niscaya.

Ia juga bisa berarti keluarga pengganti, jika keluarga biologis langsungnya tidak ada, atau bisa berarti lembaga-lembaga asuh yang kredibel dan berkomitmen untuk menyelenggarakan pengasuhan dengan spirit keluarga alami, yang saling mendukung dan saling mencintai. (Rul)

Tags: anakhakHak anakKupiMaqashid Syariah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Pernikahan Perempuan yang

Perempuan Berhak Menolak Pernikahan yang Dipaksakan

30 Juli 2025
Menikah adalah hak

Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati

29 Juli 2025
Keheningan Batin

Keheningan Batin Menjadi Kunci Dalam Meditasi

29 Juli 2025
Perkawinan

Perempuan Berhak Memilih Pasangan dan Mengakhiri Perkawinan

29 Juli 2025
Rumah Tangga

Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

28 Juli 2025
Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami dan Istri

28 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • S-Line

    S-Line dan Pubertas Digital: Saat Tren Media Sosial Menjadi Cermin Krisis Literasi Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Politik Inklusif bagi Disabilitas Penting? 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Melawan Lupa terhadap Upaya Penghapusan Sejarah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perempuan Berhak Menolak Pernikahan yang Dipaksakan
  • Ajaran tentang Cinta Lingkungan dalam Lintas Iman
  • Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati
  • Keheningan Batin Menjadi Kunci Dalam Meditasi
  • Perempuan Berhak Memilih Pasangan dan Mengakhiri Perkawinan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID